Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Ungkap Alasan Vaksinasi Covid-19 di Bali Telat 2 Bulan

Kompas.com - 08/04/2021, 14:38 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, terjadi keterlambatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Bali hingga dua bulan.

Ia menjelaskan, keterlambatan tersebut akibat adanya blokade dari beberapa negara produsen sehingga mempengaruhi proses masuknya stok vaksin ke Indonesia, termasuk yang diperuntukkan bagi Bali.

"Akibat adanya blokade dari beberapa negara produsen vaksin mengakibatkan keterlambatan 2 bulan dari rencana awal," jelas Luhut dalam acara Bali Economic & Investment Forum secara virtual, Kamis (8/4/2021).

Baca juga: Luhut Bilang, Banyak Manfaat Lahan Gambut Kalteng Disulap Jadi Sawah

Ia mengatakan, vaksinasi menjadi hal penting untuk memulihkan perekonomian Bali yang tertekan pandemi. Sepanjang 2020 ekonomi di Pulau Dewata itu terkontraksi hingga minus 9,13 persen.

Hal ini dikarenakan besarnya ketergantungan ekonomi Bali terhadap sektor pariwisata. Seperti diketahui, pariwisata merupakan sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19.

"Ekonomi Bali mengalami kontraksi lebih dalam dibandingkan ekonomi nasional," kata dia.

Baca juga: Fenomena Impostor Syndrome di Kalangan Pekerja Muda, Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental?

Luhut pun telah meminta Kementerian Kesehatan untuk mempercepat vaksinasi bagi masyarakat dan pelaku usaha di Bali. Hal ini guna menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) agar kegiatan ekonomi berangsur pulih.

Ia bilang, dengan pengendalian pandemi Covid-19 yang baik maka aktivitas domestik akan kembali normal dan bisa mendorong pemulihan perekonomian Bali.

"Perlu percepatan proses vaksinasi di Bali, sehingga herd immunity bisa segera tercipta," ujar Luhut.

Di sisi lain, perlu juga memperketat penerapan protokol kesehatan di Bali, terutama yang berkaitan dengan wisatawan mancanegara (wisman). Hal ini perlu dilakukan saat wisata Bali sudah dibuka untuk para wisman.

Baca juga: Luhut: 20 April, Stimulus Rp 400 Miliar untuk UMKM Diluncurkan

"Kami memang sedang menjajaki negosiasi dengan beberapa negara untuk membuka travel bubble wisman dengan Bali," kata dia.

Untuk diketahui, Pemprov Bali menargetkan 70 persen dari total penduduk Bali 4,3 juta jiwa akan menerima vaksin. Sejauh ini, sebanyak 580.000 warga Bali sudah menerima vaksin, di mana 380.000 diantaranya baru mendapatkan vaksin dosis pertama.

Vaksinasi tersebut dilaksanakan dengan sasaran prioritas dan khusus, yakni zona hijau Ubud, Nusa Dua, dan Sanur. Vaksinasi juga dilaksanakan secara linear di fasilitas-fasilitas kesehatan, dibantu vaksinator TNI dan Polri.

Baca juga: Luhut Ungkap 3 Kunci Pemulihan Ekonomi Bali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Asosiasi Ritel: Tarif Trump Bawa Angin Segar...
Asosiasi Ritel: Tarif Trump Bawa Angin Segar...
Ekbis
Pengamat Sebut BUMN Jadi 'Role Model' Pertambangan Hijau, Kenapa?
Pengamat Sebut BUMN Jadi "Role Model" Pertambangan Hijau, Kenapa?
Energi
Dongkrak Jumlah Pengunjung, Ini yang Dilakukan Pengelola Rest Area Banjaratma
Dongkrak Jumlah Pengunjung, Ini yang Dilakukan Pengelola Rest Area Banjaratma
Ekbis
OJK: Aturan Batas Bunga Harian Tidak Hambat Industri Pindar
OJK: Aturan Batas Bunga Harian Tidak Hambat Industri Pindar
Keuangan
Menko Airlangga Tegaskan Pembebasan TKDN Bagi Produk AS Hanya untuk Sektor Tertentu
Menko Airlangga Tegaskan Pembebasan TKDN Bagi Produk AS Hanya untuk Sektor Tertentu
Ekbis
Bina Anak Lewat Keterampilan, Pelindo Gelar Pelita Warna di LPKA Jakarta
Bina Anak Lewat Keterampilan, Pelindo Gelar Pelita Warna di LPKA Jakarta
Industri
Apjatel: Penataan OTT untuk Jamin Keberlanjutan Jaringan, Bukan Pembatasan Akses
Apjatel: Penataan OTT untuk Jamin Keberlanjutan Jaringan, Bukan Pembatasan Akses
Industri
Fenomena Rojali: 'Yang Minum Satu, yang Ngumpul Lima Orang'
Fenomena Rojali: "Yang Minum Satu, yang Ngumpul Lima Orang"
Ekbis
Kemenko Perekonomian: Bukan Data Pribadi Warga Indonesia yang Disetor ke AS
Kemenko Perekonomian: Bukan Data Pribadi Warga Indonesia yang Disetor ke AS
Ekbis
Penjelasan Kemenko Perekonomian soal Kesepakatan Pemindahan Data Pribadi ke AS
Penjelasan Kemenko Perekonomian soal Kesepakatan Pemindahan Data Pribadi ke AS
Ekbis
Allianz Global Investors dan Standard Chartered Kerja Sama Distribusi Reksa Dana
Allianz Global Investors dan Standard Chartered Kerja Sama Distribusi Reksa Dana
Cuan
Bos Forbes Puji Kesepakatan Tarif RI-AS: Kami Yakin Perdagangan Terus Berkembang...
Bos Forbes Puji Kesepakatan Tarif RI-AS: Kami Yakin Perdagangan Terus Berkembang...
Ekbis
Alasan Rapat Perdana Danantara dan Komisi XI DPR Digelar Tertutup
Alasan Rapat Perdana Danantara dan Komisi XI DPR Digelar Tertutup
Ekbis
Panas Ekstrem Picu Lonjakan Konsumsi Listrik di China, Risiko Krisis Mengintai
Panas Ekstrem Picu Lonjakan Konsumsi Listrik di China, Risiko Krisis Mengintai
Ekbis
Ada Gangguan Listrik di Stasiun Manggarai, KCI: Kami Sedang Menangani Kendala...
Ada Gangguan Listrik di Stasiun Manggarai, KCI: Kami Sedang Menangani Kendala...
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau