Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Kedua Jokowi Suntik APBN ke Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Kompas.com - Diperbarui 08/01/2023, 21:54 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebanyak Rp 3,2 triliun untuk menambal pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) resmi cair.

APBN untuk proyek kereta cepat tersebut disalurkan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) yang dikucurkan untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.

Penerimaan PMN tersebut ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2022 tentang Penambahan PMN RI ke Dalam Modal Saham KAI pada 31 Desember 2022 lalu.

VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, PMN yang bersumber dari APBN 2022 tersebut akan meningkatkan kapasitas KAI dalam rangka menyelesaikan penugasan yang diberikan pemerintah yaitu proyek KCJB.

KAI akan memanfaatkan PMN tersebut guna membiayai porsi ekuitas Indonesia atas pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Baca juga: Kontraktor Proyek Kereta Cepat Didominasi Perusahaan China

Dengan adanya suntikan APBN untuk proyek kereta cepat, diharapkan pembangunannya dapat mencapai target operasi pada Juni 2023.

“Melalui PMN ini, KAI akan mengawal pembangunan KCJB agar dapat dinikmati masyarakat sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan,” ujar Joni Martinus dalam keterangan resminya, Minggu (8/1/2023).

"Kami bersama dengan seluruh stakeholder juga terus memperkuat komitmen serta meningkatkan koordinasi demi peningkatan keselamatan pembangunan proyek KCJB,” sambung Joni.

Sesuai Perpres 93 Tahun 2021, KAI ditunjuk sebagai pimpinan konsorsium BUMN proyek KCJB dan menetapkan bahwa pemerintah dapat memberikan PMN kepada pimpinan konsorsium BUMN.

Baca juga: Penumpang Kereta Cepat Tujuan Bandung Dioper di Padalarang

Sebagai Proyek Strategis Nasional untuk melayani transportasi publik, maka dukungan pemerintah sangat diperlukan untuk penyelesaian kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini.

Kesalahan perhitungan China

Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung tengah menjadi sasaran kritikan publik Tanah Air. Beberapa masalah menerpa megaproyek kerja sama antara Indonesia dan China tersebut.

Proyek ini seharusnya rampung pada 2019, tetapi diperkirakan baru bisa selesai di pertengahan tahun 2023 alias molor 4 tahun. Biaya konstruksi pun membengkak drastis atau mengalami cost overrun hingga Rp 21 triliun, jauh melampaui investasi yang ditawarkan proposal Jepang.

Setelah menghitung cost overrun, total investasi kereta cepat diperkirakan antara Rp 114,24 triliun sampai Rp 118 triliun.

China Development Bank (CDB) bahkan sempat meminta Pemerintah Indonesia melalui APBN turut menanggung pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung yang digarap PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).

Baca juga: Kereta Cepat Minta Konsesi Jadi 80 Tahun, Menhub Jonan Dulu Menolaknya

Hingga saat ini, total dana APBN yang sudah disetujui pemerintah dan DPR untuk menambah pembengkakan biaya proyek KCJB yakni Rp 7,3 triliun.

Halaman:
Komentar
bukan smp bandung, tapi stasiun akhirnya di tegal luar di padalarang dan klu mo ke bdg, hrs pake transportasi lainnya, membalas komentar dulla bedul : siap.pak yang penting bisa naik kereta cepat, agar bisa lekas smp di bandung. amin


Terkini Lainnya
Indonesia Siap Terima Investasi Rp 1.600 Triliun untuk Hilirisasi pada November 2025
Indonesia Siap Terima Investasi Rp 1.600 Triliun untuk Hilirisasi pada November 2025
Ekbis
IHSG Hari Ini Bisa Tembus 7.400? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
IHSG Hari Ini Bisa Tembus 7.400? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
Ekbis
Bunga Tinggi, Korporasi Lebih Pilih Terbitkan Surat Utang Ketimbang Kredit Bank
Bunga Tinggi, Korporasi Lebih Pilih Terbitkan Surat Utang Ketimbang Kredit Bank
Ekbis
Menhub Minta KNKT Selidiki Kebakaran KM Barcelona VA
Menhub Minta KNKT Selidiki Kebakaran KM Barcelona VA
Ekbis
ICOR Tinggi, Produk RI Tetap Sulit Bersaing di Pasar AS Meski Tarif Rendah
ICOR Tinggi, Produk RI Tetap Sulit Bersaing di Pasar AS Meski Tarif Rendah
Ekbis
Ojol Demo Lagi, Grab Dukung Pemerintah Tinjau Naiknya Tarif
Ojol Demo Lagi, Grab Dukung Pemerintah Tinjau Naiknya Tarif
Ekbis
Airlangga Ungkap Perkembangan Rencana Garuda Beli 50 Pesawat Boeing
Airlangga Ungkap Perkembangan Rencana Garuda Beli 50 Pesawat Boeing
Ekbis
IHSG Diproyeksikan Bisa Tembus 7.400, Simak Rekomendasi Saham dari IPOT Berikut
IHSG Diproyeksikan Bisa Tembus 7.400, Simak Rekomendasi Saham dari IPOT Berikut
Ekbis
Wall Street Menguat di Tengah Musim Laporan Keuangan, Indeks S&P 500 Cetak Rekor
Wall Street Menguat di Tengah Musim Laporan Keuangan, Indeks S&P 500 Cetak Rekor
Ekbis
Emiten Prajogo Pangestu Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) Bantah Isu IPO Cucu Usaha PT Intam
Emiten Prajogo Pangestu Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) Bantah Isu IPO Cucu Usaha PT Intam
Ekbis
Pengangguran Usia Muda di Indonesia Disorot Media Asing, Apa Solusi Pemerintah?
Pengangguran Usia Muda di Indonesia Disorot Media Asing, Apa Solusi Pemerintah?
Ekbis
Cek PIP 2025: Jadwal Pencairan dan Cara Cek Statusnya
Cek PIP 2025: Jadwal Pencairan dan Cara Cek Statusnya
Ekbis
Tarif Resiprokal 19 Persen Belum Berlaku, Berapa Tarif Produk Indonesia ke AS Sekarang?
Tarif Resiprokal 19 Persen Belum Berlaku, Berapa Tarif Produk Indonesia ke AS Sekarang?
Ekbis
Airlangga Ungkap Update Negosiasi Pembelian 50 Pesawat Baru Boeing
Airlangga Ungkap Update Negosiasi Pembelian 50 Pesawat Baru Boeing
Ekbis
Gaji Pengurus Koperasi Merah Putih Rp 8 Juta, Benarkah Demikian?
Gaji Pengurus Koperasi Merah Putih Rp 8 Juta, Benarkah Demikian?
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau