Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Ikan Ditangkap Berlebihan, Komnas Kajiskan Minta Pemerintah Andalkan Data Stok

Kompas.com - 23/08/2021, 11:29 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan (Komnas Kajiskan) meminta pemerintah selalu melihat data ketersediaan atau stok ikan dalam mengelola atau menangkap sumber daya perikanan di laut.

Pasalnya, banyak spesies ikan yang sudah tereksploitasi berlebihan (over exploited), beberapa diantaranya adalah kelompok ikan demersal dan ikan karang termasuk kakap dan kerapu.

"Jadi status stok ini kita perlukan agar nantinya manager atau pemerintah melakukan tindakan yang tepat sehingga daya tahan ekosistem bisa terjaga dan menjamin keberlanjutan," kata Ketua Komnas Kajiskan, Indra Jaya dalam webinar Optimalisasi Tata Kelola Perikanan Berkelanjutan di Jakarta, Senin (23/8/2021).

Baca juga: Komnas Kajiskan: Penangkapan Ikan Kerapu Sudah Berlebihan

Berdasarkan data Komnas Kajiskan, penangkapan ikan karang termasuk ikan kerapu sudah tereksploitasi berlebihan di 7 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), yakni WPP 573, WPP 572, WPP 713, WPP 714, WPP 717, WPP 715, dan WPP 716.

Status ketersediaan ikan-ikan demersal termasuk ikan kakap masih lebih baik dibanding ikan-ikan karang. Dari 11 WPP, hanya 2 WPP yang mengalami status over exploited, yakni WPP 571 dan WPP 713. Enam WPP lainnya masuk kategori fully exploited, dan 3 WPP dalam kategori moderat.

"Pada awalnya stok ikan banyak dan tekanan masih sedikit. Namun kemudian mulai banyak orang menangkap ikan, jadi tekanan penangkapan naik, maka biomassa berkurang. Naik lagi tekanan itu sehingga overfishing," tuturnya.

Baca juga: Daftar Harga Ikan Arwana Berbagai Jenis, Mana Paling Mahal?

Indra mengungkapkan, pemerintah bisa mengacu pada 3 pilar utama untuk pengelolaan ikan yang berkelanjutan, yakni status stok, pengaturan perikanan yang efektif, dan bisnis proses yang berkelanjutan.

Untuk status stok kata Indra, pemerintah bisa mengacu pada data Komnas Kajiskan. Status stok dapat ditentukan apakah stok ikan telah mengalami penangkapan lebih, atau dalam proses mengalami penangkapan berlebih.

Sementara pengaturan perikanan yang efektif bisa meliputi waktu penangkapan dan jenis ikan apa saja yang boleh ditangkap.

"Pengaturan perikanan yang efektif tentunya menentukan mana yang boleh ditangkap dan mana jenis perikanan tertentu yang diizinkan, kapan saja waktunya menangkap, dan lain-lain. Kita memberi kesempatan kepada ikan untuk memijah," tandas Indra.

Baca juga: Ini Alat Tangkap Ikan yang Dilarang dan Boleh Digunakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Laba Emiten Agrikultur Delta Giri Wacana (DGWG) Naik 64 Persen, Catat Penjualan Rp 1,65 Triliun
Laba Emiten Agrikultur Delta Giri Wacana (DGWG) Naik 64 Persen, Catat Penjualan Rp 1,65 Triliun
Ekbis
Manfaatkan Fasilitas Kawasan Berikat, Perusahaan Lokal Ini Mampu Ekspor Baja ke Kanada
Manfaatkan Fasilitas Kawasan Berikat, Perusahaan Lokal Ini Mampu Ekspor Baja ke Kanada
Ekbis
Kemenperin: Ada Perusahaan Amerika Minta Kebijakan TKDN Jangan Dihapus ...
Kemenperin: Ada Perusahaan Amerika Minta Kebijakan TKDN Jangan Dihapus ...
Ekbis
Kata BNI dan BCA Soal Rekening Dormant Diblokir PPATK
Kata BNI dan BCA Soal Rekening Dormant Diblokir PPATK
Keuangan
Menperin Siapkan Green Jobs, Generasi Muda Jadi Target Utama
Menperin Siapkan Green Jobs, Generasi Muda Jadi Target Utama
Ekbis
Neoliberalisme: Kwik Kian Gie dan Panah-panah Prabowo
Neoliberalisme: Kwik Kian Gie dan Panah-panah Prabowo
Ekbis
Dollar AS Bisa Rp 1.000 Berkat Hilirisasi? Ini Kata Kemenkeu
Dollar AS Bisa Rp 1.000 Berkat Hilirisasi? Ini Kata Kemenkeu
Ekbis
KAI Logistik Kirim 270 Gerbong Datar, Dongkrak Kapasitas Angkutan Barang di Sumatera
KAI Logistik Kirim 270 Gerbong Datar, Dongkrak Kapasitas Angkutan Barang di Sumatera
Ekbis
Siapa Pemilik Fairmont, Hotel Mewah Tempat Rapat Anggota DPR RI?
Siapa Pemilik Fairmont, Hotel Mewah Tempat Rapat Anggota DPR RI?
Ekbis
Kopdes Merah Putih Jadi PSN di 2026, Budi Arie: Semuanya Akan Terkopdes-kopdes
Kopdes Merah Putih Jadi PSN di 2026, Budi Arie: Semuanya Akan Terkopdes-kopdes
Ekbis
Indeks Kepercayaan Industri Juli Naik, Produksi Masih Tertahan
Indeks Kepercayaan Industri Juli Naik, Produksi Masih Tertahan
Ekbis
Gaduh Rekening Dormant: Momentum Revolusi Literasi Keuangan
Gaduh Rekening Dormant: Momentum Revolusi Literasi Keuangan
Ekbis
Bank Woori Saudara Catat Laba Berjalan Rp 82,67 Miliar
Bank Woori Saudara Catat Laba Berjalan Rp 82,67 Miliar
Keuangan
Nasabah Kaget Rekening Dibekukan PPATK, Dana Rp 2 Juta Tak Bisa Diakses dan Sulit Reaktivasi
Nasabah Kaget Rekening Dibekukan PPATK, Dana Rp 2 Juta Tak Bisa Diakses dan Sulit Reaktivasi
Ekbis
Hadirkan Perpustakaan Ramah Anak LG Loves Children di Bali, LG Dukung Literasi dan Edukasi Lingkungan Sejak Dini
Hadirkan Perpustakaan Ramah Anak LG Loves Children di Bali, LG Dukung Literasi dan Edukasi Lingkungan Sejak Dini
BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ultimatum Putin, AS-Ukraina Siapkan Senjata dalam Rencana Besar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau