Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampoerna Jual Produk Bebas Asap, Segini Harganya

Kompas.com - 22/04/2022, 18:11 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT HM Sampoerna Tbk. telah memperkenalkan produk tembakau yang dipanaskan di Indonesia melalui uji pasar terbatas sejak 2019 lalu.

Induk perusahaannya, Philip Morris International (PMI) bahkan menggelontorkan dana hingga lebih dari 9 miliar dollar AS untuk pengembangan dan penelitian produk bebas asap ini secara global.

President South & Southeast Asia Region Philip Morris International, Stacey Kennedy menuturkan, produk bebas asap ini memiliki profil risiko yang lebih rendah. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan Philip Morris, yang melibatkan 930 ilmuwan.

Baca juga: Akuisisi HMSP sejak 2005, Philip Morris Sudah Gelontorkan Rp 87,5 Triliun

Tanpa membakarnya, produk tembakau ini digadang-gadang mampu mengurangi hingga 95 persen senyawa berbahaya dalam aerosol dibandingkan dengan rokok.

Tak ayal pada tahun 2025, PMI berambisi bahwa 50 persen dari pendapatan bersih akan berasal dari produk bebas asap rokok.

Hingga akhir 2021, sekitar 29% pendapatan bersih kami berasal dari produk bebas asap rokok,” kata Stacey saat ditemui di gedung PT HM Sampoerna Tbk., Jakarta, Kamis (21/4/2022).

Lantas, bagaimana dengan harganya?

Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis mengungkapkan, harga tembakau yang dipanaskan ini sebanding dengan salah satu produk rokok yang sudah dipasarkan sebelumnya, Marlboro.

Produk tembakau yang dipanaskan (HEETS) dibanderol seharga Rp 33.000 per bungkus, sedikit lebih murah daripada Marlboro yang sekitar Rp 35.000 per bungkus.

"Saat ini, Marlboro dijual seharga Rp 35.000 per bungkus 20 batang dan produk HEETS seharga Rp 33.000/bungkus untuk 20 batang. Jadi Anda bisa melihat harganya sebanding," ucap Mindaugas di kesempatan yang sama.

Namun Mindaugas mengakui, belum bisa memastikan harganya di masa yang akan datang, apakah lebih murah atau ada kenaikan harga.

"Saya tidak bisa menyampaikan terkait dengan harga di masa depan," ungkapnya.

Sementara itu, perangkat (device) untuk memanaskan tembakau tersebut dibanderol dengan dua harga, yakni Rp 1,3 juta dan Rp 900.000 tergantung jenisnya. Perangkat bernama IQOS ini telah dilakukan uji pasar secara terbatas sejak Maret 2019.

Baca juga: Minta Pemerintah Lindungi Pekerja Tembakau, Bos HMSP Berharap Tarif Cukai Tak Naik

Di Indonesia, IQOS dan produk tembakau yang dipanaskan bermerek HEETS tersedia di Jakarta, Surabaya, Bali dan Medan.

Stacey menambahkan, IQOS telah dipasarkan di 71 negara di dunia pada akhir tahun 2021. PMI menargetkan produknya mencapai 100 negara pada tahun 2025.

"Lebih dari 30 negara di mana IQOS berada saat ini ialah negara-negara berkembang (LMIC), jadi ini tentang produk yang lebih baik untuk semua orang. Dan kami juga ingin dapat memperluasnya ke Asia Selatan dan Tenggara," kata Stacey.

Baca juga: Gara-gara Cukai Rokok Naik, Laba Bersih HM Sampoerna Turun 15,4 Persen di Semester I 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com