Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Edhy Kenalkan Alat Deteksi Tsunami Buatan KKP

Kompas.com - 17/07/2020, 23:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan alat peringatan dini tsunami PUMMA (Perangkat Ukur Murah untuk Muka Air laut), hasil kerja sama KKP, Komisi Eropa, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia (IATsI) dan Badan Informasi Geospasial (BIG).

"Alat ini tidak hanya memberikan informasi langsung tentang perubahan kenaikan permukaan laut karena anomali yang tiba-tiba tetapi juga memperkuat kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat pesisir terhadap peristiwa tsunami di masa depan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dalam keteranganya seperti dikutip dari Antara, Jumat (17/7/2020).

Menurut Edhy, KKP saat ini telah mengembangkan sistem peringatan dini tsunami berbasis pemantauan muka air di mana komponen keterlibatan dan budaya kesadaran masyarakat diperkuat secara bersamaan.

Sistem sederhana itu, ujar dia, memanfaatkan pengukuran muka air secara rapat dan cepat (real time) dan dapat memberikan peringatan dini secara cepat ke perangkat yang ditetapkan (email dan SMS).

Baca juga: Setelah Zulficar, Chalid Muhammad Mundur dari Timsus Menteri Edhy

Kepala Badan Riset dan SDM KKP Sjarief Widjaja, menuturkan bahwa hingga saat ini, alat PUMMA telah dipasang sebanyak empat unit di Pangandaran, Marina Jambu, Pulau Sebesi dan Pelabuhan Sadeng.

Empat unit tambahan rencananya akan dipasang dalam waktu dekat sehingga total alat PUMMA yang akan dipasang sebanyak 8 unit.

Ke depan alat-alat sejenis PUMMA akan dikembangkan secara mandiri melibatkan UMKM dan kampus-kampus sehingga dapat memenuhi kebutuhan luasnya wilayah Indonesia yang memerlukan sistem peringatan dini tsunami mandiri dan belum tercakup oleh sistem eksisting.

Baca juga: Karier Zulficar Mochtar di KKP, Direkrut Susi, Diberhentikan Edhy

"Inovasi ini adalah langkah pertama kami untuk meningkatkan peran komunitas masyarakat pesisir dalam mitigasi bencana. Kami pun terus menguji dan mengembangkan inovasi dan terbuka untuk berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan terkait di dalam dan di luar Indonesia," jelas Sjarief.

Lebih lanjut disampaikan Sjarief, bahwa penguatan budaya masyarakat pesisir yang tangguh bencana melalui pemanfaatan teknologi sederhana PUMMA perlu dukungan seluruh pihak.

Oleh karena itu, KKP turut mempromosikan ADAT-Mandiri atau Aksi bersama Deteksi Awal Tsunami secara Mandiri yang memerlukan kerja sama semua pihak.

KKP dengan PUMMA menawarkan penguatan sistem eksisting dengan terus meningkatkan partisipasi masyarakat pesisir untuk semakin sadar bencana dan mandiri dalam segala aspek mitigasi bencana pesisir di Tanah Air.

Baca juga: Polemik Ekspor Benih Lobster hingga Mundurnya Dirjen Perikanan Tangkap KKP

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Impor Baja Murah Tekan Industri Lokal, Legalitas Produk Vietnam dan China Dipertanyakan
Impor Baja Murah Tekan Industri Lokal, Legalitas Produk Vietnam dan China Dipertanyakan
Ekbis
Pemerintah Perpanjang Diskon PPN Rumah 100 Persen hingga Akhir 2025
Pemerintah Perpanjang Diskon PPN Rumah 100 Persen hingga Akhir 2025
Ekbis
Pengeluaran Rp 609.160 per Bulan Jadi Batas Seseorang Disebut Miskin
Pengeluaran Rp 609.160 per Bulan Jadi Batas Seseorang Disebut Miskin
Ekbis
Intel Umumkan PHK Karyawan, Bakal Sisakan 75.000 Pegawai Pada 2025
Intel Umumkan PHK Karyawan, Bakal Sisakan 75.000 Pegawai Pada 2025
Ekbis
Ini Alasan BPS Belum Adopsi Garis Kemiskinan dari Bank Dunia Terbaru
Ini Alasan BPS Belum Adopsi Garis Kemiskinan dari Bank Dunia Terbaru
Ekbis
IHSG Ditutup Menguat di Level 7.543, Kurs Rupiah Melemah
IHSG Ditutup Menguat di Level 7.543, Kurs Rupiah Melemah
Ekbis
Dukung Ekspor Dalam Negeri, Bea Cukai Jateng-DIY Fasilitasi Kawasan Berikat untuk PT Long Well International
Dukung Ekspor Dalam Negeri, Bea Cukai Jateng-DIY Fasilitasi Kawasan Berikat untuk PT Long Well International
Ekbis
Gandeng Perusahaan Turkiye, PT PAL Perkuat Sistem Senjata Kapal Perang TNI AL
Gandeng Perusahaan Turkiye, PT PAL Perkuat Sistem Senjata Kapal Perang TNI AL
Industri
Konsisten Permudah Nasabah, Transaksi QRIS Antarnegara di Livin’ by Mandiri Tumbuh 3 Kali Lipat
Konsisten Permudah Nasabah, Transaksi QRIS Antarnegara di Livin’ by Mandiri Tumbuh 3 Kali Lipat
Rilis
Menimbang Kerangka Perjanjian Perdagangan Indonesia dan AS
Menimbang Kerangka Perjanjian Perdagangan Indonesia dan AS
Ekbis
Barang Amerika Bebas Tarif Masuk RI, Wamenperin: Tantangan Bagi Industri Dalam Negeri
Barang Amerika Bebas Tarif Masuk RI, Wamenperin: Tantangan Bagi Industri Dalam Negeri
Ekbis
Zulhas: Beras Oplosan Tidak Ditarik dari Pasar,  tapi Turunkan Harganya atau Kami Tindak Tegas!
Zulhas: Beras Oplosan Tidak Ditarik dari Pasar, tapi Turunkan Harganya atau Kami Tindak Tegas!
Ekbis
Alasan Pemerintah Hapus Jenis Beras Premium dan Medium
Alasan Pemerintah Hapus Jenis Beras Premium dan Medium
Ekbis
Lewat Koperasi Desa Merah Putih, Kimia Farma Sebar Layanan Kesehatan ke Pelosok
Lewat Koperasi Desa Merah Putih, Kimia Farma Sebar Layanan Kesehatan ke Pelosok
Ekbis
Mulai 4 Agustus, Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Dihentikan
Mulai 4 Agustus, Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Dihentikan
Belanja
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau