Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Bulan Berturut-turut, Neraca Dagang Indonesia Kembali Surplus

Kompas.com - 15/12/2020, 12:07 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi surplus neraca perdagangan sebesar 2,6 miliar dollar AS pada November 2020. Dengan demikian selama tujuh bulan berturut-turut Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan.

Kepala BPS Suhariyanto pun mengungkapkan surplusnya neraca perdagangan kali ini cukup menggembirakan karena disebabkan oleh kenaikan ekspor yang terjadi baik secara bulanan (month to mont/mtm) maupun secara tahunan (year on year/yoy).

"Harus disampaikan surplus ini menggembirakan karena ini terjadi karena ada kenaikan ekspor yang meningkat baik month to month maupun year on year, sementara impor juga meningkat secara month to month meski secara year on year masih menurun," jelas Suhariyanto ketika memberikan paparan secara virtual, Selasa (15/12/2020).

Baca juga: Mendag: Surplus Neraca Perdagangan September 2020 Tertinggi Sejak 2012

Lebih rinci dijelaskan, realisasi ekspor pada November 2020 sebesar 15,28 miliar dollar AS angka tersebut meningkat 6,36 persen bila dibandingkan dengan Oktober 2020 lalu. Sementara bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai ekspor tersebut juga tumbuh 9,54 persen.

Sementara untuk impor realisasinya pada November 2020 sebesar 12,66 miliar dollar AS. Didukung oleh impor non migas yang tumbuh 19,27 persen sementara impor migas naik tipis 0,59 persen

Meski bila dibanding November 2019, realsiasi nilai impor masih menurun 17,46 persen.

"Bila dibandingkan dengan nilai impor Oktober 2020 berarti impor meningkat 17,46 persen karena ada penurunan impor non migas 12,33 persend an impor migas juga turun cukup dalam 49,16 persen," jelas Suhariyanto.

Adapun surplus neraca dagang Indonesia terjadi dengan beberapa Negara seperti Amerika Serikat yang surplusnya sebesar 948,7 juta dollar AS, India sebesar 603,8 juta dollar AS, serta Filipina sebesar 523,4 juta dollar AS.

Di sisi lain Indonesia masih mencatatkan defisit neraca perdagangan sebesar 572,6 juta dollar AS dengan China, 198 juta dollar AS dengan Hong Kong, dan defisit 142,6 juta dollar AS dengan Australia.

"Adapun sepanjang Januari hingga November 2020 masih surplus cukup besar 19,66 miliar dollar AS. Jauh lebih menggembirakan dibanding Januari-November 2019 yang lalu waktu itu mengalami defisit 3,5 miliar dollar AS," ujar Suhariyanto.

Baca juga: Oktober 2020, Neraca Perdagangan Surplus 3,61 Miliar Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Ubah Cara Kelola Uang: Ini 10 Prinsip Keuangan Robert Kiyosaki untuk Kelas Menengah
Ubah Cara Kelola Uang: Ini 10 Prinsip Keuangan Robert Kiyosaki untuk Kelas Menengah
Keuangan
BTPN Syariah Raup Laba Bersih Rp 644 Miliar Sepanjang Semester I 2025.
BTPN Syariah Raup Laba Bersih Rp 644 Miliar Sepanjang Semester I 2025.
Keuangan
Industri Media Indonesia Hadapi Era Ekosistem Multiplatform dan Disrupsi Digital
Industri Media Indonesia Hadapi Era Ekosistem Multiplatform dan Disrupsi Digital
Industri
Perusahaan Plastik Terbesar se-Asia Pasifik Segera Bangun Pabrik Rp 115 Miliar di Batang
Perusahaan Plastik Terbesar se-Asia Pasifik Segera Bangun Pabrik Rp 115 Miliar di Batang
Ekbis
Libur Nataru, Diskon Pesawat, Jalan Tol, dan Kereta Api Bakal Kembali Diberikan
Libur Nataru, Diskon Pesawat, Jalan Tol, dan Kereta Api Bakal Kembali Diberikan
Ekbis
Lewat Program Lisdes, PLN dan Kementerian ESDM Percepat Pemerataan Akses Listrik di Papua
Lewat Program Lisdes, PLN dan Kementerian ESDM Percepat Pemerataan Akses Listrik di Papua
Energi
Profil JTA Investree Doha, Perusahaan yang Tunjuk Buronan Adrian Gunadi Jadi CEO
Profil JTA Investree Doha, Perusahaan yang Tunjuk Buronan Adrian Gunadi Jadi CEO
Ekbis
Pemerintah Perlu Cermati Risiko Kredit Kopdes Merah Putih agar Tak Jadi Beban Keuangan
Pemerintah Perlu Cermati Risiko Kredit Kopdes Merah Putih agar Tak Jadi Beban Keuangan
Ekbis
Jual Bitcoin Terlalu Cepat, Tesla Rugi Potensi Cuan Rp 81 Triliun
Jual Bitcoin Terlalu Cepat, Tesla Rugi Potensi Cuan Rp 81 Triliun
Ekbis
Adrian Gunadi Jadi CEO di Qatar Meski Berstatus Buron Kasus Investree
Adrian Gunadi Jadi CEO di Qatar Meski Berstatus Buron Kasus Investree
Ekbis
Airlangga Sebut Konflik Thailand-Kamboja Belum Berdampak ke Perekonomian Indonesia
Airlangga Sebut Konflik Thailand-Kamboja Belum Berdampak ke Perekonomian Indonesia
Ekbis
HIPMI dan Pemprov Jakarta Godok Kolaboratif Fund, Legalitasnya Dikaji
HIPMI dan Pemprov Jakarta Godok Kolaboratif Fund, Legalitasnya Dikaji
Ekbis
Wamenaker: Ada Perusahaan yang Bakal Dicabut Izin Karena Langgar Aturan Penahanan Ijazah Karyawan
Wamenaker: Ada Perusahaan yang Bakal Dicabut Izin Karena Langgar Aturan Penahanan Ijazah Karyawan
Ekbis
East Ventures Sasar Investasi di Sektor Kesehatan, AI, Climate Tech, dan Consumer Tech
East Ventures Sasar Investasi di Sektor Kesehatan, AI, Climate Tech, dan Consumer Tech
Ekbis
Barang AS Bakal Bebas Bea Masuk, HIPMI Jaya Mulai Hitung Dampaknya
Barang AS Bakal Bebas Bea Masuk, HIPMI Jaya Mulai Hitung Dampaknya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasil Timnas Indonesia U23 Vs Thailand 1-1 (7-6): Menang Penalti, Garuda Muda ke Final!
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau