"Kita konsumsi lele dan mujair terus, padahal lele dan mujair lebih parah lagi, komponennya 80 persen impor. Kalau ibarat mesin, daging sama kepalanya impor. Yang buatan lokal, tulangnya saja," ujar Susi saat menjadi pembicara dalam rapat kerja Kemenhub, Rabu (10/12/2014).
Dia menjelaskan, biaya budidaya ikan lele dan mujair 80 persen berasal dari pakan ikan. Sementara itu, pakan ikan 99 persen diperoleh secara impor. Jadi, kata dia, budidaya ikan lele dan mujair sama saja dengan impor produk lele atau mujair langsung.
Menurut Susi, kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi ikan hasil budidaya sebenarnya bukanlah cermin masyarakat maritim. Seharusnya, kata dia, konsumsi ikan laut menjadi kebiasaan makan masyarakat Indonesia.
Namun, kebiasaan itu menurut Susi bukan salah masyarakat. Pasalnya, ikan-ikan dari laut Indonesia justru lebih banyak dicuri oleh kapal-kapal asing yang melakukan penangkapan ilegal.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!