Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PHK Karyawan, Bagaimana Kondisi Keuangan Bukalapak?

Kompas.com - 11/09/2019, 19:13 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu perusahaan rintisan (startup)  yang telah menyandang status unicorn di Indonesia, Bukalapak, dikabarkan bakal melakukan aksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal terhadap karyawannya.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, karyawan yang terkena PHK sebanyak 100 dari keseluruhan 2.600 karyawan.

Adapun Chief of Strategy Officer of Bukalapak Teddy Oetomo mengungkapkan efisiensi agar perusahaan bisa mencetak untung menjadi salah satu alasan dari PHK tersebut.

Lalu, bagaimana sebenarnya kondisi keuangan Bukalapak?

Baca juga: Bukalapak Dikabarkan PHK Karyawan, Ada Apa?

Berdasarkan penelusuran Kompas.com dalam laporan keuangan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), kinerja keuangan Bukalapak sedikit tertahan dalam satu tahun terakhir.

Bukalapak membukukan pendapatan sebesar Rp 69,76 miliar sepanjang semester I 2019. Sementara tahun lalu, Bukalapak berhasil mencatatkan pendapatan hingga Rp 119,05 miliar.

Selain itu, beban pokok pendapatan justru melonjak dari hanya Rp 3,83 miliar pada tahun 2018 dan melonjak hingga 12 kali lipat menjadi Rp 37,73 miliar pada semester I tahun ini.

Utang perusahaan pun mengalami lonjakan dari sebesar Rp 56,8 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 84,3 miliar tahun ini.

Baca juga: Bukalapak soal Kabar PHK: Penataan Diri Perusahaan Harus Dilakukan

Adapun untuk utang lain-lain, perusahaan mencatatkan pertumbuhan, yaitu dari Rp 1,96 miliar menjadi Rp 2,95 miliar.

Entitas perusahaan PT Kreatif Media Karya yang merupakan anak perusahaan EMTK tersebut mencatatkan piutang usaha sebesar Rp 18,98 miliar, lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai Rp 34,26 miliar.

Di sisi piutang lain-lain, Bukalapak mencatatkan pertumbuhan menjadi Rp 79,88 miliar dari sebelumnya Rp 63,90 miliar.

Sebagai informasi, sebesar 35,17 persen saham Bukalapak dimiliki oleh KMK. Adapun KMK sendiri merupakan anak usaha dari EMTK yang memiliki 99,9 persen sahamnya.

Ingin Cetak Laba

Teddy mengatakan, menjadi sustainable e-commerce alias perusahaan e-dagang yang menghasilkan keuntungan sangat penting bagi perusahaannya.

Menurutnya saat ini, Bukalapak telah melangkah ke tahap yang lebih jauh tak hanya sekedar pertumbuhan GMV.

"Walaupun pertumbuhan GMV adalah indikator yang penting bagi semua e-commerce, Bukalapak telah melangkah ke tahap yang lebih jauh dan menghasilkan kenaikan dalam monetisasi, memperkuat profitabilitas, yang saat ini berjalan dengan baik dan bahkan melampaui ekspektasi kami," ungkap Teddy.

Halaman:
Komentar
nggak pernah pakai bukalapak


Terkini Lainnya
Tekan Biaya Logistik, Indonesia Bisa Mulai Operasikan Drone Kargo Kapasitas Besar
Tekan Biaya Logistik, Indonesia Bisa Mulai Operasikan Drone Kargo Kapasitas Besar
Industri
Mentan: Hilirisasi Kelapa Mampu Hasilkan Rp 2.600 Triliun
Mentan: Hilirisasi Kelapa Mampu Hasilkan Rp 2.600 Triliun
Ekbis
Kurangi Penumpukan di Pelabuhan, IPC TPK Terapkan Terminal Booking System
Kurangi Penumpukan di Pelabuhan, IPC TPK Terapkan Terminal Booking System
Industri
DBS Bank Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,8 Persen di Akhir 2025, Simak Penopangnya
DBS Bank Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,8 Persen di Akhir 2025, Simak Penopangnya
Ekbis
Manfaatkan 43 Hektar Lahan Negara, Pemerintah Akan Bangun Ini
Manfaatkan 43 Hektar Lahan Negara, Pemerintah Akan Bangun Ini
Ekbis
Whoosh Bikin Tekor Triliunan, Bos KAI: Ini Bom Waktu
Whoosh Bikin Tekor Triliunan, Bos KAI: Ini Bom Waktu
Ekbis
Sky Energy (JSKY) Kejar Momentum Bangkit, Fokus Perbaiki Fundamental Bisnis
Sky Energy (JSKY) Kejar Momentum Bangkit, Fokus Perbaiki Fundamental Bisnis
Keuangan
BI Rate Turun Jadi 5 Persen, Perbanas Sebut Didukung Rupiah yang Mulai Stabil
BI Rate Turun Jadi 5 Persen, Perbanas Sebut Didukung Rupiah yang Mulai Stabil
Keuangan
Saham BRI Ditutup Menguat, Bagaimana Prospek BBRI Usai BI Rate Kembali Dipangkas?
Saham BRI Ditutup Menguat, Bagaimana Prospek BBRI Usai BI Rate Kembali Dipangkas?
Cuan
Penerapan Tarif Resiprokal AS Meluas, BI Perkirakan Ekonomi Dunia Tumbuh Lebih Rendah
Penerapan Tarif Resiprokal AS Meluas, BI Perkirakan Ekonomi Dunia Tumbuh Lebih Rendah
Ekbis
BI Nilai Prospek Ekonomi Global Dibayangi Dampak Pengenaan Tarif AS
BI Nilai Prospek Ekonomi Global Dibayangi Dampak Pengenaan Tarif AS
Ekbis
Beras Premium Langka di Toko Ritel, Mentan: Tidak Mempengaruhi Indonesia
Beras Premium Langka di Toko Ritel, Mentan: Tidak Mempengaruhi Indonesia
Ekbis
Bos BI Ungkap Alasan Suku Bunga Acuan Turun 4 Kali Sejak Awal Tahun
Bos BI Ungkap Alasan Suku Bunga Acuan Turun 4 Kali Sejak Awal Tahun
Ekbis
5 Tips Membangun Kekayaan Menurut Bill Gates
5 Tips Membangun Kekayaan Menurut Bill Gates
Cuan
1.000 Mesin Digital Retail Solution Dipasang di Alfmart, Mudahkan Pengelolaan Setoran
1.000 Mesin Digital Retail Solution Dipasang di Alfmart, Mudahkan Pengelolaan Setoran
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kedalaman Gempa Bekasi 10 Kilometer, Guncangan sampai Pelabuhan Ratu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau