Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER DI KOMPASIANA] Hidup Bahagia Tanpa Media Sosial | Puasa Tidak Buat Kita Malas | Masjid Raya Baiturrahman Aceh yang Memesona

Kompas.com - 08/05/2021, 17:17 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Meski sudah dianggap jadi bagian hidup manusia, tetapi media sosial mesti bisa digunakan sebaik dan sebijak mungkin oleh penggunananya.

Bukanlah sebuah kabar baru bahwa media sosial justru jadi sumber permasalahan stres hingga muncul bentuk kejahatan baru.

Barangkali hanya di media sosial bisa jadi "panggung" untuk setiap orang mengekspresikan diri. Sehingga apa yang tampak di sana kerap membuat cemburu --secara tidak langsung-- atas apa yang dicapai orang lain.

Baca juga: Demokrat: Roy Suryo yang Beropini Ijazah Palsu Jokowi Bukan Bagian Partai Kami

Tidak perlu terlalu jauh jika media sosial tidak pernah ada, tapi bisakah kita sebenarnya hidup bahagia tanpa media sosial?

Berikut ini 5 konten terpopuler dan menarik di Kompasiana dalam sepekan.

1. Bisakah Kita Hidup Lebih Bahagia Tanpa Media Sosial?

Baca juga: Bupati dan Walkot di Jabar Bolehkan "Study Tour", Dedi Mulyadi: Pendidikan Harus Bebas dari Eksploitasi Siswa

Jika ada ungkapan yang tepat atas perilaku pengguna media sosial, inilah yang paling tepat menurut Kompasianer Dani Ramdani: saat aku bermain media sosial, maka aku ada.

Keberadaan media sosial (medsos) bukan hanya memberi esensi, medsos pada saat ini seakan menjadikan seseorang eksis di dunia ini.

Ketika seseorang tidak aktif bermain medsos, maka bisa jadi seseorang dianggap tidak eksis. Justru dipertanyakan keberadaannya.

Baca juga: Uang Hasil Kerja Keras Habis,Tersisa Rp 56.000, Farel Prayoga: Aku Minta Maaf Banget Sama Mereka

"Disadari atau tidak, hal tersebut hanya akan membuat kita membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, atau biasa disebut dengan social comparison," lanjut Kompasianer Dani Ramdani.

Daripada terus membandingkan dengan orang lain, kenapa hal tersebut tidak ditujukan kepada diri sendiri?

Kompasianer Dani Ramdani mencontohkan, seperti apakah diri kita yang sekarang jauh lebih baik dari diri kita yang kemarin? Lantas jika tidak, apa yang harus diperbaiki? (Baca selengkapnya)

Baca juga: Robert Kiyosaki: Jika Anda Ingin Menjadi Kaya, Berhentilah Berpikir seperti Orang Miskin...

2. Alasan Saya Tidak Menjadi Orang yang Sama di Media Sosial

Jika dulu Kompasianer Jeniffer Gracellia menggunakan media sosial seperti apa yang diinginkannya, tapi belakangan justru berbeda.

Bahwa apa yang ada pada media sosial Kompasianer Jeniffer Gracellia ada seseorang yang berbeda dengan aslinya.

Baca juga: Canggung tapi Tetap Berdampingan dengan Aldi Bragi Saat Menikahkan Anak, Ikke Nurjanah: Buat Kebahagiaan Dira

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau