Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Sawit Minta Kebijakan DMO dan DPO Dihapus, Ini Alasannya

Kompas.com - 29/06/2022, 19:28 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Petani sawit mendesak pemerintah untuk menghapuskan kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO). Sebab, kebijakan DMO dan DPO serta flush out (FO) ini dinilai menjadi penyebab lambatnya ekspor CPO dan anjloknya harga tandan buah segar (TBS) sawit.

Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung mengatakan, saat ini harga rata-rata TBS berada di kisaran Rp 845 per kg untuk petani nonmitra dan Rp 1.441 per kg untuk petani mitra. Harga TBS bagi petani yang bermitra dengan produsen sawit ini pun masih berada di bawah harga yang ditetapkan Dinas Perkebunan.

"Begitu tragisnya nasib petani sawit saat ini, hari demi hari (harga TBS) terus berkurang," kata dia dalam keterangannya, Rabu (19/6/2022).

Baca juga: Sediakan Minyak Goreng Murah, Produsen Bisa Dapat Kuota Ekspor 5 Kali Lipat

Gulat menjelaskan selama ini mekanisme perhitungan harga TBS di Indonesia tidak pernah menggunakan komponen biaya produksi atau harga pokok produksi (HPP), melainkan dengan melihat hasil tender internasional di Rotterdam, yang kemudian ditender di dalam negeri.

"Harga tender di dalam negeri sangat mencengangkan yaitu hanya Rp 8.000, sedangkan harga tender CPO internasional itu mencapai Rp 20.400," tutur dia.

Menurut Gulat, perbedaan harga TBS di dalam negeri dan internasional ini disebabkan oleh sejumlah aturan yang ditetapkan pemerintah seperti DMO dan DPO.

Baca juga: Kemenko Marves: Beli Minyak Goreng Pakai PeduliLindungi untuk Cegah Penimbunan

Oleh sebab itu, petani berharap pemerintah segera menghapuskan beban yang selama ini membuat harga TBS petani anjlok. Setidaknya, ada dua beban yaitu DMO dan DPO yang bisa segera dihapuskan agar bisa kembali mengerek harga TBS petani di dalam negeri.

"Jadi kalau dibilang anjloknya harga TBS itu karena apa? ya karena beban-beban tadi. Kalau untuk BK (Bea Keluar) dan PE (Pungutan Ekspor) kami setuju tetap dilanjutkan. Tapi kalau untuk yang 3 beban (DMO, DPO dan FO) itu harus dihapus," tutup dia. (Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi)

Baca juga: Ini Hadiah untuk Produsen Minyak Goreng yang Ikut Program Minyakita

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Harga TBS Jatuh, Petani Sawit Minta Kebijakan DMO dan DPO Dihapus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
ini mah kakitangan nya pengusaha rakus kalee, mosok b0d0 nya ngak ketulungan, lha kalo "kewajiban memenuhi kebutuhan rakyat sendiri dihapus" maka harga migor makin gila dan kalian petani sawit juga ngak bakal bisa beli migor. koplaaak tenan kekayaan alam dikasih ke asing semua ! gubluk buanget dah


Terkini Lainnya
Pemerintah Tetapkan 219 PSN dalam RKP 2026, Tujuh Proyek Arahan Langsung Prabowo
Pemerintah Tetapkan 219 PSN dalam RKP 2026, Tujuh Proyek Arahan Langsung Prabowo
Ekbis
BI Harap Perbankan Cepat Respons Penurunan BI Rate, tapi...
BI Harap Perbankan Cepat Respons Penurunan BI Rate, tapi...
Keuangan
Pupuk Indonesia Dukung Peningkatan Aspek Legal dan SDM Kopdes Merah Putih
Pupuk Indonesia Dukung Peningkatan Aspek Legal dan SDM Kopdes Merah Putih
Ekbis
DPR Tekankan Pentingnya Skema Pendanaan dan Regulasi Koperasi Merah Putih
DPR Tekankan Pentingnya Skema Pendanaan dan Regulasi Koperasi Merah Putih
Keuangan
Perluas Pasar Ekspor Indonesia, Kadin Sorot Pentingnya Peran Dubes
Perluas Pasar Ekspor Indonesia, Kadin Sorot Pentingnya Peran Dubes
Ekbis
Apindo Usulkan Pemerintah Beri Insentif ke Industri Padat Karya
Apindo Usulkan Pemerintah Beri Insentif ke Industri Padat Karya
Industri
Penggunaan Produk Dalam Negeri Belum Optimal, Kemenperin Bakal Sederhanakan Perhitungan TKDN
Penggunaan Produk Dalam Negeri Belum Optimal, Kemenperin Bakal Sederhanakan Perhitungan TKDN
Industri
Viral Eks Marinir Satria Arta, Berapa Gaji Tentara Bayaran Rusia?
Viral Eks Marinir Satria Arta, Berapa Gaji Tentara Bayaran Rusia?
Ekbis
Pemerintah Target SPPG MBG Capai 30.000 Unit, Pasokan Pangan Aman?
Pemerintah Target SPPG MBG Capai 30.000 Unit, Pasokan Pangan Aman?
Ekbis
Kebijakan 'Negative Growth' dan Digitalisasi, Sri Mulyani: SDM Kemenkeu Berkurang Hampir 1,000 Orang
Kebijakan "Negative Growth" dan Digitalisasi, Sri Mulyani: SDM Kemenkeu Berkurang Hampir 1,000 Orang
Ekbis
Emiten Sawit Sumber Tani Agung (STAA) Raih Laba Bersih Rp 656,72 Miliar Per Juni 2025
Emiten Sawit Sumber Tani Agung (STAA) Raih Laba Bersih Rp 656,72 Miliar Per Juni 2025
Cuan
Krakatau Steel (KRAS) Pacu Ekspor Baja Lapis
Krakatau Steel (KRAS) Pacu Ekspor Baja Lapis
Industri
Ciri-ciri Orang Kaya Asli, Paham Investasi dan Tak Suka 'Flexing'
Ciri-ciri Orang Kaya Asli, Paham Investasi dan Tak Suka "Flexing"
Ekbis
Berapa Triliun Dividen BCA untuk Konglomerat Bambang Hartono Setahun?
Berapa Triliun Dividen BCA untuk Konglomerat Bambang Hartono Setahun?
Cuan
 Bahlil Kaji Peluang Koperasi Merah Putih Kelola Tambang
Bahlil Kaji Peluang Koperasi Merah Putih Kelola Tambang
Energi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau