Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Bisnis Tes PCR, Dompet Dhuafa Tegaskan Tak Punya 40 Lab

Kompas.com - 12/11/2021, 18:26 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Dompet Dhuafa membantah kabar yang menyebutkan mereka berbisnis tes Covid-19 dan memiliki 40 lab penanganan tes polymerase chain reaction (PCR).

Di masa pandemi, Dompet Dhuafa memang menyelenggarakan program seperti mitigasi bencana penyebaran virus, tes antibody, tes antigen dan tes PCR secara gratis bagi masyarakat dhuafa di Indonesia.

Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Bambang Suherman menyebutkan, Dompet Dhuafa (Yayasan Dompet Dhuafa Republika/YDDR) tidak memiliki kepemilikan atas PT Daya Dinamika Sarana Medika (DDSM).

Baca juga: Menteri Investasi Minta Aktivis Tak Lagi Persoalkan Bisnis Tes PCR

Sebelumnya tersebar informasi di media sosial, DDSM yang disebut-sebut memiliki 40 lab penanganan tes PCR terafiliasi dengan Dompet Dhuafa.

"Saya tegaskan bahwa Dompet Dhuafa sama sekali tidak ada kaitannya dengan DDSM. Kami juga sudah meminta agar pemilik DDSM mengklarifikasi persoalan ini agar tidak simpang siur," ungkap Bambang kepada seperti dilansir Kontan.co.id, Jumat (12/11).

Dia menjelaskan, terkait dengan aktivitas dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Dompet Dhuafa memiliki jaringan layanan kesehatan, yakni PT DD Medika (DDM).

"Mengenai aktivitas DDM, bisa menghubungi tim operasional DDM," ucap Bambang.

Dompet Dhuafa juga secara resmi menyampaikan klarifikasinya melalui website dompetdhuafa.org.

Baca juga: Bio Farma: Biaya Tes PCR Bisa Rp 275.000 karena Harga Reagen Hanya Rp 90.000

Berikut ini kutipannya:

Beredarnya informasi di dunia maya terkait Jasa Penyelenggara Tes PCR yang menyudutkan Yayasan Dompet Dhuafa Republika, pada Rabu malam (10/11), dengan ini lembaga nirlaba milik masyarakat, Dompet Dhuafa menyampaikan klarifikasi, bahwa:

1. Dompet Dhuafa atau yang dulu dikenal sebutan Dompet Dhuafa Republika, tetap menjaga independensi sebagai lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa melalui pengelolaan dana Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf (ZISWAF), serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan maupun lembaga;

2. Berita tersebut adalah tidak benar bahwa Dompet Dhuafa memiliki lebih dari 40 lab penanganan PCR;

3. Dompet Dhuafa (Yayasan Dompet Dhuafa Republika/ YDDR) tidak memiliki kepemilikan atas PT DDSM (Daya Dinamika Sarana Medika). Jaringan layanan kesehatan Dompet Dhuafa adalah PT DDM (DD Medika);

4. Dalam merebaknya wabah Covid-19, Dompet Dhuafa mendukung penuh Sikap Pemerintah untuk penanganan mewabahnya kasus Covid-19 di Indonesia dengan menyelenggarakan Program Mitigasi Bencana Penyebaran Virus, Tes Antibody, Tes Antigen dan PCR gratis bagi masyarakat dhuafa di Indonesia, juga membuka layanan Crisis Center untuk pencegahan dan penanggulangan covid 19.

Demikian pernyataan ini kami buat. Semoga dapat memberikan kejelasan bagi semua pihak dan seraya memohon doa dari masyarakat untuk kebaikan bangsa ini agar kita segera terbebas dari wabah Covid-19 ini. (Sandy Baskoro)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Membantah berbisnis tes Covid-19, Dompet Dhuafa menyatakan tak punya 40 lab tes PCR

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Selama Januari-Juni 2025, Bea Cukai Jateng-DIY Sita 64,5 Juta Batang Rokok dan Ribuan Liter MMEA Ilegal
Selama Januari-Juni 2025, Bea Cukai Jateng-DIY Sita 64,5 Juta Batang Rokok dan Ribuan Liter MMEA Ilegal
Rilis
Harga Minyak Dunia Turun Lagi, Imbas Ketegangan Mereda dan OPEC+ Siap Naikkan Produksi
Harga Minyak Dunia Turun Lagi, Imbas Ketegangan Mereda dan OPEC+ Siap Naikkan Produksi
Energi
Uni Eropa Janji Pasang Tarif Impor Murah ke Indonesia, Airlangga: Serendah Mungkin
Uni Eropa Janji Pasang Tarif Impor Murah ke Indonesia, Airlangga: Serendah Mungkin
Ekbis
Ekonomi Tetap Bergerak, Kelas Menengah Jadi Motor Konsumsi Saat Libur Panjang Mei 2025
Ekonomi Tetap Bergerak, Kelas Menengah Jadi Motor Konsumsi Saat Libur Panjang Mei 2025
Ekbis
Harga Emas Dunia Naik Tipis Usai Sentuh Level Terendah, Gambaran Pasar Tak Lagi Cemas
Harga Emas Dunia Naik Tipis Usai Sentuh Level Terendah, Gambaran Pasar Tak Lagi Cemas
Cuan
Pelabuhan Patimban Belum Beroperasi Penuh, DPR Minta Segera Diaudit
Pelabuhan Patimban Belum Beroperasi Penuh, DPR Minta Segera Diaudit
Ekbis
Pyridam Farma (PYFA) Rombak Jajaran Direksi, Ini Daftar Lengkapnya
Pyridam Farma (PYFA) Rombak Jajaran Direksi, Ini Daftar Lengkapnya
Ekbis
Negosiasi Tarif Resiprokal Masih Berlanjut, Indonesia Berikan Tawaran Kedua ke AS
Negosiasi Tarif Resiprokal Masih Berlanjut, Indonesia Berikan Tawaran Kedua ke AS
Ekbis
Mendag Rilis 9 Permendag Baru Berdasar Klaster, Atur soal Impor Komoditas
Mendag Rilis 9 Permendag Baru Berdasar Klaster, Atur soal Impor Komoditas
Ekbis
Revisi Permendag 8/2024, Mendag: Produk Tekstil Tetap Kena Lartas!
Revisi Permendag 8/2024, Mendag: Produk Tekstil Tetap Kena Lartas!
Ekbis
Permendag 8/2024 Direvisi, Simak Rincian 10 Komoditas yang Direlaksasi Pemerintah
Permendag 8/2024 Direvisi, Simak Rincian 10 Komoditas yang Direlaksasi Pemerintah
Ekbis
Berapa Honor Dosen yang Jadi Pembimbing Skripsi di PTN?
Berapa Honor Dosen yang Jadi Pembimbing Skripsi di PTN?
Ekbis
Investor Keluhkan Nabung Saham Ditagih Rp 1,8 Miliar, Ini Respons Ajaib Sekuritas
Investor Keluhkan Nabung Saham Ditagih Rp 1,8 Miliar, Ini Respons Ajaib Sekuritas
Cuan
Gen Alpha Lebih Melek Finansial, Simak 2 Tips Anak di Era Serba Instan
Gen Alpha Lebih Melek Finansial, Simak 2 Tips Anak di Era Serba Instan
Keuangan
Berapa Gaji Lembur untuk Dosen PNS di PTN?
Berapa Gaji Lembur untuk Dosen PNS di PTN?
Karier
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau