Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Gebrak Industri Industri Logistik, Ini Strategi Deliveree Indonesia

Kompas.com - 23/06/2022, 18:05 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deliveree Indonesia ingin menggebrak industri logistik di Indonesia lewat teknologi dan strategi yang dimilikinya.

CEO Deliveree Group Tom Kim mengatakan, Deliveree memiliki teknologi yang dapat memaksimalkan muatan kargo dan meminimalisir biaya yang dikeluarkan pengguna.

Sebab, saat ini industri logistik di Indonesia masih sangat tradisional dan tidak efisien dalam hal biaya logistik yang dikeluarkan.

"Kita ingin Deliveree jadi satu contoh atau pion dari standar logistik di Indonesia," ujarnya saat ditemui Kompas.com di kantornya, Kamis (23/6/2022).

Baca juga: Startup Diterpa Gelombang PHK, Jumlah Peserta yang Klaim JKP Akan Naik

Berdasarkan data yang dia miliki, biaya pergudangan dan logistik di Indonesia lebih tinggi dari negara-negara lain, yaitu mencapai 24 persen. Sedangkan di Amerika Serikat dapat ditekan menjadi hanya 7,6 persen dan di China hanya 14,7 persen.

Data tersebut menunjukkan Indonesia masih kesulitan menekan biaya yang dikeluarkan dalam proses logistik yang akhirnya membuat konsumen harus menanggung biaya tersebut dari harga produk yang tinggi.

"Kenapa di Indonesia biaya logistiknya lebih besar dari negara lain? Truk kosong adalah masalah terbesarnya karena rata-rata ketika dari distribusi ke toko itu truknya penuh tapi setelah kembali truknya kosong," jelasnya.

Oleh karenanya, perusahaan jasa pengiriman ini menawarkan solusi berupa platform teknologi yang dapat mentransformasi industri logistik yang masih tradisional menjadi lebih canggih.

Baca juga: Mendag Zulhas: Sudah Tidak Ada Antre atau Rebutan Minyak Goreng di Pasar Kosambi Bandung

Teknologi ini dapat memanfaatkan dengan maksimal kapasitas muatan truk dalam setiap perjalanannya sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pengiriman dapat ditekan.

"Jadi ketika ada customer yang memesan dari titik A ke B, Deliveree akan mencarikan customer yang ingin mengirim dari B ke A. Mungkin tidak exactly persis dari B ke A tapi setidaknya mendekati, di mana hal itu akan mengurangi jumlah truk kosong," ucapnya.

Dia menambahkan, meskipun Deliveree tidak menjadi yang terbesar di Indonesia, namun dia yakin Deliveree akan menjadi pelopor yang dapat menyaingi perusahaan logistik tradisional di Indonesia.

Hal ini terlihat dari perusahaan-perusahaan besar di Indonesia sudah mulai memilih Deliveree sebagai pilihan pengiriman utama mereka.

"Deliveree menganggap kompetitor kita sesungguhnya adalah perusahaan logistik tradisional daripada tech company. Karena tujuan kita adalah mendisrupsi pasar-pasar tradisional sehingga kita menganggap kita harus mampu mengungguli perusahaan-perusahaan logistik tradisional," tukasnya.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Pesawat Susi Air di Timika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com