Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Lima Tahun, Jokowi Prioritaskan Pembangunan Usaha Padat Karya

Kompas.com - 30/03/2016, 21:30 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber KompasTV

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan bahwa pemerintah fokus mendorong pelaku usaha membangun usaha padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja.

Menurut dia, saat ini sekitar 66 persen sumber daya manusia (SDM) Indonesia masih berpendidikan SD-SMP.

"Kita bangun industri disitu, nggak ada yang lain. Misal industri garmen, alas kaki, atau handycraft, rotan, mebel," kata Jokowi dalam acara dialog publik dengan tema "Membangun Ekonomi Indonesia yang Berdaya Saing", yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Balai Kartini, Jakarta (30/3/2016).

Lebih lanjut, fokus di industri padat karya menjadi fokus jangka pendek lima tahun pemerintahan Jokowi. "Meskipun pada tahapan berikutnya kita ingin masuk ke industri yang lain," ujar Jokowi.

Dalam dialog tersebut, Jokowi menjawab pertanyaan Rosan Roeslani, Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) mengenai skala prioritas dan industri prioritas yang ingin dibangun oleh pemerintah.

Hal itu penting, sebagai patokan Kadin untuk turut berpartisipasi mendorong pembangunan nasional dan meningkatkan daya saing nasional.

"Di Jepang dan Korea, skala prioritas dibangun 4 tahun - 5 tahun. pemerintahnya memberikan gambaran industri apa yang akan dibangun. Sehingga sarana dan prasarana dan pembiayaan infrastruktur bisa mengarah kesana," kata dia.  

Kompas TV Jokowi: BPD Seharusnya Bangun SInergi "Holding"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Batas Waktu Negosiasi Makin Dekat, RI Tawarkan Impor-Investasi Rp 550 Triliun ke AS
Batas Waktu Negosiasi Makin Dekat, RI Tawarkan Impor-Investasi Rp 550 Triliun ke AS
Ekbis
Nikson Silalahi Ditunjuk Jadi Komisaris Utama PLN Energi Primer
Nikson Silalahi Ditunjuk Jadi Komisaris Utama PLN Energi Primer
Energi
HAEI Genap 48 Tahun, Ingin Jadi Pilar SDM Teknologi Nasional
HAEI Genap 48 Tahun, Ingin Jadi Pilar SDM Teknologi Nasional
Ekbis
Negosiasi Tarif Resiprokal, Indonesia Bakal Impor Energi dan Agrikultur dari AS Senilai 34 Miliar Dollar AS
Negosiasi Tarif Resiprokal, Indonesia Bakal Impor Energi dan Agrikultur dari AS Senilai 34 Miliar Dollar AS
Ekbis
Surabaya, Solo, dan Palembang Bakal Punya Pembangkit Energi dari Sampah, Didanai Danantara
Surabaya, Solo, dan Palembang Bakal Punya Pembangkit Energi dari Sampah, Didanai Danantara
Ekbis
Airlangga Sebut RI Bakal Beli Migas dari AS Senilai Rp 251 Triliun
Airlangga Sebut RI Bakal Beli Migas dari AS Senilai Rp 251 Triliun
Ekbis
Bappenas Targetkan Tingkat Kemiskinan Ekstrem Nol Persen pada 2026
Bappenas Targetkan Tingkat Kemiskinan Ekstrem Nol Persen pada 2026
Ekbis
Kredit Macet KPR Tembus Rekor Tertinggi dalam Empat Tahun, BTN dan BCA Akui Tertekan
Kredit Macet KPR Tembus Rekor Tertinggi dalam Empat Tahun, BTN dan BCA Akui Tertekan
Ekbis
IHSG Tergelincir di Akhir Perdagangan ke 6.878, Rupiah Menguat ke Rp 16.195
IHSG Tergelincir di Akhir Perdagangan ke 6.878, Rupiah Menguat ke Rp 16.195
Ekbis
Bank BJB Syariah Siapkan IPO, Targetkan Dana Rp 1,2 Triliun
Bank BJB Syariah Siapkan IPO, Targetkan Dana Rp 1,2 Triliun
Ekbis
Target Ekonomi 2026 Tembus 6,3 Persen, Investasi Diperlukan Rp 8.297 Triliun
Target Ekonomi 2026 Tembus 6,3 Persen, Investasi Diperlukan Rp 8.297 Triliun
Ekbis
Outlook Ekonomi 2025: Pertumbuhan Turun, Rupiah Tembus Rp 16.800
Outlook Ekonomi 2025: Pertumbuhan Turun, Rupiah Tembus Rp 16.800
Ekbis
Mari Elka Pangestu: Indonesia Sepertinya Sulit Dapat Tarif 0 Persen dari AS
Mari Elka Pangestu: Indonesia Sepertinya Sulit Dapat Tarif 0 Persen dari AS
Ekbis
Catat, Ini Passing Grade SKD SPMB PKN STAN 2025
Catat, Ini Passing Grade SKD SPMB PKN STAN 2025
Ekbis
Harga Elpiji 3 Kg Bakal Disamaratakan Mulai 2026, Pertamina Tunggu Aturan Resmi
Harga Elpiji 3 Kg Bakal Disamaratakan Mulai 2026, Pertamina Tunggu Aturan Resmi
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau