Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi India Melesat 20,1 Persen di Kuartal II-2021, tapi...

Kompas.com - 01/09/2021, 17:22 WIB
Mutia Fauzia

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi India mencetak rekor baru pada kuartal II tahun 2021 ini di tengah gelombang Covid-19 yang sempat membuat negara tersebut kepayahan.

Dilansir dari CNN, Rabu (1/9/2021), ekonomi India tumbuh 20,1 persen pada tiga kuartal yang berakhir pada 30 Juni 2021 bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu

Meski mencetak rekor, namun ekonomi negara tersebut belum keluar dari kondisi krisis yang diakibatkan oleh Covid-19.

Ekonomi yang melesat lebih menunjukkan dalamnya jurang resesi yang terjadi pada tahun 2020 lalu.

Baca juga: Menko Airlangga: India Kirim Oksigen, Komitmen Bersama Hadapi Covid-19

Kala itu, Perdana Menteri India Narendra Modi memberlakukan isolasi total atau lockdown terhadap 1,3 miliar penduduk setempat.

Lockdown tersebut dinilai termasuk yang terketat di seluruh dunia, dengan larangan operasional usaha serta perjalanan selama beberapa bulan.

Kebijakan tersebut membuat India jatuh pada jurang resesi untuk pertama kalinya sejak beberapa dekade yang lalu.

"Rekor pertumbuhan ekonomi secara tahunan terjadi pada kuartal II 2021 memang lebih disebabkan oleh basis tahun lalu (yang sangat rendah)," ujar ekonom senior Capital Economics dalam laporannya.

Tahun lalu pada periode yang sama, ekonomi India terkontraksi hingga 24 persen.

Perekonomian India sebelumnya telah sempat bangkit di awal tahun.

Baca juga: Pengangguran di India Melonjak, Utang Penduduk Desa Meningkat Pesat

 

Namun demikian, gelombang virus corona varian delta menghantam negara tersebut.

Untuk beberapa pekan, India melaporkan ribuan kematian akibat Covid-19 setiap harinya.

Kala itu, meski tingkat penularan meningkat pesat, Modi enggan untuk menerapkan kembali lockdown secara nasional lantaran menghindari jutaan penduduk India kembali masuk dalam jurang kemiskinan.

Meski tak menerapkan lockdown, bukan berarti ekonomi India kebal terhadap dampak yang disebabkan oleh varian delta.

Pemerintah India memang tak merilis data resmi pertumbuhan kuartal per kuartal. Namun, berdasarkan perkiraan Capital Economics, ekonomi India mengalami kontraksi sebesar 12 persen pada kuartal II-2021 bila dibandingkan dengan kuartal I tahun ini.

"Kontraksi ini cukup besar bila melihat data historis, dan lebih dalam ketimbang dengan yang telah kami perkirakan," ujar Shah.

Baca juga: Jutaan Penduduk Jatuh Miskin, Orang Terkaya di India Kian Tajir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
DPR: Tarif Impor Trump Rugikan Konsumen AS Sendiri
DPR: Tarif Impor Trump Rugikan Konsumen AS Sendiri
Ekbis
Profil Ahmad Rizal Ramdhani, Jenderal TNI yang Jadi Dirut Bulog
Profil Ahmad Rizal Ramdhani, Jenderal TNI yang Jadi Dirut Bulog
Ekbis
Elnusa Petrofin Perkuat Distribusi Energi Nasional, Ini yang Dilakukan
Elnusa Petrofin Perkuat Distribusi Energi Nasional, Ini yang Dilakukan
Energi
IHSG Malah Menguat Setelah Pengumuman Tarif Trump Kedua, Kok Bisa?
IHSG Malah Menguat Setelah Pengumuman Tarif Trump Kedua, Kok Bisa?
Cuan
Dongkrak Ekonomi Rp 3.050 Triliun, BTN Perkuat Peran di Sektor Perumahan
Dongkrak Ekonomi Rp 3.050 Triliun, BTN Perkuat Peran di Sektor Perumahan
Keuangan
Erick Thohir Upayakan Perum Bisa Setor Dividen hingga Rp 300 Miliar
Erick Thohir Upayakan Perum Bisa Setor Dividen hingga Rp 300 Miliar
Ekbis
Akan Impor Minyak dari AS, ESDM Sudah Komunikasi dengan ExxonMobil dan Chevron
Akan Impor Minyak dari AS, ESDM Sudah Komunikasi dengan ExxonMobil dan Chevron
Energi
Menhub Dukung Garuda Indonesia Tambah Pesawat
Menhub Dukung Garuda Indonesia Tambah Pesawat
Ekbis
Dollar AS Terpuruk, Catat Kinerja Semester Terburuk Sejak Era Nixon
Dollar AS Terpuruk, Catat Kinerja Semester Terburuk Sejak Era Nixon
Keuangan
Bank Mandiri Salurkan BSU untuk 2,89 Juta Pekerja, Total Nilai Rp 1,73 T
Bank Mandiri Salurkan BSU untuk 2,89 Juta Pekerja, Total Nilai Rp 1,73 T
Keuangan
Prudential Rilis PRUSmart Plan, Asuransi Jiwa dengan Manfaat Tunai Pasti Tanpa Pemeriksaan Medis
Prudential Rilis PRUSmart Plan, Asuransi Jiwa dengan Manfaat Tunai Pasti Tanpa Pemeriksaan Medis
Keuangan
Berpotensi Melonjak, IPO CDIA Dinilai Jadi Sentimen Positif Bagi Saham Terafiliasi Prajogo Pangestu
Berpotensi Melonjak, IPO CDIA Dinilai Jadi Sentimen Positif Bagi Saham Terafiliasi Prajogo Pangestu
Cuan
Target CDIA, Perusahaan Prajogo Pangestu Usai IPO di BEI
Target CDIA, Perusahaan Prajogo Pangestu Usai IPO di BEI
Cuan
Brand Lokal Didorong Terapkan Mindful Production, Jawab Tren Konsumen Peduli Lingkungan
Brand Lokal Didorong Terapkan Mindful Production, Jawab Tren Konsumen Peduli Lingkungan
Smartpreneur
Tarif Trump 32 Persen, Bos OJK Sebut Pasar Keuangan RI Masih Mencermati
Tarif Trump 32 Persen, Bos OJK Sebut Pasar Keuangan RI Masih Mencermati
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau