Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal PayTren, Bisnis Yusuf Mansur yang Dulunya MLM

Kompas.com - 08/10/2022, 11:34 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Baru-baru ini, Yusuf Mansur kembali menghebohkan jagat maya. Ustadz kondang ini mengaku sebagai komisaris Grab, perusahaan aplikator transportasi decacorn yang berbasis di Singapura.

Hal ini viral di TikTok, melalui potongan ceramahnya yang mengaku sebagai Komisaris Grab. Orang dengan nama asli Jam'an Nurchotib Mansur pun mengakui demikian.

Belum jelas kapan ceramah tersebut dilakukan. Namun, pihak manajemen Grab Indonesia kembali membantah pernyataan Ustaz Yusuf Mansur yang mengaku sempat mendapat kontrak sebagai advisor, apalagi komisaris di perusahaan tersebut.

Bisnis Yusuf Mansur

Selain dikenal sebagai pendakwah, Yusuf Mansur juga lekat dengan dunia bisnis. Namanya tak bisa dilepaskan dari PayTren.

Baca juga: Yusuf Mansur: Penggalang Sedekah, Manajer Investasi, Influencer Saham

PayTren adalah aplikasi yang bisa diunduh dari smartphone yang bisa dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti melakukan pembayaran pulsa, tagihan listrik, token listrik, PDAM, cicilan, BPJS Kesehatan, IndiHome, voucher games, tiket kereta, pesawat, dan sebagainya.

Fitur yang ada pada PayTren bisa dikatakan sangat serupa dengan aplikasi yang ditawarkan mobile banking milik bank nasional maupun aplikasi dompet digital.

Selain pembayaran transaksi, PayTren juga bisa dipakai untuk transaksi pembayaran merchant, transfer, maupun tarik tunai.

Aplikasi PayTren juga dikenal sebagai aplikasi sedekah. Sedekah sendiri merupakan istilah yang sangat lekat dengan sosok Yusuf Mansur dalam setiap ceramahnya.

Baca juga: Kisah Hitler Bangun Ekonomi Jerman yang Hancur Lebur usai Perang

Dilihat dari laman resminya, aplikasi ini merupakan besutan PT Veritra Sentosa Internasional, sebuah perusahaan yang berkantor di The Suites Metro, Buah Batu, Bandung.

Pada awal dirintis, perusahaan ini sempat mengembangkan metode penjualan direct selling berjenjang atau sistem multi level marketing (MLM). 

PayTren juga diketahui menggelontorkan dana tak sedikit untuk menjadi sponsor klub sepakbola di Benua Eropa.

PayTren sempat menjadi sponsor dari klub sepak bola dari Polandia, Lechia Gdansk tempat di mana Yusuf Mansur juga membantu mengorbitkan pemain timnas Indonesia Egy Maulana Vikri bermain di sana.

Baca juga: Mengapa Hitler Menolak Melunasi Utang Jerman ke Negara Sukutu?

Dalam unggahannya di Instagram, Yusuf Mansur mengklaim PayTren perlu merambah pasar global sekaligus untuk mengenalkan nama Indonesia.

Selain aplikasi, Paytren juga bisa merujuk pada perusahaan pengelola investasi atau manajer investasi, yakni Paytren Aset Manajemen yang juga dirintis Yusuf Mansur.

Paytren Aset Manajemen diketahui cukup aktif menghimpun dana masyarakat secara gotong royong mengerjakan sejumlah proyek strategis.

Dikutip dari situs resmi paytren-am.co.id, PayTren merupakan manajer investasi syariah pertama di Indonesia yang didirikan oleh Yusuf di bawah nama PT Paytren Aset Manajemen (PAM). Perusahaan beroperasi sejak 24 Oktober 2017.

Baca juga: Sejarah Ekonomi China, Mengaku Komunis, tapi Sering Dianggap Kapitalis

Perusahaan mendapatkan izin operasi oleh Otoritas Jasa Keuangan melalui salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor: KEP-49/D.04/2017 tentang Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Manajer Investasi Syariah kepada PT Paytren Aset Manajemen.

Salah satu produk yang ditawarkan oleh Paytren adalah PAM Syariah Likuid Dana Safa. Produk itu merupakan reksa dana berbasis pasar uang syariah, di mana 100 persen uang nasabah akan ditempatkan pada instrumen pasar uang syariah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
weleh.... lbh parah lagi..., membalas komentar red civic : bukan pengemis lagi tapi perampok/begal wong lucutin sendiri perhiasan emak emak ko..


Terkini Lainnya
Pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto Jadi Orang Terkaya Ke-11 di Dunia
Pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto Jadi Orang Terkaya Ke-11 di Dunia
Keuangan
Askrindo Ukur Dampak Program Pendidikan di Gunungsitoli Lewat SROI
Askrindo Ukur Dampak Program Pendidikan di Gunungsitoli Lewat SROI
Keuangan
Singapura Terhindar dari Resesi Teknikal, tapi Akui Ketidakpastian Masih Tinggi
Singapura Terhindar dari Resesi Teknikal, tapi Akui Ketidakpastian Masih Tinggi
Ekbis
KAI Commuter: 166 Juta Penumpang Naik KRL Sepanjang Semester I 2025
KAI Commuter: 166 Juta Penumpang Naik KRL Sepanjang Semester I 2025
Ekbis
Awas Modus Fake BTS, Penipuan Siber yang Masuk lewat SMS Resmi
Awas Modus Fake BTS, Penipuan Siber yang Masuk lewat SMS Resmi
BrandzView
PGE Ukir Prestasi Berkat Komitmen ESG, Bukan Cuma Urus Listrik
PGE Ukir Prestasi Berkat Komitmen ESG, Bukan Cuma Urus Listrik
Energi
Ini 3 Saham Prajogo Pangestu yang Lepas dari Perlakukan Khusus MSCI
Ini 3 Saham Prajogo Pangestu yang Lepas dari Perlakukan Khusus MSCI
Cuan
MSCI Ubah Aturan, Peluang Saham Prajogo Pangestu Masuk Indeks Makin Ketat
MSCI Ubah Aturan, Peluang Saham Prajogo Pangestu Masuk Indeks Makin Ketat
Ekbis
BI Ajak Anak-anak Pahami Sistem Pembayaran lewat Pameran Mainan
BI Ajak Anak-anak Pahami Sistem Pembayaran lewat Pameran Mainan
Keuangan
Harga Bitcoin Tembus 120.000 Dollar AS, All-Time High
Harga Bitcoin Tembus 120.000 Dollar AS, All-Time High
Ekbis
Hasil Final Rekrutmen Bersama BUMN 2025 Resmi Diumumkan, Ini Cara Ceknya
Hasil Final Rekrutmen Bersama BUMN 2025 Resmi Diumumkan, Ini Cara Ceknya
Ekbis
1,3 Juta Ton Beras SPHP Mulai Diguyur, Harganya Tak Bisa Melebihi Rp 12.500 Per Kg
1,3 Juta Ton Beras SPHP Mulai Diguyur, Harganya Tak Bisa Melebihi Rp 12.500 Per Kg
Ekbis
RI-Uni Eropa Sepakati Komitmen Bea Impor Nol Persen di Tengah Gejolak Tarif Trump
RI-Uni Eropa Sepakati Komitmen Bea Impor Nol Persen di Tengah Gejolak Tarif Trump
Ekbis
Utang Luar Negeri Indonesia Tumbuh Melambat, BI Catat Nilai Capai Rp 7.078 Triliun
Utang Luar Negeri Indonesia Tumbuh Melambat, BI Catat Nilai Capai Rp 7.078 Triliun
Ekbis
Cara Cek Hasil Akhir Rekrutmen Bersama BUMN 2025, Klik rekrutmenbersama2025.fhcibumn.id
Cara Cek Hasil Akhir Rekrutmen Bersama BUMN 2025, Klik rekrutmenbersama2025.fhcibumn.id
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jika AS Mundur, Siapa yang Ladeni Ancaman Putin di Eropa?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau