Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanuddin Wahid
Sekjen PKB

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anggota Komisi XI DPR-RI.

Ekonomi Indonesia Tumbuh di Tengah Resesi Global 2023

Kompas.com - 19/12/2022, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAAT ini perekonomian global berada pada titik balik setelah dilanda berbagai guncangan selama setahun terakhir. Yang terbesar diinduksi perjuangan agresif bank sentral melawan gejolak inflasi akibat pasokan energi dan pangan yang terbatas.

Interaksi antara inflasi dan intervensi bank sentral akan menjadi kunci dalam menentukan prospek ekonomi tahun 2023, baik global, maupun nasional (Indonesia).

Dalam konteks perlambatan ekonomi global di tengah kenaikan suku bunga di AS, para ekonom telah merevisi perkiraan pertumbuhan 2023 untuk lima ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Menurut survei triwulanan terbaru oleh Japan Center for Economic Research dan Nikkei pada bulan September, produk domestik bruto (PDB) untuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand diperkirakan akan naik 4,3 persen pada 2023.

Selain itu, Indonesia relatif cukup beruntung. Permintaan pasar domestik dan harga komoditas yang menguat dan arus masuk modal, khususnya 'soft landing' yang makin deras kuat membantu Indonesia melawan ancaman angin sakal resesi global.

Dengan pengakuan investor asing atas kemajuan yang dicapai Indonesia menuju stabilitas ekonomi makro dan reformasi struktural yang lebih baik, pertumbuhan PDB Indonesia diproyeksikan rata-rata sekitar 5 persen pada 2022 dan 2023 dan sedikit menguat pada tahun 2024.

Akan tetapi, krisis energi global yang berlarut-larut dan terganggunya arus pasokan energi, pupuk dan pangan serta potensi kerusuhan sosial menjelang pemilihan presiden pada Februari 2024, adalah risiko-risiko yang harus diwaspadai karena berpotensi memperlemah aktivitas ekonomi selama 2023.

Oleh karena itu kebijakan nasional di bidang ekonomi, terutama kebijakan moneter dan fiskal harus dijaga agar tetap ketat, sementara urusan politik dan keamanan dalam negeri harus tetap terawat.

Prospek yang optimistis

Ditopang oleh konsumsi swasta, investasi, dan kinerja ekspor yang positif di tengah perlambatan ekonomi global, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia yang solid pada 2023 pada kisaran 4,5-5,3 persen sebelum meningkat menjadi 4,7-5,5 persen pada 2024. Proyeksi itu menambah optimisme bahwa ekonomi Indonesia akan stabil.

Stabilitas eksternal tetap terjaga, transaksi berjalan diproyeksikan berada pada kisaran surplus 0,4 persen - defisit 0,4 persen PDB pada 2023, diikuti surplus 0,2 persen - defisit 0,6 peren PDB pada 2024. Sedangkan transaksi modal dan finansial surplus akan didukung oleh investasi asing langsung (FDI) dan investasi portofolio.

Sejauh ini ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dari sisi permodalan, risiko kredit, dan likuiditas. Pertumbuhan kredit diproyeksikan pada kisaran 10-12 persen pada 2023 dan 2024.

Sementara itu, ekonomi dan keuangan digital akan terus meningkat pada 2023 dan 2024, dengan nilai transaksi e-commerce diperkirakan masing-masing mencapai Rp 572 triliun dan Rp 689 triliun.

Transaksi uang elektronik dengan total Rp 508 triliun dan Rp 640 triliun, dan transaksi perbankan digital diprediksi menembus Rp 67.000 triliun dan Rp 87.000 triliun.

Proyeksi seperti itu memang tak berlebihan. Pasalnya, sejauh ini pemerintah telah membuat kebijakan moneter yang front-loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menahan laju inflasi.

Terkait hal itu BI menerapkan koordinasi kebijakan yang erat dengan Pemerintah (pusat dan daerah) melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Alasan Rapat Perdana Danantara dan Komisi XI DPR Digelar Tertutup
Alasan Rapat Perdana Danantara dan Komisi XI DPR Digelar Tertutup
Ekbis
Panas Ekstrem Picu Lonjakan Konsumsi Listrik di China, Risiko Krisis Mengintai
Panas Ekstrem Picu Lonjakan Konsumsi Listrik di China, Risiko Krisis Mengintai
Ekbis
Ada Gangguan Listrik di Stasiun Manggarai, KCI: Kami Sedang Menangani Kendala...
Ada Gangguan Listrik di Stasiun Manggarai, KCI: Kami Sedang Menangani Kendala...
Ekbis
Produk Manufaktur AS Berpotensi Banjiri Pasar RI, Menperin Beberkan Posisi Industri TPT
Produk Manufaktur AS Berpotensi Banjiri Pasar RI, Menperin Beberkan Posisi Industri TPT
Ekbis
Ada Fenomena Rojali, Ternyata Orang Indonesia Malah Dikenal Suka Belanja di Luar Negeri
Ada Fenomena Rojali, Ternyata Orang Indonesia Malah Dikenal Suka Belanja di Luar Negeri
Ekbis
'Joint Statement' Telah Dirilis Gedung Putih, Tarif Trump 19 Persen Mulai Diterapkan?
"Joint Statement" Telah Dirilis Gedung Putih, Tarif Trump 19 Persen Mulai Diterapkan?
Ekbis
IHSG Cetak Rekor Saat Penutupan, Bisa Tembus 8.000? Ini Kata Analis
IHSG Cetak Rekor Saat Penutupan, Bisa Tembus 8.000? Ini Kata Analis
Cuan
3 Strategi Kemendag Antisipasi Lonjakan Barang Imbas Tarif AS
3 Strategi Kemendag Antisipasi Lonjakan Barang Imbas Tarif AS
Ekbis
Fenomena Rojali Dirasakan Ritel F&B, tapi Omzetnya Justru Naik
Fenomena Rojali Dirasakan Ritel F&B, tapi Omzetnya Justru Naik
Ekbis
Buka Kantor Cabang Pluit, Mirae Sekuritas Bidik Satu Juta Nasabah
Buka Kantor Cabang Pluit, Mirae Sekuritas Bidik Satu Juta Nasabah
Cuan
Rapat Perdana Danantara dan Komisi XI DPR Digelar Tertutup
Rapat Perdana Danantara dan Komisi XI DPR Digelar Tertutup
Ekbis
Berdikari Suplai Daging ke Koperasi Desa Merah Putih, Harga Diklaim Terjangkau
Berdikari Suplai Daging ke Koperasi Desa Merah Putih, Harga Diklaim Terjangkau
Ekbis
Anak Buah Airlangga Akui Rojali Disebabkan Turunnya Daya Beli Masyarakat
Anak Buah Airlangga Akui Rojali Disebabkan Turunnya Daya Beli Masyarakat
Ekbis
Lo Kheng Hong Sebut Menabung di Bank Bikin Miskin, Investasi Solusinya
Lo Kheng Hong Sebut Menabung di Bank Bikin Miskin, Investasi Solusinya
Keuangan
Indonesia Lobi AS agar Ekspor CPO, Cokelat, dan Kopi Tak Kena Bea Masuk
Indonesia Lobi AS agar Ekspor CPO, Cokelat, dan Kopi Tak Kena Bea Masuk
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau