Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Banyak Sarjana Menganggur dan Sulit Mencari Kerja?

Kompas.com - 23/03/2022, 18:28 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


KOMPAS.com - Penyebab sarjana banyak yang menganggur penting diketahui untuk menemukan jawaban dari pertanyaan kenapa sarjana sulit mencari kerja.

Pertanyaan-pertanyaan serupa juga kerap bermunculan di kalangan pembaca yang penasaran mengapa lulusan sarjana banyak yang menganggur.

Lalu kenapa lulusan perguruan tinggi makin sulit mendapat pekerjaan? Mengapa banyak sarjana yang menganggur?

Baca juga: Generasi Sandwich Itu Apa? Pahami Arti dan Dampak Generasi Sandwich

Titik Handayani dari Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah mengulas tentang kenapa sarjana banyak yang nganggur.

Ulasan mengenai mengapa banyak sarjana menganggur ini disajikan dalam penelitiannya yang berjudul Relevansi Lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia dengan Kebutuhan Tenaga Kerja di Era Global.

Dalam penelitian yang dimuat pada Jurnal Kependudukan Indonesia Vol. 10 No. 1 Juni 2015 tersebut, terungkap sejumlah penyebab sarjana banyak yang menganggur.

Lulusan sarjana tak sesuai kebutuhan

Titik Handayani menulis, hasil penelitian McKinsey, UNESCO, dan ILO (2008) menemukan adanya kesenjangan antara sistem pendidikan dengan dunia kerja di Indonesia.

Kesenjangan tersebut yaitu lulusan yang dihasilkan perguruan tinggi tidak sesuai dengan yang dibutuhkan pengguna kerja.

Baca juga: Menikah dengan Generasi Sandwich? Ini Cara Memutus Rantai Generasi Sandwich

Hal ini berkaitan dengan adanya fakta tantangan ketenagakerjaan di era global yaitu kurangnya kesempatan kerja produktif sebagai akibat ketidakstabilan dan fluktuasi yang terjadi pada ekonomi global.

Kecenderungan meningkatnya pengganggur muda dan terdidik merupakan salah satu indikasi. Ini merupakan salah satu penjelasan mengapa lulusan sarjana banyak yang menganggur.

Berbagai faktor yang berpengaruh terhadap tingginya tingkat pengangguran di antaranya adalah:

  • Kesempatan kerja yang terbatas.
  • Kualifikasi pekerjaan yang tidak sesuai.
  • Minimnya kemandirian pencari kerja untuk berwirausaha.

Baca juga: Pahami Aturan Jam Kerja Lembur dan Cara Menghitung Upah Lembur

Sarjana sulit mencari kerja karena berkembangnya teknologi

Lebih lanjut, kondisi ini diperparah oleh perubahan struktural bukan hanya perubahan demografi, tetapi juga efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi, fragmentasi geografis dan mata rantai global.

Di samping itu, era globalisasi berdampak arus mobilitas tenaga kerja antar negara menjadi semakin tinggi.

Hal ini membuat persaingan menjadi semakin ketat, pekerja asing akan mudah masuk dan bekerja di Indonesia sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi yang dimilikinya.

Implikasinya, kesempatan kerja yang tersedia di dalam negeri akan diisi oleh pekerja asing yang jauh lebih siap dibanding angkatan kerja Indonesia dari segi kualitas, profesionalisme dan kompetensinya.

Halaman:
Komentar
industri indonesia belum butuh level sarjana sebenarnya. lagi pula, universitas itu bukan sekolah vokasi. universitas tempat belajar ilmu teoritis. industri butuhnya pengalaman kerja. tinggal pilih, antara masuk sekolah vokasi, melamar posisi non-sarjana dulu di industri biar dapat pengalaman kerja


Terkini Lainnya
Industri Media Indonesia Hadapi Era Ekosistem Multiplatform dan Disrupsi Digital
Industri Media Indonesia Hadapi Era Ekosistem Multiplatform dan Disrupsi Digital
Industri
Perusahaan Plastik Terbesar se-Asia Pasifik Segera Bangun Pabrik Rp 115 Miliar di Batang
Perusahaan Plastik Terbesar se-Asia Pasifik Segera Bangun Pabrik Rp 115 Miliar di Batang
Ekbis
Libur Nataru, Diskon Pesawat, Jalan Tol, dan Kereta Api Bakal Kembali Diberikan
Libur Nataru, Diskon Pesawat, Jalan Tol, dan Kereta Api Bakal Kembali Diberikan
Ekbis
Lewat Program Lisdes, PLN dan Kementerian ESDM Percepat Pemerataan Akses Listrik di Papua
Lewat Program Lisdes, PLN dan Kementerian ESDM Percepat Pemerataan Akses Listrik di Papua
Energi
Profil JTA Investree Doha, Perusahaan yang Tunjuk Buronan Adrian Gunadi Jadi CEO
Profil JTA Investree Doha, Perusahaan yang Tunjuk Buronan Adrian Gunadi Jadi CEO
Ekbis
Pemerintah Perlu Cermati Risiko Kredit Kopdes Merah Putih agar Tak Jadi Beban Keuangan
Pemerintah Perlu Cermati Risiko Kredit Kopdes Merah Putih agar Tak Jadi Beban Keuangan
Ekbis
Jual Bitcoin Terlalu Cepat, Tesla Rugi Potensi Cuan Rp 81 Triliun
Jual Bitcoin Terlalu Cepat, Tesla Rugi Potensi Cuan Rp 81 Triliun
Ekbis
Adrian Gunadi Jadi CEO di Qatar Meski Berstatus Buron Kasus Investree
Adrian Gunadi Jadi CEO di Qatar Meski Berstatus Buron Kasus Investree
Ekbis
Airlangga Sebut Konflik Thailand-Kamboja Belum Berdampak ke Perekonomian Indonesia
Airlangga Sebut Konflik Thailand-Kamboja Belum Berdampak ke Perekonomian Indonesia
Ekbis
HIPMI dan Pemprov Jakarta Godok Kolaboratif Fund, Legalitasnya Dikaji
HIPMI dan Pemprov Jakarta Godok Kolaboratif Fund, Legalitasnya Dikaji
Ekbis
Wamenaker: Ada Perusahaan yang Bakal Dicabut Izin Karena Langgar Aturan Penahanan Ijazah Karyawan
Wamenaker: Ada Perusahaan yang Bakal Dicabut Izin Karena Langgar Aturan Penahanan Ijazah Karyawan
Ekbis
East Ventures Sasar Investasi di Sektor Kesehatan, AI, Climate Tech, dan Consumer Tech
East Ventures Sasar Investasi di Sektor Kesehatan, AI, Climate Tech, dan Consumer Tech
Ekbis
Barang AS Bakal Bebas Bea Masuk, HIPMI Jaya Mulai Hitung Dampaknya
Barang AS Bakal Bebas Bea Masuk, HIPMI Jaya Mulai Hitung Dampaknya
Ekbis
Impor Baja Murah Tekan Industri Lokal, Legalitas Produk Vietnam dan China Dipertanyakan
Impor Baja Murah Tekan Industri Lokal, Legalitas Produk Vietnam dan China Dipertanyakan
Ekbis
Pemerintah Perpanjang Diskon PPN Rumah 100 Persen hingga Akhir 2025
Pemerintah Perpanjang Diskon PPN Rumah 100 Persen hingga Akhir 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau