Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Permintaan Uang Rupiah Emisi 2016, Apa yang Dilakukan BI?

Kompas.com - 12/06/2017, 14:20 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang hari raya Idul Fitri, permintaan uang tunai mengalami tren meningkat sepanjang tahun. Hal ini sejalan dengan peningkatan kebutuhan uang tunai masyarakat untuk merayakan Lebaran.

Tahun ini diprediksi peningkatan kebutuhan uang tunai mencapai 17 persen. Permintaan akan uang rupiah tahun emisi tahun 2016 pun terus meningkat, lantaran masih banyak masyarakat yang penasaran dengan rupa uang baru tersebut.

Akan tetapi, kecenderungannya adalah uang rupiah tahun emisi 2016 belum dapat diperoleh dengan mudah. Lalu, bagaimana upaya yang ditempuh Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas pengedar uang rupiah?

Baca juga: Saat Gibran Menolak Permintaan Titiek Soeharto...

Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyebut, bank sentral sudah mendistribusikan uang tunai untuk kebutuhan Lebaran ke seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, BI juga bekerja sama dengan 600 titik kantor bank untuk menyediakan layakan penukaran uang.

"Bagi masyarakat yang ingin menukar uang bisa di 600 titik yang disiapkan perbankan," ujar Agus di kantornya di Jakarta, Senin (12/6/2017).

Terkait peredaran uang rupiah tahun emisi 2016 yang belum terlalu mudah diperoleh masyarakat, Agus menyatakan bank sentral tentu akan mempersiapkannya dan mengedarkannya kepada masyarakat. Akan tetapi, hal ini dilakukan secara bertahap.

Baca juga: Sesumbar Roy Suryo soal Ijazah Palsu, Kubu Jokowi Anggap Tak Buktikan Apa-apa

Pasalnya, imbuh Agus, pada saat uang rupiah tahun emisi 2016 diedarkan kepada masyarakat, tidak ada penarikan uang rupiah tahun emisi sebelumnya. Dengan kata lain, tidak dilakukan penarikan khusus terhadap uang rupiah yang telah lebih dahulu beredar.

"Semua uang yang beredar masih resmi beredar, tidak ada penarikan khusus. Jadi itu dilakukan secara bertahap," jelas Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
RI-AS Sepakat Intensifkan Negosiasi Tarif Trump 32 Persen
RI-AS Sepakat Intensifkan Negosiasi Tarif Trump 32 Persen
Ekbis
Hermanto Tanoto Bakal Kembali Antar Perusahaan ke Lantai Bursa, Ini Bocorannya
Hermanto Tanoto Bakal Kembali Antar Perusahaan ke Lantai Bursa, Ini Bocorannya
Cuan
Pintu Laut Enggano Terbuka Lagi, Logistik dan BBM Tak Lagi Tersendat
Pintu Laut Enggano Terbuka Lagi, Logistik dan BBM Tak Lagi Tersendat
Ekbis
Daftar 26 Wakil Menteri Jadi Komisaris BUMN, Termasuk Taufik Hidayat
Daftar 26 Wakil Menteri Jadi Komisaris BUMN, Termasuk Taufik Hidayat
Ekbis
Strategi dan Tips Beli Saham Murah agar Cuan
Strategi dan Tips Beli Saham Murah agar Cuan
Cuan
Wamenkop Khawatir Kopdes Merah Putih Untung, Warga Desa Tetap Miskin
Wamenkop Khawatir Kopdes Merah Putih Untung, Warga Desa Tetap Miskin
Ekbis
Keuntungan dan Risiko Beli Saham Murah, Pemula Harus Tahu
Keuntungan dan Risiko Beli Saham Murah, Pemula Harus Tahu
Cuan
Mengenal Pemilik Aquviva, Air Mineral Baru yang Ramaikan Pasar AMDK
Mengenal Pemilik Aquviva, Air Mineral Baru yang Ramaikan Pasar AMDK
Ekbis
Dukung Pengembangan Infrastruktur Gas Bumi, PGN Tingkatkan Konektivitas dan Keandalan Pasokan
Dukung Pengembangan Infrastruktur Gas Bumi, PGN Tingkatkan Konektivitas dan Keandalan Pasokan
Energi
Diantika Biotekindo (CHEK) Resmi Listing di Bursa, Saham Langsung Naik 34,38 Persen
Diantika Biotekindo (CHEK) Resmi Listing di Bursa, Saham Langsung Naik 34,38 Persen
Cuan
Ingin Kerja Sama Ekonomi dengan Amerika Selatan, Prabowo Minta Bantuan Presiden Brasil
Ingin Kerja Sama Ekonomi dengan Amerika Selatan, Prabowo Minta Bantuan Presiden Brasil
Ekbis
Usai Melantai di Bursa, Saham Prima Multi Usaha Indonesia (PMUI) Cetak ARB
Usai Melantai di Bursa, Saham Prima Multi Usaha Indonesia (PMUI) Cetak ARB
Cuan
Pelaku Usaha Optimis Ekonomi RI Tetap Membaik, Ini Sederet Tugas Pemerintah
Pelaku Usaha Optimis Ekonomi RI Tetap Membaik, Ini Sederet Tugas Pemerintah
Ekbis
Soal Tarif Trump, Menhub Usul Hapus Bea Masuk Komponen Pesawat dari AS
Soal Tarif Trump, Menhub Usul Hapus Bea Masuk Komponen Pesawat dari AS
Ekbis
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Dikaji Ulang, Pemerintah Cari Skema Tanpa APBN
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Dikaji Ulang, Pemerintah Cari Skema Tanpa APBN
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau