Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar 4 Produsen Vaksin Asing yang Dijajaki Erick Thohir

Kompas.com - 30/08/2020, 16:52 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPEN) yang juga Menteri BUMN, Erick Thohir, bersyukur karena Indonesia saat ini telah memasuki tahapan uji klinis tahap vaksin virus corona atau Covid-19.

Pemerintah menargetkan akan melakukan imunisasi massal vaksin Covid-19 di awal 2021. Kini, pemerintah tengah melakukan penghitungan terkait biaya vaksin per orang.

Untuk mempercepat penyelesaian vaksin untuk Covid-19, pemerintah menjajaki kerja sama dengan sejumlah produsen vaksin dari luar negeri. Berikut ini daftar 4 produsen vaksin asing yang dijajaki Erick Thohir untuk pengembangan vaksin di Indonesia.

1. Sinovac, China

Kementerian BUMN lewat PT Bio Farma (Persero) akan mengimpor bulk atau konsentrat ready to fill (RTF) vaksin virus corona (Covid-19) dari Sinovac Biotech Ltd sebanyak 50 juta dosis pada November 2020 sampai Maret 2021.

Baca juga: Alasan Erick Thohir Tidak Daftar Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

Sebelumnya, sebanyak 2.400 calon vaksin Covid-19 dari Sinovac tiba di Indonesia pada 19 Juli lalu. Bakal vaksin itu sedang diuji klinis di laboratorium dalam negeri milik Bio Farma dan Unpad, Bandung.

Erick membeberkan bahwa Bio Farma telah bekerja sama dengan Sinovac terkait bahan baku vaksin Covid-19. Jika pada akhir 2020 ini vaksin itu bisa diproduksi, maka Bio Farma harus membeli bahan bakunya ke Sinovac seharga 8 dollar AS atau Rp 117.135 (kurs Rp 14.641) per dosis.

Erick menyampaikan bahwa dalam perjanjian itu Bio Farma tidak hanya sekadar mengolah dan mendistribusikan, tetapi juga ada unsur transfer teknologi.

2. Bill & Melinda Gates, Amerika Serikat

Selain dari China, Erick juga menjajaki kerja sama pengadaan pengembangan vaksin Covid-19 dengan yayan milik miliader Bill Gates.

Baca juga: Mau Dapat Vaksin Covid-19 dari Pemerintah, Masyarakat Harus Bayar?

Erick menyampaikan Indonesia akan memanfaatkan jejaring Bill & Melinda Gates Foundation. Dia bilang yayasan itu telah menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan Amerika Serikat terkait vaksin.

Kendati begitu, lanjut Erick, pemerintah tetap memprioritaskan pengembangan vaksin Covid-19 di dalam negeri. Jika Indonesia bisa mandiri, maka tak akan lagi ketergantungan dengan negara lain.

“Kita harapkan bisa menemukan vaksin merah putih kita sendiri, karena dari pengalaman yang sudah berjalan selama ini kita punya kapasitas itu. Tapi karena ini memang ini penyakit baru, kita belum bisa mendapatkan teknologi yang disampaikan,” kata Erick.

3. G42 Healthcare, Uni Emirat Arab

G24 merupakan perusahaan farmasi yang berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Erick sendiri sempat melakukan kunjungan bilateral ke negara itu. Salah satu isu yang dibahas adalah masalah kesehatan terkait covid-19.

Baca juga: Erick Thohir Bantah Indonesia Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Covid-19 dari China

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Bappenas-DNIKS Bentuk Gugus Tugas Kesejahteraan Sosial, Ini Tugasnya
Bappenas-DNIKS Bentuk Gugus Tugas Kesejahteraan Sosial, Ini Tugasnya
Ekbis
Raih Investasi dari Asset Whale, Lovina Beach Brewery (STRK) Bidik Pasar Internasional
Raih Investasi dari Asset Whale, Lovina Beach Brewery (STRK) Bidik Pasar Internasional
Ekbis
Harga Emas Pegadaian Hari Ini  Merosot hingga Rp 32.000 Per Gram
Harga Emas Pegadaian Hari Ini Merosot hingga Rp 32.000 Per Gram
Belanja
IHSG Hari Ini Masih Bisa Terbang? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Jumat
IHSG Hari Ini Masih Bisa Terbang? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Jumat
Cuan
Bisnis Tangkap Karbon di Industri Migas Menggiurkan, Apa Untungnya buat Indonesia?
Bisnis Tangkap Karbon di Industri Migas Menggiurkan, Apa Untungnya buat Indonesia?
Ekbis
5 Perusahaan Raksasa AS Mau Investasi ke Indonesia, Nilainya Capai Rp 370,19 Triliun
5 Perusahaan Raksasa AS Mau Investasi ke Indonesia, Nilainya Capai Rp 370,19 Triliun
Ekbis
Indonesia-Filipina Sama-sama Dapat Tarif Impor 19 Persen, Bagaimana Perbandingannya dengan Negara Kompetitor?
Indonesia-Filipina Sama-sama Dapat Tarif Impor 19 Persen, Bagaimana Perbandingannya dengan Negara Kompetitor?
Ekbis
Wall Street Ditutup Bervariasi, Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite Cetak Rekor
Wall Street Ditutup Bervariasi, Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite Cetak Rekor
Ekbis
Tak Banyak Pekerja RI yang Siap Pensiun, Padahal Umur Produktif Terbatas
Tak Banyak Pekerja RI yang Siap Pensiun, Padahal Umur Produktif Terbatas
Keuangan
Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar: Baik atau Buruk?
Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar: Baik atau Buruk?
Ekbis
Imbas Persaingan dan Efisiensi, Microsoft PHK 15.000 Karyawan di 2025
Imbas Persaingan dan Efisiensi, Microsoft PHK 15.000 Karyawan di 2025
Ekbis
OJK Cabut Izin Usaha BPR Dwicahaya Nusaperkasa di Jawa Timur
OJK Cabut Izin Usaha BPR Dwicahaya Nusaperkasa di Jawa Timur
Keuangan
Rute MRT Lebak Bulus Diperpanjang ke Serpong, Berapa Anggarannya?
Rute MRT Lebak Bulus Diperpanjang ke Serpong, Berapa Anggarannya?
Ekbis
Cara Cek Bansos PKH Tahap 3 2025 Lewat HP, Cukup Masukkan NIK
Cara Cek Bansos PKH Tahap 3 2025 Lewat HP, Cukup Masukkan NIK
Ekbis
Proyek MRT Bundaran HI - Ancol Dikebut, Ditargetkan Beroperasi Pada 2027
Proyek MRT Bundaran HI - Ancol Dikebut, Ditargetkan Beroperasi Pada 2027
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau