Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes: Indonesia Telah Mengunci 600 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Kompas.com - 21/01/2021, 12:13 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia telah mengamankan stok vaksin Covid-19 sampai 600 juta dosis.

Menurut dia, dengan total dosis vaksin sebanyak itu, Indonesia termasuk negara beruntung karena telah mengantongi 150 persen dari target jumlah vaksin.

“Sampai sekarang kondisinya kita sudah memiliki secure komitmen delivery itu sekitar 300 jutaan vaksin, kita memiliki opsi delivery, jadi produksinya sudah firm, tapi deliverynya masih opsi sekitar 300 juta vaksin. Jadi kita sudah memiliki coverage 600 juta vaksin atau sekitar 150 persen dari targetnya kita,” ujar Budi saat menjadi pembicara dalam acara 11th Kompas 100 CEO Forum pada Kamis (21/1/2021).

Baca juga: KSPI Proyeksikan 100.000 Pekerja Industri Baja Terancam PHK

Sementara itu, saat ini jumlah penduduk Indinesia berjumlah 269 juta orang. Untuk mencapai herd immunity harus dilakukan vaksinasi kepada 188 juta rakyat yang berusia di atas 18 tahun.

Namun, sebanyak 7 juta orang yang masuk dalam kategori ibu hamil, komorbit dan penyintas Covid-19 dikeluarkan dari target vaksinasi.

“Kita sudah keluarkan ibu hamil, komorbit dan yang sudah kena Covid ada 181 juta. Membutuhkan dua kali vaksin dua dosis, (jadi jumlahnya) 360 juta, kita ada 15 persen tambahan. Jadi kita membutuhkan 426 juta vaksin,” kata mantan Direktur Bank Mandiri itu.

Budi menambahkan, 600 juta vaksin tersebut berasal dari produsen yang berbeda. Misalnya adalah Sinovac dari China, AstraZeneca dari Inggris, Pfizer dari Amerika Serikat dan Jerman, serta Novavax dari Amerika Serikat.

“Jadi empat yuridiksi secara geo politik juga kita lebih nyaman narasinya, empat sumber berbeda dengan teknologi berbeda juga. Saya ingin sampaikan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara yang berhasil mensecure jumlah vaksinnya dengan cepat dan aman,” ucap dia.

Baca juga: Jokowi Optimistis Ekonomi Indonesia Membaik, Ini Alasannya

Mantan Wakil Menteri BUMN itu memaparkan, saat ini jumlah populasi dunia sebesar 7,8 miliar orang. Untuk mencapai target herd immunity dibutuhkan 5,5 miliar orang divaksinasi.

Untuk memvaksinasi 5,5 miliar orang, dibutuhkan 11 miliar dosis vaksin Covid-19. Sementara itu, kemampuan produksi vaksin di seluruh dunia dalam setahun hanya mampu memproduksi sebanyak 6,2 miliar dosis vaksin.

Namun, kapasitas produksi itu tak bisa digunakan semuanya untuk memproduksi vaksin Covid-19 saja. Sebab, vaksin untuk TBC, rubella dan lainnya harus tetap diproduksi.

Budi pun mengasumsikan kemampuan produksi vaksin Covid-19 di dunia hanya setengah dari total kemampuan produksi. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan vaksin di seluruh dunia dibutuhkan waktu sekitar 3,5 tahun.

“Jadi ini masalah di level dunia yang WHO concern. Kita beruntung karena sudah mengunci sampai 600 juta sehingga kondisi Indonesia adalah aman,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com