Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taipan Indonesia Menangi Sengketa Lawan Miliarder Singapura

Kompas.com - 06/04/2015, 11:47 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Bisa jadi, Low Tuck Kwong, pemegang saham yang juga Komisaris Utama PT Bayan Resources Tbk (BYAN) tengah bersorak gembira. Pengusaha tambang batubara ini memenangkan sengketa senilai 132 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,7 triliun (kurs Rp 13.000 per dollar AS) melawan Sukamto Sia di Pengadilan Singapura.

Low Tuck Kwong adalah orang terkaya Indonesia urutan 30 di tahun 2014 versi Forbes. Sementara Sukamto adalah pebisnis dari Singapura yang tak lain menantu eks pemilik Bank Bira, Atang Latief.

Nah, selain memenangkan Low, The Straits Times edisi Rabu (1/4/2015), melaporkan, Hakim Pengadilan Tinggi Singapura, Belinda Ang juga memerintahkan Sukamto membayar 80.000 dollar AS kepada Low, karena telah mencemarkan nama baik taipan tersebut.

Kontan belum mendapatkan penjelasan resmi dari kubu Low maupun Sukamto. Jenny Quantero, Direktur BYAN menolak berkomentar atas kemenangan Low. "Itu urusan pribadi pemegang saham," tegasnya, Kamis (2/4/2015).

Ihwal sengketa dua taipan ini berawal tujuh tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan BYAN kala itu, Juli 2008, BYAN dan Low menerima somasi dari Sukamto.

Sukamto mengklaim bahwa Low ingkar janji memberikan 50 persen saham BYAN. Padahal, dia merasa Low harus memberi kompensasi atas pinjaman yang dia berikan kepada Low pada tahun 1996.

Mengutip isi putusan Pengadilan Singapura yang menyidang sengketa kedua taipan tersebut, Sukamto mengaku diajak Low berinvestasi bisnis batu bara di Indonesia. Sukamto menyatakan saat itu Low sedang kesulitan keuangan.

Masih menurut versi Sukamto, Low menjanjikan bisnis batu bara itu bisa bernilai 500 juta dollar AS  dalam tempo tujuh tahun sampai delapan tahun ke depan. Apalagi jika perusahaan yang bernama PT Bayan Resources itu masuk bursa saham.  Low disebut Sukamto juga berjanji memberikan 50 persen saham perusahaan batubara tersebut.

Tergiur atas janji itu, Sukamto mengklaim menyerahkan dananya kepada Low. Tapi belakangan, dia menuding Low ingkar janji.

Singkat cerita, hubungan keduanya kian meruncing. Juli 2008, Sukamto mengirim somasi kepada Low bahkan menyeretnya ke pengadilan di Singapura. Serangan Sukamto ini berlangsung beberapa saat sebelum Bayan Resources menggelar penjualan saham perdana atau initial public offering (IPO).

Gara-gara masalah ini pula agenda IPO perusahaan batubara ini sempat tertunda. Toh, Agustus 2008, Bayan Resources akhirnya sukses mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia. BYAN melepas 3,33 miliar unit saham di harga Rp 5.800 per saham.

Low juga berhasil mematahkan serangan Sukamto di Pengadilan Singapura. Tahun 2012, Pengadilan menolak gugatan Sukamto karena gagal membuktikan adanya perjanjian atau pengaturan dengan Low atas 50 persen saham Bayan.

Kemenangan pertama itu melegakan manajemen BYAN. "Perusahaan berkeyakinan klaim tersebut tak berdampak pada laporan keuangan konsolidasi grup," tulis manajemen BYAN dalam laporan keuangannya kala itu.

Mendapat angin, Low balik menggugat Sukamto. Dia menuding Sukamto telah mencemarkan nama baiknya. Tak kepalang tanggung, Low menggugat Sukamto dan menuntut 132 juta dollar AS.

Sekali lagi, Low menang. Barubaru ini, Pengadilan Tinggi Singapura memenangkan gugatannya dan denda tambahan 280.000 dollar AS kepada Sukamto Sia. (Yuwono Triatmodjo)

baca juga: Ini 22 Miliarder Indonesia yang Masuk Daftar Orang Terkaya di Dunia

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Berikan Opinimu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
BSI Ungkap Rencana Buka Cabang di Jeddah, Targetkan Beroperasi 2026
BSI Ungkap Rencana Buka Cabang di Jeddah, Targetkan Beroperasi 2026
Keuangan
IHSG Hari Ini Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Kamis
IHSG Hari Ini Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Kamis
Cuan
Bukan Karena Hoki, Ini 7 Kebiasaan Orang yang Sukses di Pasar Saham
Bukan Karena Hoki, Ini 7 Kebiasaan Orang yang Sukses di Pasar Saham
Ekbis
Wall Street Ditutup Bervariasi, Indeks S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor Intraday
Wall Street Ditutup Bervariasi, Indeks S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor Intraday
Cuan
Seloroh Purbaya Soal Sebulan Jadi Menkeu: Capek Juga ya, di LPS Lebih Santai
Seloroh Purbaya Soal Sebulan Jadi Menkeu: Capek Juga ya, di LPS Lebih Santai
Ekbis
Mau Investasi Emas Saat Harganya Tinggi? Perhatikan Hal-hal Ini
Mau Investasi Emas Saat Harganya Tinggi? Perhatikan Hal-hal Ini
Cuan
IHSG Koreksi, Investor Bisa Akumulasi Saham Fundamental
IHSG Koreksi, Investor Bisa Akumulasi Saham Fundamental
Cuan
CEO Nvidia Kaget AMD Rela Lepas 10 Persen Saham untuk OpenAI
CEO Nvidia Kaget AMD Rela Lepas 10 Persen Saham untuk OpenAI
Ekbis
Jadi Bos LPS, Anggito Abimanyu Janji Mau Banyak Belajar Jaga Stabilitas Keuangan
Jadi Bos LPS, Anggito Abimanyu Janji Mau Banyak Belajar Jaga Stabilitas Keuangan
Ekbis
Ekspor Udang ke AS Tetap Jalan, Pemerintah Siapkan MoU Sertifikasi dengan FDA
Ekspor Udang ke AS Tetap Jalan, Pemerintah Siapkan MoU Sertifikasi dengan FDA
Ekbis
Emas dan Perak Kompak Cetak Rekor, Investor Ramai-ramai Cari Aset Aman
Emas dan Perak Kompak Cetak Rekor, Investor Ramai-ramai Cari Aset Aman
Ekbis
Bocoran Menkeu Purbaya: Bakal Ada Stimulus Ekonomi Baru buat Rakyat
Bocoran Menkeu Purbaya: Bakal Ada Stimulus Ekonomi Baru buat Rakyat
Ekbis
OJK dan Kemenparekraf Genjot Pembiayaan Berbasis Kekayaan Intelektual Lewat Hackathon
OJK dan Kemenparekraf Genjot Pembiayaan Berbasis Kekayaan Intelektual Lewat Hackathon
Keuangan
Bisnis Keluarga Hadapi Ujian Regenerasi di Tengah Ketidakpastian Global
Bisnis Keluarga Hadapi Ujian Regenerasi di Tengah Ketidakpastian Global
Ekbis
Koleksi Penghargaan Bergengsi, Bumi Aki Signature Jadi Destinasi Kuliner Standar Global
Koleksi Penghargaan Bergengsi, Bumi Aki Signature Jadi Destinasi Kuliner Standar Global
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kompas.com

Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru! Jangan lewatkan update berita dari Kompas.com.