Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1,4 Kilogram Ganja Disita dari Jasa Ekspedisi, Gagal Kirim sehingga Pemilik Tak Tertangkap

Kompas.com - 14/04/2023, 14:42 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - BNN Kota Jakarta Selatan menggagalkan penyeludupan narkotika jenis ganja yang dikirim menggunakan jasa ekspedisi.

"Kami mengamankan 1,4 kilogram ganja siap pakai atau siap linting yang dikirim dari Kota Pekanbaru ke DKI Jakarta," ujar Kepala BNN Kota Jakarta Selatan Kombes (Pol) Gazali Ahmad dalam konferensi pers, Jumat (14/4/2023).

Ahmad mengatakan, 1,4 kilogram ganja yang disita terbagi atas dua buah paket. Masing-masing paket berisi ganja dengan berat kotor 700 gram.

Adapun isi dari kedua paket tersebut adalah tanaman jenis ganja kering utuh, yang masih terdiri dari daun, batang, hingga biji.

Baca juga: Polres Metro Depok Bakar 40 Kg Ganja dan Tembakau Sintetis, Api Berkobar Besar

"Ketika kami amankan, ganja-ganja tersebut dibungkus dengan rapi menggunakan lakban berwarna coklat dan dilapisi kotak sepatu untuk menyamarkan bentuk," ungkap Ahmad.

Sayangnya BNN Kota Jakarta Selatan gagal meringkus penerima dari paket berisi ganja kering tersebut.

Ahmad menduga, penerima paket yang diketahui berinisial J itu telah mencium gerak-gerik timnya.

"Penerima paket saat ini masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Kami akan terus menyelidiki kasus ini demi memberantas peredaran narkotika di wilayah Jakarta Selatan," tegas Ahmad.

Untuk diketahui, BNN Kota Jakarta Selatan mendapat informasi soal adanya dugaan penyelundupan paket berisi ganja pada 6 April 2023 lalu.

Baca juga: Wali Kota Tangsel Minta ASN Dinsos yang Ditangkap atas Dugaan Proyek Fiktif untuk Taati Proses Hukum

Setelah mendapat informasi, BNN Kota Jakarta Selatan kemudian menyisir beberapa lokasi yang kemungkinan menjadi tempat pertama yang disinggahi usai dikirimkan dari Provinsi Riau tersebut.

Dua paket berisi ganja itu lantas ditemukan mendarat untuk pertama kalinya di bilangan Tangerang, Banten.

Paket-paket tersebut ternyata bakal dikirimkan ke dua lokasi berbeda. Satu paket dikirimkan ke Kota Jakarta Selatan dan paket lainnya dikirimkan ke Jakarta Barat.

Namun penerima paket disinyalir adalah orang yang sama, yakni pria berinisial J.

"Kami akhirnya mengadakan namanya control delivery, kami coba selama tiga hari. Kami menunggu siapa yang akan mengambil barang ini," beber Ahmad.

Baca juga: Sebelum Ditangkap, Yudo Andreawan Diburu Sejumlah Tim Polda Metro karena Sering Bikin Onar

"Lalu selama itu juga kurir dari jasa pengiriman barang seperti biasa mencari alamat. Rupanya setelah tiba di kelurahan tersebut, alamatnya fiktif. RT dan RW ada, tapi nomor rumah tidak ada," tambah dia.

Kemudian, BNN Kota Jakarta Selatan memutuskan untuk menyita paket tersebut setelah percobaan pengiriman selalu gagal dalam tujuh hari akibat penerima paket tak kunjung menampakkan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Ngaku Polisi, 2 Pemuda yang Diteriaki Begal di Jakbar Tuduh Korban Pelaku Tawuran
Ngaku Polisi, 2 Pemuda yang Diteriaki Begal di Jakbar Tuduh Korban Pelaku Tawuran
Megapolitan
Total 2.732 Meter Kabel PJU di Koja Dicuri Tujuh Pelaku
Total 2.732 Meter Kabel PJU di Koja Dicuri Tujuh Pelaku
Megapolitan
Siap-siap, Transportasi Jakarta Bakal Terhubung Langsung ke Bandara
Siap-siap, Transportasi Jakarta Bakal Terhubung Langsung ke Bandara
Megapolitan
Tujuh Pelaku Bongkar Trotoar Sebelum Curi Kabel PJU di Koja
Tujuh Pelaku Bongkar Trotoar Sebelum Curi Kabel PJU di Koja
Megapolitan
Jersey Baru Persija Diluncurkan, Pramono: Prestasi Juga Harus Baru
Jersey Baru Persija Diluncurkan, Pramono: Prestasi Juga Harus Baru
Megapolitan
Jukir Liar yang Palak Pemotor di Bundaran HI Ternyata Seorang Residivis
Jukir Liar yang Palak Pemotor di Bundaran HI Ternyata Seorang Residivis
Megapolitan
Mengurai Misteri Kematian Diplomat Kemlu: Isi Tas, Ponsel, dan Kunci Kamar Kos
Mengurai Misteri Kematian Diplomat Kemlu: Isi Tas, Ponsel, dan Kunci Kamar Kos
Megapolitan
Tujuh Pencuri Buka Kulit Kabel PJU di Koja untuk Dijual
Tujuh Pencuri Buka Kulit Kabel PJU di Koja untuk Dijual
Megapolitan
Pramono Minta Manajemen Rebranding Ancol: Jangan Kayak Orang Tua Lah
Pramono Minta Manajemen Rebranding Ancol: Jangan Kayak Orang Tua Lah
Megapolitan
Ponsel Diplomat Kemlu Belum Ditemukan, Pertanda Apa?
Ponsel Diplomat Kemlu Belum Ditemukan, Pertanda Apa?
Megapolitan
10 Rumah di Pademangan Kebakaran, Diduga akibat Korsleting
10 Rumah di Pademangan Kebakaran, Diduga akibat Korsleting
Megapolitan
Jukir Palak Pemotor Rp 10.000 di Bundaran HI Negatif Narkoba
Jukir Palak Pemotor Rp 10.000 di Bundaran HI Negatif Narkoba
Megapolitan
Rute Transjakarta Blok M–Ancol Resmi Beroperasi, Gunakan Bus Listrik
Rute Transjakarta Blok M–Ancol Resmi Beroperasi, Gunakan Bus Listrik
Megapolitan
Sosiolog Kriminalitas: Pintu Slot dari Dalam Tak Jamin Diplomat Kemlu yang Mengunci
Sosiolog Kriminalitas: Pintu Slot dari Dalam Tak Jamin Diplomat Kemlu yang Mengunci
Megapolitan
Tumpahan Oli Proyek Sanitasi Jalan Sebabkan Pemotor Jatuh di Jakbar
Tumpahan Oli Proyek Sanitasi Jalan Sebabkan Pemotor Jatuh di Jakbar
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau