Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Perintahkan Lawan Penempatan PMI Ilegal

Kompas.com - 17/10/2022, 18:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melepas keberangkatan 597 Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Korea Selatan untuk bekerja di sektor manufaktur dan perikanan.

Presiden mengatakan, saat ini jumlah PMI yang berada di luar negeri sebanyak 9 juta. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,5 juta PMI berangkat secara ilegal atau tidak melalui prosedur yang telah ditentukan dan sisanya legal.

Jokowi telah memerintahkan kepada kementerian/lembaga terkait agar melawan sindikasi penempatan PMI ilegal atau non-prosedural dan memberikan pelindungan kepada PMI.

Baca juga: Migrant Watch: Sistem Baru Penempatan PMI ke Malaysia Masih Banyak Titik Lemah

"Pekerja migran kita harus tercatat, harus terpantau, harus bisa dilihat di mana dia bekerja karena ini menyangkut pelindungan, menyangkut keselamatan kita semua," ucapnya dikutip melalui siaran pers Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Senin (17/10/2022).

Jokowi dalam sambutannya pun mengungkapkan rasa senangnya, karena para PMI yang akan berangkat ke Korea Selatan telah diberikan pembekalan dan pendidikan.

"Hari ini saya senang dan merasa bangga karena yang akan berangkat ke Korea ini adalah SDM-SDM dengan kompetensi, SDM-SDM dengan keterampilan, SDM-SDM yang memiliki pendidikan dan akan bekerja ke Korea. Dan saya lihat tadi semangatnya betul-betul sebuah semangat yang optimis. Saya senang karena saudara-saudara ini disipakan, ada pembekalan, tujuannya jelas," tuturnya.

Kesempatan itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menambahkan, saat ini banyak negara yang menginginkan tenaga kerja dari Indonesia. Selain dari Korea Selatan, negara lainnya datang dari Jepang, Timur Tengah, dan Eropa.

Baca juga: Upah PMI Sektor Domestik di Taiwan Naik Jadi Rp 9,9 Juta

"Kita cukup bangga karena ternyata pekerja migran dari Indonesia ini cukup diminati. Tidak hanya dari Korea, tapi dari negara-negara, seperti negara Jepang, Timur Tengah dan beberapa negara Eropa itu sangat tinggi," ucapnya.

Dia memastikan bahwa penempatan PMI ke negara-negara yang dituju harus melalui prosedur secara legal.

"Kita akan menempatkan mereka yang memiliki kompetensi. Kita siapkan skill dan kompetensi mereka, dan kita pastikan bahwa penempatan mereka itu dilakukan sesuai dengan prosedur," pungkasnya.

Baca juga: Wamenaker: Saya Ingin Penempatan PMI ke Malaysia Harus Mutual Benefit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Ombudsman RI Tinjau Pangkalan Elpiji 3 Kg, Cek Harga Sesuai HET atau Tidak
Ombudsman RI Tinjau Pangkalan Elpiji 3 Kg, Cek Harga Sesuai HET atau Tidak
Energi
Mengenal Universitas Danantara yang Bakal Kembangkan Pembelajaran AI hingga Teknik
Mengenal Universitas Danantara yang Bakal Kembangkan Pembelajaran AI hingga Teknik
Ekbis
Intip Skema Baru Pajak Aset Kripto, Berlaku Hari Ini
Intip Skema Baru Pajak Aset Kripto, Berlaku Hari Ini
Cuan
IHSG Bakal Merosot Lagi di Akhir Pekan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Jumat
IHSG Bakal Merosot Lagi di Akhir Pekan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Jumat
Cuan
Negara Hadir di Pelosok Lewat Listrik, 10.000 Titik Teraliri
Negara Hadir di Pelosok Lewat Listrik, 10.000 Titik Teraliri
Energi
Pemblokiran Rekening Dormant oleh PPATK: Kebijakan Pemerintah yang Lagi-lagi Mempersulit Masyarakat
Pemblokiran Rekening Dormant oleh PPATK: Kebijakan Pemerintah yang Lagi-lagi Mempersulit Masyarakat
Keuangan
Harga BBM BP 1 Agustus 2025: BP 92-BP Ultimate Turun, BP Ultimate Diesel Naik
Harga BBM BP 1 Agustus 2025: BP 92-BP Ultimate Turun, BP Ultimate Diesel Naik
Energi
Wall Street Melandai di Akhir Juli, Kinerja Saham Teknologi Tak Mampu Menopang Pasar
Wall Street Melandai di Akhir Juli, Kinerja Saham Teknologi Tak Mampu Menopang Pasar
Cuan
Mayoritas Harga BBM Vivo Per 1 Agustus 2025 Turun, Cek Rinciannya!
Mayoritas Harga BBM Vivo Per 1 Agustus 2025 Turun, Cek Rinciannya!
Energi
Harga Dexlite Naik Jadi Rp 13.850 per 1 Agustus 2025, Cek Daftar Lengkapnya
Harga Dexlite Naik Jadi Rp 13.850 per 1 Agustus 2025, Cek Daftar Lengkapnya
Ekbis
Mulai Hari Ini, KA Pasundan Pakai Rangkaian Ekonomi New Generation
Mulai Hari Ini, KA Pasundan Pakai Rangkaian Ekonomi New Generation
Ekbis
Mayoritas Harga BBM Shell Turun Per 1 Agustus 2025, Cek Rinciannya!  
Mayoritas Harga BBM Shell Turun Per 1 Agustus 2025, Cek Rinciannya!  
Energi
Perkuat Ketahanan Informasi, Latihan Siber TNI Gandeng BUMN Sucofindo
Perkuat Ketahanan Informasi, Latihan Siber TNI Gandeng BUMN Sucofindo
Ekbis
Batas Negosiasi Berakhir, Trump Baru Capai Kesepakatan Tarif dengan 8 Negara, Indonesia Masuk?
Batas Negosiasi Berakhir, Trump Baru Capai Kesepakatan Tarif dengan 8 Negara, Indonesia Masuk?
Ekbis
Harga Pertamax Turun Jadi Rp 12.200 per Liter Mulai 1 Agustus 2025
Harga Pertamax Turun Jadi Rp 12.200 per Liter Mulai 1 Agustus 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau