Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Perluas Layanan, PGN Luncurkan Gaslink CNG dan Gas In di Batam

Kompas.com - 19/04/2022, 13:37 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Perseroan Terbatas (PT) Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk selaku Subholding Gas Pertamina ingin terus wujudkan perluasan layanan gas PGN di Batam.

Maka dari itu, gas PGN luncurkan layanan baru jaringan gas (jargas) Gaslink compressed natural gas (CNG) dan gas bumi (Gas In).

Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pertamina Erry Sugiharto memberikan apresiasinya kepada jargas Gaslink CNG yang terlihat lebih rapi dan aman ketika digunakan di perumahan.

“Untuk instalasi cukup bersih dan rapi. Gaslink CNG aman dan tadi sudah dicoba pada kompor juga bagus, warna apinya biru, jadi lebih irit dari bahan bakar sebelumnya,” ujar Erry dalam keterangan persnya, Selasa (19/4/2022).

Baca juga: PGN dan PRPP Kerja Sama Sediakan Gas Bumi di GRR Tuban

Hal itu dikatakan oleh Erry pada saat melakukan instalasi Gaslink CNG di Citra Bakery, Rabu (13/4/2022).

Lebih lanjut, Erry juga berharap jargas dan Gaslink CNG di Pertamina menjadi fasilitas baru Pertamina di Batam.

“Ini untuk Indonesia karena gasnya dari bumi Indonesia dan untuk masyarakat Indonesia. Harapannya kedepan jargas dan Gaslink CNG menjadi fasilitas baru dan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) menjadi lebih baik, sehingga pembelian impor energi berkurang,” ungkap Erry.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz mengatakan, jargas dan Gaslink CNG menyalurkan gas yang lebih bersih dan ramah untuk lingkungan rumah tangga.

Baca juga: PGN dan PRPP Kerja Sama Sediakan Gas Bumi di GRR Tuban

Jargas rumah tangga dan Gaslink CNG menyalurkan energi gas yang lebih bersih dan ramah lingkungan dibandingkan dengan energi fosil lain. Terlebih untuk Gaslink CNG dapat membantu meningkatkan daya saing pelanggan sektor komersial dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),” ujar Faris.

Faris menambahkan, UMKM pada umumnya memiliki keterbatasan lahan. Namun, dengan adanya Gaslink CNG, pemilik UMKM tidak perlu menyediakan tempat baru lagi.

“Biasanya UMKM terbatas lahannya, jadi tidak bisa untuk meletakkan cradle. Maka kita memanfaatkan ruang dari pelanggan yang biasa dipakai. Jadi tidak perlu menyediakan tempat baru untuk Gaslink CNG karena bisa menggunakan tempat yang sudah ada,” jelas Faris.

Selain itu, kata dia, pembayaran dalam penggunaan Gaslink CNG dapat terkontrol dengan baik dan lebih fleksibel.

Baca juga: Percepat Proses Transisi Energi, Ini 5 Inisiatif Bisnis PGN LNG Indonesia

“Untuk pembayaran juga lebih terkontrol, baik untuk pascabayar maupun prabayar karena ditagihkan per bulan sesuai dengan besaran pemakaian gas. Selain itu, Gaslink CNG juga lebih fleksibel dan bisa melayani pelanggan dengan volume 500-3000 meter volume (m3) per bulan,” katanya.

Tak ketinggalan, ia juga mengatakan Gaslink CNG merupakan gas bumi yang sudah bersertifikat, sehingga mudah terurai di udara.

“Sama seperti produk gas bumi lainnya, peralatan yang digunakan pada Gaslink CNG sudah tersertifikasi, sehingga penggunaannya terjamin aman karena mudah terurai di udara,” ungkapnya.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Kekayaan Elon Musk Anjlok Rp 195 Triliun Imbas Manuver Politik
Kekayaan Elon Musk Anjlok Rp 195 Triliun Imbas Manuver Politik
Ekbis
BSU 2025 Sudah Disalurkan ke 8,3 Juta Pekerja, Sisanya Tunggu Pencairan
BSU 2025 Sudah Disalurkan ke 8,3 Juta Pekerja, Sisanya Tunggu Pencairan
Ekbis
Profil dan Sejarah NDB, Lembaga Keuangan Alternatif Besutan BRICS
Profil dan Sejarah NDB, Lembaga Keuangan Alternatif Besutan BRICS
Ekbis
KKP Ungkap Ada 370 IUP Tambang di 153 Pulau Kecil, Paling Banyak di Kepri
KKP Ungkap Ada 370 IUP Tambang di 153 Pulau Kecil, Paling Banyak di Kepri
Ekbis
Saham Tesla Terperosok akibat Elon Musk Umumkan Rencana Bikin Partai
Saham Tesla Terperosok akibat Elon Musk Umumkan Rencana Bikin Partai
Ekbis
Sebanyak 571.410 Penerima Bansos Bertransaksi Judol, Nilai Depositnya Capai Rp 957 Miliar
Sebanyak 571.410 Penerima Bansos Bertransaksi Judol, Nilai Depositnya Capai Rp 957 Miliar
Ekbis
DPR dan Pemerintah Sepakati Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2026, Apa Saja?
DPR dan Pemerintah Sepakati Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2026, Apa Saja?
Ekbis
Prudential Syariah Berdayakan Perempuan Indonesia lewat Prinsip Syariah
Prudential Syariah Berdayakan Perempuan Indonesia lewat Prinsip Syariah
Syariah
ASDP: Layanan Penyeberangan Bengkulu–Enggano Kembali Beroperasi
ASDP: Layanan Penyeberangan Bengkulu–Enggano Kembali Beroperasi
Ekbis
KTT BRICS, Prabowo Dorong Perluas Pemanfaatan NDB untuk Negara Berkembang
KTT BRICS, Prabowo Dorong Perluas Pemanfaatan NDB untuk Negara Berkembang
Ekbis
Impor Singkong Bakal Dibatasi, Mentan Singgung Lartas dan Tarif
Impor Singkong Bakal Dibatasi, Mentan Singgung Lartas dan Tarif
Ekbis
Mengenal New Development Bank BRICS, Bank Tandingan IMF dan World Bank
Mengenal New Development Bank BRICS, Bank Tandingan IMF dan World Bank
Ekbis
BSU Rp 600.000 Dipakai Buat Judol? Ini Respons Menaker Yassierli
BSU Rp 600.000 Dipakai Buat Judol? Ini Respons Menaker Yassierli
Ekbis
IHSG Tembus 6.900 Pada Penutupan Perdagangan Hari Ini, Rupiah Justru Keok Terhadap Dollar AS
IHSG Tembus 6.900 Pada Penutupan Perdagangan Hari Ini, Rupiah Justru Keok Terhadap Dollar AS
Cuan
Respons Sri Muyani soal Ancaman Trump ke BRICS: Kita Masih Bicara dengan AS
Respons Sri Muyani soal Ancaman Trump ke BRICS: Kita Masih Bicara dengan AS
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau