Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Saham Global Gonjang-ganjing, Kenapa RI Dinilai Masih Jadi "Surga" Para Investor?

Kompas.com - 02/03/2022, 08:11 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pasar saham global saat ini sedang bergejolak sebagai respons perang  Rusia-Ukraina. Hal ini turut berdampak pada saham-saham global, termasuk Indonesia.

Wall Street ditutup merah, demikian juga dengan bursa Eropa yang melemah. Namun demikian, potensi yang besar muncul di Tanah Air.

Dengan sumber daya alam yang besar serta didukung oleh data ekonomi yang positif, Indonesia dinilai masih menjadi surga para investor, terutama saat perang atau ketidakpastian.

Baca juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, mengalirnya dana asing ke pasar modal Indonesia terjadi karena indikator ekonomi Indonesia yang positif.

“Menurut saya so far pasar modal mengalami capital inflow, bicara year to date, para pelaku pasar lebih cenderung mengapresiasi fundamental makro ekonomi yang solid, kondusif, dan berkesinambnungan. Wajar saja, aliran dana asing mengalir cukup tinggi,” kata Nafan kepada Kompas.com, Selasa (1/3/2022).

Sementara itu, Investment Analyst Stockbit Sekuritas Hendriko Gani menuturkan, harga komoditas yang tinggi dan fundamental Indonesia yang kuat, menjadi pertimbangan investor asing untuk menjadikan Indonesia sebagai alternatif investasinya.

“Dengan harga komoditas yang tinggi ini, produsen-produsen komoditas seperti sektor metal mining, energi, dan plantation berpotensi membukukan keuntungan tambahan dan membuat sahamnya menarik,” kata Hendriko Gani.

Namun, jika harga komoditas berbalik menurun setelah ketidakpastian global ini selesai, sahamnya pun bisa kembali melemah. Di sisi lain, volatilitas yang makin tinggi diprediksi akan terjadi dalam jangka menengah-panjang.

Baca juga: Bitcoin dkk Lanjutkan Penguatan, Cek Harga Kripto Hari Ini

“Sepanjang harga komoditas masih tinggi, terutama batu bara, coal dan CPO serta fundamental Indonesia yang berpotensi kuat, ketidakpastian ini bisa menyebabkan volatilitas yang makin tinggi. Dampaknya ke IHSG dalam jangka menengah panjang, IHSG masih memiliki potensi menguat,” kata dia.

Hendriko juga mengatakan, selain pada sektor energi, sektor perbankan juga perlu dicermati. Sebab kata dia, sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang pulih lebih cepat saat pandemi Covid-19 berakhir.

“Selain itu sektor perbankan juga menarik di tengah pemulihan ekonomi Indonesia pasca Covid-19. Apabila pemulihan masih dapat terus berlanjut, emiten perbankan dapat menjadi sektor yang menarik,” ucapnya.

Baca juga: Hanung Bramantyo Unggah Foto Bareng Ariel Tatum, Zaskia Mecca: Dia Lupa Semua Surat Tanah Atas Nama Aku

Nafan melanjutkan, dengan kinerja IHSG yang terapresiasi yang merupakan pengaruh dinamika geopolitik, khususunya di kawasan Eropa Timur.

Efek dari agresi militer membuat negara-negara sekutu menerapkan sanksi untuk mengurangi dan mempengaruhi kapasitas dan kapabilitas Rusia dalam rangka menjalankan bagian dari kebijkan politik pemerintah.

“Ini bisa membuat kacau balau Rusia. Sektor yang perlu dicermati pada awal pekan ini adalah sektor tekno dan energi,” ungkap Nafan.

Baca juga: Wall Street Ditutup Melemah, Saham Perbankan AS Rontok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
siapa bilang surga investor,kenapa investor rusia pada hengkang dari sini


Terkini Lainnya
Kadin GEO Resmi Diluncurkan di Paris, Perkuat Perdagangan dan Diplomasi Ekonomi
Kadin GEO Resmi Diluncurkan di Paris, Perkuat Perdagangan dan Diplomasi Ekonomi
Ekbis
Peringkat 115 dari Top 1.000 World Banks, Bank Mandiri Raih Pengakuan The Banker
Peringkat 115 dari Top 1.000 World Banks, Bank Mandiri Raih Pengakuan The Banker
Ekbis
Kadin GEO Resmi Diluncurkan, Perkuat Bisnis RI di Kancah Global
Kadin GEO Resmi Diluncurkan, Perkuat Bisnis RI di Kancah Global
Ekbis
Akseleran Diterpa Gagal Bayar, OJK Perketat Pengawasan
Akseleran Diterpa Gagal Bayar, OJK Perketat Pengawasan
Keuangan
Menimbang Kapitalisme yang Ditolak Prabowo: Tak Sepenuhnya Salah, Tak Selalu Benar
Menimbang Kapitalisme yang Ditolak Prabowo: Tak Sepenuhnya Salah, Tak Selalu Benar
Ekbis
Saham Chandra Daya Investasi (CDIA) Kena UMA Setelah Berturut-turut Cetak ARA
Saham Chandra Daya Investasi (CDIA) Kena UMA Setelah Berturut-turut Cetak ARA
Cuan
Harga Emas di Pegadaian 16 Juli 2025: Galeri24 Turun Rp 10.000, UBS Naik Rp 1.000
Harga Emas di Pegadaian 16 Juli 2025: Galeri24 Turun Rp 10.000, UBS Naik Rp 1.000
Belanja
Inflasi AS Naik, Simak Daftar Kurs Rupiah 5 Bank Besar di Indonesia Rabu 16 Juli 2025
Inflasi AS Naik, Simak Daftar Kurs Rupiah 5 Bank Besar di Indonesia Rabu 16 Juli 2025
Keuangan
Harga Bitcoin Sempat All-Time High, Ini Sebabnya
Harga Bitcoin Sempat All-Time High, Ini Sebabnya
Cuan
Harga Emas Antam Hari Ini 16 Juli 2025 Merosot Lagi Rp 6.000 Per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini 16 Juli 2025 Merosot Lagi Rp 6.000 Per Gram
Belanja
Pujian Selangit Trump untuk Prabowo usai Deal Tarif Impor
Pujian Selangit Trump untuk Prabowo usai Deal Tarif Impor
Ekbis
Trump Klaim RI Siap Borong Produk Energi dan Pangan AS Senilai Rp 321 Triliun Plus 50 Pesawat, Usai Tarif Impor Jadi 19 Persen
Trump Klaim RI Siap Borong Produk Energi dan Pangan AS Senilai Rp 321 Triliun Plus 50 Pesawat, Usai Tarif Impor Jadi 19 Persen
Ekbis
Sambangi BSI, Mahasiswa Australia Belajar Keuangan Syariah ala Indonesia
Sambangi BSI, Mahasiswa Australia Belajar Keuangan Syariah ala Indonesia
Ekbis
Deal Prabowo-Trump: RI Kena Tarif Impor 19 Persen, tapi AS 0 Persen
Deal Prabowo-Trump: RI Kena Tarif Impor 19 Persen, tapi AS 0 Persen
Ekbis
IHSG Dibuka Menguat Usai AS Tetapkan Tarif 19 Persen ke Indonesia, Nilai Tukar Rupiah Tertekan
IHSG Dibuka Menguat Usai AS Tetapkan Tarif 19 Persen ke Indonesia, Nilai Tukar Rupiah Tertekan
Cuan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau