Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rute-rute Internasional yang Bakal Ditutup Garuda Indonesia

Kompas.com - 21/06/2021, 20:35 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk bakal menutup sejumlah rute penerbangan internasional demi menyehatkan kembali keuangan perusahaan. Rute itu dipastikan tak menguntungkan bagi perusahaan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, rute yang telah di hapus adalah tujuan Osaka, Jepang. Sementara itu, dalam waktu dekat rute tujuan Melbourne dan Perth, Australia akan di tutup.

"Memang yang kami lihat ke depan tidak mungkin bisa untung karena kondisi yang ada, dan tidak mungkin kita naikkan kargo, itu kita hentikan, seperti Melbourne dan Perth mulai bulan depan kami hentikan," ujarnya dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (21/6/2021).

Baca juga: Selain Pensiun Dini, Garuda Indonesia akan Tawarkan Cuti di Luar Tanggungan untuk Karyawan

Irfan bilang, untuk tujuan Australia, Garuda Indonesia masih mempertahankan satu rute yakni tujuan Sydney dengan alasan konektivitas dan adanya peluang penumpang yang keluar dari Australia.

Ia mengakui, Australia memang merupakan salah satu negara yang menerapkan lockdown ketat di masa pandemi Covid-19. Bahkan sebelum lockdown diberlakukan, jumlah penumpang pesawat dibatasi maksimal 50 penumpang.

Namun demikian, untuk penerbangan ke luar Australia itu bebas, beberapa penerbangan bahkan bisa melebihi 100 penumpang. Hal ini menjadi potensi yang dipertimbangkan Garuda Indonesia.

"Jadi di beberapa penerbangan bisa lebih dari 100 penumpang, mayoritas orang Indonesia yang kembali, dan sekarang karena kondisi yang makin mengetat di Australia kami buka yang Sydney dan itu pun seminggu sekali," jelasnya.

Irfan memastikan, maskapai pelat merah ini akan terus mengkaji rute-rute penerbangan internasional, guna mengetahui yang rute mana memungkinkan untuk dipertahankan atau ditutup.

Baca juga: Mengapa Garuda Indonesia Harus Diselamatkan?

Saat ini terdapat tiga rute yang tengah dipantau ketat oleh perusahaan, yakni Jakarta-Sidney, Jakarta-Amsterdam, dan Jakarta-Kuala Lumpur. Selain itu, perusahaan juga sedang memonitor penerbangan Jakarta-Seoul.

"Singapura juga agak challenging (menantang) sehingga kami mulai kurangi, yang mulai menguntungkan justru tujuan Bangkok, Hong Kong, sama China, karena China itu ada carter," papar Irfan.

Ia mengakui, ada beberapa rute penerbangan internasional yang memang dipertahankan perusahaan karena punya potensi memberi keuntungan di masa depan, meskipun saat ini masih merugi. Sebab saat ini memang sebagian besar negara masih membatasi penerbangan internasional.

Irfan menjelaskan, penerbangan internasional Garuda Indonesia pada masa kini adalah berbasis kargo, mengingat pengiriman barang memang sedang melonjak. Sehingga bersamaan dengan penerbangan kargo, dilakukan pula penerbangan penumpang ke dan dari luar negeri.

Baca juga: Garuda Indonesia Kembali Tunda Bayar Bunga Utang Sukuk Global

"Jadi kami isi kargo kemudian penumpang seadanya saja kami bawa, karena memang bahwa yang numpang dengan peswat kami itu, baik yang ke luar negeri maupaun balik dari luar negeru, mayoritas itu bagian dari patriasi, itu WNI yang harus pulang atau WNA yang harus pergi," terang dia.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Komentar
fenomena ditengah issue lockdown dlm negri dan pengangkutan org dari luar negri yg berpotensi merebak penularan covid.jadi better ,ahh sudahlah memusingkan


Terkini Lainnya
Elnusa Luncurkan Alat Inspeksi Pipa Migas Pertama Buatan RI
Elnusa Luncurkan Alat Inspeksi Pipa Migas Pertama Buatan RI
Energi
Pegadaian Future Leaders Program 2025 Resmi Dibuka, Fresh Graduate Bisa Daftar
Pegadaian Future Leaders Program 2025 Resmi Dibuka, Fresh Graduate Bisa Daftar
Ekbis
DPR Rapat Tertutup dengan Menteri BUMN dan Danantara, Bahas Apa?
DPR Rapat Tertutup dengan Menteri BUMN dan Danantara, Bahas Apa?
Ekbis
Panen Gabah di Lahan Sitaan Korupsi Benny Tjokro Berpotensi Hasilkan Rp 51,48 Miliar
Panen Gabah di Lahan Sitaan Korupsi Benny Tjokro Berpotensi Hasilkan Rp 51,48 Miliar
Ekbis
Bulog Batasi Pembelian Beras SPHP Maksimal 2 Pack di Warung, Penjual Wajib Pakai Klik SPHP
Bulog Batasi Pembelian Beras SPHP Maksimal 2 Pack di Warung, Penjual Wajib Pakai Klik SPHP
Ekbis
Viral Video Sri Mulyani Sebut Guru Beban Negara, Kemenkeu: Itu Hoaks
Viral Video Sri Mulyani Sebut Guru Beban Negara, Kemenkeu: Itu Hoaks
Ekbis
BGN: Banyak Restoran dan Hotel Jadi Dapur Umum Makan Bergizi Gratis
BGN: Banyak Restoran dan Hotel Jadi Dapur Umum Makan Bergizi Gratis
Ekbis
IHSG Turun ke Level 7.800-an, Nilai Tukar Rupiah Melemah
IHSG Turun ke Level 7.800-an, Nilai Tukar Rupiah Melemah
Cuan
Potret Kemudahan dan Tantangan Perbankan Digital Mutakhir
Potret Kemudahan dan Tantangan Perbankan Digital Mutakhir
Ekbis
Citi Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada Semester I 2025
Citi Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada Semester I 2025
Keuangan
Realisasi Anggaran MBG Rp 10,5 Triliun, BGN Target Puluhan Triliun Terserap di September 2025
Realisasi Anggaran MBG Rp 10,5 Triliun, BGN Target Puluhan Triliun Terserap di September 2025
Ekbis
KAI Bakal Bikin Kereta Khusus Petani dan Pedagang, Ini Penampakannya
KAI Bakal Bikin Kereta Khusus Petani dan Pedagang, Ini Penampakannya
Ekbis
Dana Pendidikan dan Kesehatan Dipakai untuk MBG, Kepala BGN: Kebijakan Ada di Presiden
Dana Pendidikan dan Kesehatan Dipakai untuk MBG, Kepala BGN: Kebijakan Ada di Presiden
Ekbis
Penjelasan Sri Mulyani soal Gaji PNS Tidak Naik Tahun Depan
Penjelasan Sri Mulyani soal Gaji PNS Tidak Naik Tahun Depan
Ekbis
Tanah Sitaan Kasus Korupsi Benny Tjokro di Bekasi Hasilkan Panen Gabah 32 Ton
Tanah Sitaan Kasus Korupsi Benny Tjokro di Bekasi Hasilkan Panen Gabah 32 Ton
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Iran Ingatkan Negara Arab Waspada soal Rencana Israel Raya, Kenapa?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau