Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria yang Tusuk Temannya di Tanah Abang Sakit Hati karena Dianggap Sepele dan Ditantang Berkelahi

Kompas.com - 27/03/2023, 10:27 WIB
Xena Olivia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Unit Reskrim Polsek Metro Tanah Abang mengungkap motif lain tersangka berinisial BI (39), penusuk pria asal Palembang berinisial PW (40) di kawasan Tanah Abang.

Pelaku sakit hati karena dianggap sepele dan malah ditantang berkelahi

“Pelaku sakit hati karena dianggap sepele dengan korban. Mereka sudah berteman lama dan sama-sama orang Palembang,” ujar Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang Kompol Kukuh Islami kepada Kompas.com, Minggu (26/3/2023).

Baca juga: 2 Kelompok Remaja Tawuran di Tanah Abang, Berawal Saling Ejek Saat Bangunkan Warga Sahur

Selain itu, BI dan PW adalah preman di Tanah Abang.

“Dua-duanya preman di Tanah Abang. Mereka pekerjaannya tidak jelas,” kata Kukuh.

Sebagai informasi, pelaku membunuh korban saat sedang minum minuman keras (miras) di sebuah warung di di trotoar depan Hotel Sudimampir, Jalan Jatibaru Raya, RT 003/RW 001, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Rabu (22/3/2023).

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Hady Putra Siagian mengatakan motif pembunuhan lantaran pelaku kesal ditantang oleh korban. Dalam keadaan mabuk, korban meracau dan menantang pelaku.

"Korban mengatakan, 'Saya tidak pernah takut dengan kamu'. Lalu, tersangka menjawab, 'Sudahlah jangan kayak gitu. Malu dilihat orang, buyan (bodoh) kamu dilihat banyak orang perangai (tingkah laku kayak gitu)'," tutur dia.

Baca juga: Kebengisan Pria Bunuh Teman di Tanah Abang Saat Sama-sama Mabuk, Tak Terima Dengar Korban Meracau

Setelah itu, korban kembali menantang pelaku dengan bertanya, "Mau kamu apa?'".

"Akhirnya tersangka menusuk punggung korban sebanyak enam kali hingga jatuh dalam posisi terlentang dan menggorok lehernya," ujar Hady.

Hady mengatakan, pelaku tidak terima dengan pernyataan korban. Pelaku menusuk korban dengan belati yang memang biasa dibawanya setiap hari.

"Memang kebiasaan (belati) dibawa pelaku untuk berjaga diri," ujar dia.

Setelah membunuh korban, pelaku sempat lari ke Merak untuk kabur ke wilayah Sumatera Selatan. Dia membuang belati dan pakaian yang dikenakannya ke laut.

Baca juga: Ditantang Saat Sedang Mabuk, Pria di Tanah Abang Tusuk Kawannya Sebanyak Enam Kali

Saat konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Pusat Jumat sore, polisi menunjukkan barang bukti berupa topi, kaus lengan panjang, jaket, celana panjang, dan ikat pinggang milik pelaku.

Atas perbuatannya, pelaku terancam pidana Pasal 338 KUHP, Pasal 351 ayat 3 KUHP dan Pasal 354 ayat 2 KUHP dengan minimal kurungan 15 tahun dan maksimal hukuman mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Usai Insiden Lift Macet, Wisata Gedung Tertinggi Jakarta Tetap Beroperasi
Usai Insiden Lift Macet, Wisata Gedung Tertinggi Jakarta Tetap Beroperasi
Megapolitan
Kasatpol PP Bekasi Tegur Anak Buah yang Hentikan Paksa Proyek Sekolah
Kasatpol PP Bekasi Tegur Anak Buah yang Hentikan Paksa Proyek Sekolah
Megapolitan
Kebakaran Bus Bekas di Rawa Buaya Bukan Milik Transjakarta Lagi
Kebakaran Bus Bekas di Rawa Buaya Bukan Milik Transjakarta Lagi
Megapolitan
Samsat Ciputat Diserbu Warga Jelang Berakhirnya Pemutihan Pajak Kendaraan
Samsat Ciputat Diserbu Warga Jelang Berakhirnya Pemutihan Pajak Kendaraan
Megapolitan
Ironi Denden Imadudin: Dulu Aktif Jadi Saksi Ahli, Kini Terdakwa Judol Komdigi
Ironi Denden Imadudin: Dulu Aktif Jadi Saksi Ahli, Kini Terdakwa Judol Komdigi
Megapolitan
Pramono Klaim Harga Beras di Jakarta Stabil Meski Minim Lahan Pertanian
Pramono Klaim Harga Beras di Jakarta Stabil Meski Minim Lahan Pertanian
Megapolitan
Pria di Grogol Petamburan Tertangkap Basah Curi Lampu Billboard
Pria di Grogol Petamburan Tertangkap Basah Curi Lampu Billboard
Megapolitan
Penampakan 50 Bangkai Bus Transjakarta yang Hangus Dilahap Api
Penampakan 50 Bangkai Bus Transjakarta yang Hangus Dilahap Api
Megapolitan
Saat Doa Ahok untuk Sang Adik Terkabul...
Saat Doa Ahok untuk Sang Adik Terkabul...
Megapolitan
Warga Sempat Dengar Ledakan Berkali-kali Saat Kebakaran Bus Bekas Transjakarta
Warga Sempat Dengar Ledakan Berkali-kali Saat Kebakaran Bus Bekas Transjakarta
Megapolitan
Sempat Dihentikan Paksa Satpol PP, Proyek Sekolah di Bekasi Dilanjutkan
Sempat Dihentikan Paksa Satpol PP, Proyek Sekolah di Bekasi Dilanjutkan
Megapolitan
Pramono: Jakarta Akan Lebih 'Colorful' di Era Pemerintahan Saya
Pramono: Jakarta Akan Lebih "Colorful" di Era Pemerintahan Saya
Megapolitan
Blak-blakan Adik Ahok Sempat Ingin Batalkan Pernikahan karena Takut
Blak-blakan Adik Ahok Sempat Ingin Batalkan Pernikahan karena Takut
Megapolitan
Oknum Satpol PP Hentikan Paksa Proyek Sekolah di Bekasi, Alasannya untuk Kantor RW
Oknum Satpol PP Hentikan Paksa Proyek Sekolah di Bekasi, Alasannya untuk Kantor RW
Megapolitan
Banyak Luka di Tubuh Anak yang Diduga Dibuang di Pasar Kebayoran Lama
Banyak Luka di Tubuh Anak yang Diduga Dibuang di Pasar Kebayoran Lama
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau