Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Panama Papers", Skandal Kebocoran Data Keuangan Terbesar

Kompas.com - 05/04/2016, 05:00 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Koalisi media internasional pada Minggu (3/4/2016) kemarin, membocorkan dokumen-dokumen hasil investigasi terbesar dari yang pernah ada. Dokumen yang dinamai Panama Paper itu merupakan dokumen yang dibocorkan oleh sejumlah sumber anonim.

Isi dokumen tersebut merupakan data mengenai transaksi keuangan para miliarder dan orang terkenal di luar negeri.

Bagaimana dokumen ini bisa bocor ke publik? Pertama kali, dokumen ini diperoleh surat kabar Jerman, Suddeutsche Zeitung. Baru kemudian diteruskan kepada  "International Consortium of Investigative Journalists" (ICIJ).

Baca juga: Koperasi Merah Putih di Tuban Ditutup 1 Hari Usai Diresmikan, Perusahaan Mitra Tarik Semua Barang

Ini merupakan sebuah kelompok wartawan investigasi dengan keanggotaan lebih dari 100 media partner seluruh dunia.

ICIJ membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk mengubah data-data yang mereka dapat dengan total 11,5 juta dokumen terenkripsi agar bisa diekspos.

Data itu meliputi transaksi rahasia keuangan para pimpinan politik dunia, skandal global, dan data detil mengenai perjanjian keuangan tersembunyi oleh para pengemplang dana, pengedar obat-obatan terlarang, miliarder, selebriti, bintang olahraga, dan lainnya.

Baca juga: Saksi Sebut Dirut BUMN Minta Direksi Patungan Beli Emas, Diserahkan ke Kementerian BUMN

Dapat dikatakan, bocornya data ini merupakan yang terbesar dalam sejarah dunia. Sebab, data tersebut meliputi data selama 40 tahun dari sebuah perusahaan firma hukum yang namanya tak banyak dikenal namun sangat berkuasa di Panama.

Perusahaan itu bernama Mossack Fonseca. Mossack memiliki kantor cabang di lebih dari 35 lokasi di seluruh dunia.

Firma Mossack Fonseca sendiri mengklaim mereka telah beroperasi selama 40 tahun dan tidak pernah sekali pun melanggar hukum.

Baca juga: Baru Diresmikan, Sejumlah Pengurus Koperasi Merah Putih di Bondowoso Justru Mendadak Mundur

Nah, yang menarik, analisis ICIJ menampilkan informasi dari lebih 214.000 perusahaan di kawasan surga pajak di lebih dari 200 negara dan teritori.

Data tersebut meliputi email, laporan keuangam. paspor, rahasia perusahaan yang menampilkan rekening rahasia para pemilik bank dan perusahaan, termasuk Nevada, Hong Kong, dan British Virgin Islands.

Mengutip situs www.tempo.co.id, dokumen yang diperoleh konsorsium jurnalis global ini mengungkapkan keberadaan perusahaan di kawasan surga pajak (offshore companies) yang dikendalikan perdana menteri dari Islandia dan Pakistan, Raja Arab Saudi, dan anak-anak Presiden Azerbaijan.

Baca juga: Cara Cek PIP Lewat Aplikasi SIPINTAR, Cukup Masukkan NISN dan Nama Ibu

Ada juga perusahaan gelap yang dikendalikan sedikitnya 33 orang dan perusahaan yang masuk daftar hitam pemerintah Amerika Serikat karena hubungan sebagian dari mereka dengan kartel narkoba Meksiko, organisasi teroris seperti Hezbollah atau terkoneksi dengan negara yang pernah mendapat sanksi internasional seperti Korea Utara dan Iran.

Sekadar informasi, satu-satunya media di Indonesia yang terlibat dalam proyek investigasi ini adalah Tempo.

Untuk membaca lebih lanjut mengenai Panama Papers, Anda bisa melihatnya di https://panamapapers.icij.org/.  (Barratut Taqiyyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ada Dugaan Pengancaman, Erika Carlina Laporkan DJ Panda ke Polisi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau