Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bima, Bekas Anak Punk yang Istikamah Hapus Tato demi Kembali Suci

Kompas.com - 13/04/2023, 21:38 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Eks anak punk bernama Bima Abdul Sholeh mendedikasikan sisa hidupnya untuk menghapus tato yang terajah di sekujur tubuhnya.

Bima menyisihkan waktunya untuk menghapus tato dalam program hapus tato gratis di lingkungan Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Kamis (13/4/2023).

"Selama ada program penghapusan tato gratis, saya akan terus mendatanginya sampai diri ini kembali suci (tanpa tato)," ujarnya saat ditemui di selasar Masjid Darul Jannah yang menjadi lokasi penghapusan tato.

Baca juga: Pria Ini Mengerang Kesakitan Saat Tatonya Dihapus Pakai Laser

Bima mengatakan, tekadnya sudah bulat untuk menghapus seluruh gambar atau lukisan yang menempel di kulit tubuhnya.

Ia meyakini bahwa Yang Maha Kuasa telah memberinya hidayah untuk kembali ke jalan yang lurus.

Oleh karena itu, Bima berupaya istikamah menghapus tato sekalipun gambar-gambar itu memiliki makna yang mendalam untuknya.

"Hapus tato memang datang dari hati, enggak ada pengaruh faktor lain. Makanya saya sekarang intinya selalu mengucap niat. Innamal a'malu binniyat atau sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niat. Jika niat kita baik, insya Allah ada jalan," tutur dia.

Baca juga: Saat Hapus Tato Jauh Lebih Sakit dari Menato, Lutfi Merasa Terbakar, Keringatnya Bercucuran...

Pria berusia 35 tahun itu telah mendatangi dua lokasi penghapusan tato gratis selama bulan Ramadhan.

Sebelum mengunjungi lokasi penghapusan tato gratis di kawasan Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, ia lebih dulu mengunjungi Kantor Wali Kota Jakarta Pusat untuk mengikuti program serupa.

Selain itu, ia juga aktif mengajak rekan sepermainannya yang dulu pernah berada di jalanan untuk hijrah. Termasuk untuk menghapus tato.

"Semua manusia kan terlahir bersih, makanya saya mengajak teman-teman yang lain untuk ikut (hapus tato) agar kembali suci," beber Bima.

Baca juga: Hapus Tato Rasanya seperti Terbakar, Peserta Pikir-pikir untuk Melakukannya Lagi

Menyoal perjalanan hidupnya, Bima mengaku sudah aktif merajah tubuhnya sejak 10 tahun.

Awalnya hanya satu tato yang diukir, namun lambat laun semakin bertambah seiring meluasnya lingkaran pertemanan di kalangan anak punk.

Ia bahkan sampai menato bagian mukanya karena jiwa mudanya begitu bergejolak.

Baca juga: Kata-kata Terakhir Pilot Air India Sebelum Pesawat Jatuh di Permukiman Ahmedabad

Rasa penasarannya yang begitu tinggi perihal 'rasanya' ditato di area kepala menjadi pelecut semangatnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
PSI Usul Insentif via JAKI bagi Pengguna Transportasi Umum di Luar Jam Sibuk
PSI Usul Insentif via JAKI bagi Pengguna Transportasi Umum di Luar Jam Sibuk
Megapolitan
Wacana Swasta Naik Transportasi Umum Tiap Rabu, Jam Masuk Kantor Diusulkan Fleksibel
Wacana Swasta Naik Transportasi Umum Tiap Rabu, Jam Masuk Kantor Diusulkan Fleksibel
Megapolitan
Wajib Transportasi Umum untuk PNS Jakarta Tiap Rabu Dinilai Perlu Sistem Rotasi
Wajib Transportasi Umum untuk PNS Jakarta Tiap Rabu Dinilai Perlu Sistem Rotasi
Megapolitan
Jakarta Disebut Kota Serba Ada, tapi Pengangguran Tertinggi
Jakarta Disebut Kota Serba Ada, tapi Pengangguran Tertinggi
Megapolitan
3 Pohon Tumbang di Jakarta Dalam Sehari, dari Timpa Mobil hingga Bikin Macet
3 Pohon Tumbang di Jakarta Dalam Sehari, dari Timpa Mobil hingga Bikin Macet
Megapolitan
Susahnya Naik Transjakarta di Halte Cipulir: Lewati 74 Anak Tangga, Eskalator Mati
Susahnya Naik Transjakarta di Halte Cipulir: Lewati 74 Anak Tangga, Eskalator Mati
Megapolitan
Miftahul dan Keputusan Menukar Peruntungan dari Perkebunan Sawit dengan Bioflok
Miftahul dan Keputusan Menukar Peruntungan dari Perkebunan Sawit dengan Bioflok
Megapolitan
Setelah Viral Dua Hari, Eskalator Halte Cipulir Belum Juga Aktif
Setelah Viral Dua Hari, Eskalator Halte Cipulir Belum Juga Aktif
Megapolitan
Disdukcapil Tangerang Umumkan Legalisir Akta Tak Lagi Wajib untuk Daftar Sekolah
Disdukcapil Tangerang Umumkan Legalisir Akta Tak Lagi Wajib untuk Daftar Sekolah
Megapolitan
Macet Parah di Sawangan Depok, Truk Tak Kuat Nanjak Bikin Lalu Lintas Lumpuh
Macet Parah di Sawangan Depok, Truk Tak Kuat Nanjak Bikin Lalu Lintas Lumpuh
Megapolitan
Warga Ricuh di Disdukcapil Tangerang akibat Legalisir Akta Batal Jadi Syarat Sekolah
Warga Ricuh di Disdukcapil Tangerang akibat Legalisir Akta Batal Jadi Syarat Sekolah
Megapolitan
Pria di Depok Ditemukan Tewas dalam Mobil
Pria di Depok Ditemukan Tewas dalam Mobil
Megapolitan
Pohon Tumbang di Koja Akibat Angin Kencang, Tidak Ada Korban Jiwa
Pohon Tumbang di Koja Akibat Angin Kencang, Tidak Ada Korban Jiwa
Megapolitan
Anak yang Ditelantarkan di Kebayoran Lama Dirawat Enam Dokter di RS Polri
Anak yang Ditelantarkan di Kebayoran Lama Dirawat Enam Dokter di RS Polri
Megapolitan
Program Bantuan Kolam Ikan Perlu Libatkan Praktisi
Program Bantuan Kolam Ikan Perlu Libatkan Praktisi
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau