Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Produsen Tempe Tahu soal Subsidi Kedelai Langsung ke Importir

Kompas.com - 16/01/2023, 10:40 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

7

JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia (Gakoptindo) menyambut baik rencana Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) yang bakal mengubah skema subsidi kedelai yang sebelumnya disalurkan lewat Bulog menjadi ke pengusaha importir.

Anggota pengawas Gakoptindo Mahmud Razak mengatakan, rencana tersebut bagus asal memberikan dampak yang positif dengan adanya penurunan harga, langsung ke perajin tahu tempe sehingga diperlukan koordinasi yang tepat.

"Kalau dia menyentuh langsung harga itu kepada perajin yah bagus kan. Tinggal nanti bagaimana koordinasi dengan Koperasi Produsen Tahu Tempe (Kopti) kan, Kopti lembaga usaha juga kan," ujarnya saat ditemui di Cilegon, Minggu (15/1/2023).

Baca juga: Tak Lewat Bulog, Mendag Usul Subsidi Kedelai Langsung ke Importir

Menurut dia, rencana ini memang harus dimatangkan dahulu sebelum diputuskan untuk diberlakukan. Sebab kata dia, proses skema penyaluran subsidinya juga harus jelas lantaran importir juga memiliki banyak jaringan.

"Misalnya kayak pengusaha importir swasta FKS Multi Agro ini, mereka punya jaringan itu, ada distributornya kan. Makanya harus dibahas kan," jelas Mahmud Razak.

"Apakah nanti sistemnya subsidi langsung dikasih ke FKS atau FKS yang ngasih ke perajin? Terus distributor koperasi Kopti bagaimana. Makanya masih kita rapatkan atau Rapat Kerja Nasional (Rakernas) menyamakan persepsi," sambungnya.

Baca juga: Apa Manfaat Makan Ubi Jalar Setiap Hari? Ketahui Efeknya pada Ginjal

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) mengusulkan untuk mengubah skema subsidi kedelai. Saat ini skema subsidi kedelai diberikan sebesar Rp 1.000 per kilogram melalui Perum Bulog.

Mendag menginginkan skema tersebut diubah yakni dengan memberikan subsidi Rp 1.000 per kilogram kepada importir, sehingga langsung menjadi subsidi harga. Artinya, jika harga kedelai sebesar Rp 12.000 per kilogram, pemerintah memberikan subsidi ke importir Rp 1.000 per kilogram. Sehingga importir menjual ke koperasi hingga perajin tahu tempe dengan harga Rp 11.000 per kilogram.

"Saya sudah usul agar subsidinya langsung ke importir. Importir disubsidi Rp 1.000, kalau Rp 12.000 berarti langsung disubsisi, sehingga jadi Rp 11.000. Kalau sekarang melalui koperasi penghasil kan ngajukan satu-satu harus ada izin usahanya, ruwet lah pokoknya. Mau bikin tahu tempe kok dibikin ruwet hidupnya," ujarnya saat dijumpai di Cilegon, Minggu (15/1/2023).

"Kalau sama pengusaha saya percaya saya. Kalau Bulog lama," sambungnya.

Baca juga: 56.000 Ton Kedelai Impor Tiba, Harganya Dibanderol Rp 11.000 Per Kilogram

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

7
Komentar
mau bagi2 duit aja bingung


Terkini Lainnya
KPPU Minta Danantara Konsultasikan Penyaluran Investasi Hindari Persaingan Usaha yang Tidak Sehat
KPPU Minta Danantara Konsultasikan Penyaluran Investasi Hindari Persaingan Usaha yang Tidak Sehat
Ekbis
Institusi Besar Terus Akumulasi Bitcoin, BlackRock dan Fidelity  Borong BTC Senilai Rp 8,5 Triliun
Institusi Besar Terus Akumulasi Bitcoin, BlackRock dan Fidelity Borong BTC Senilai Rp 8,5 Triliun
Cuan
Cara Buka Rekening Bank Himbara untuk Pencairan BSU 2025, Bisa Online
Cara Buka Rekening Bank Himbara untuk Pencairan BSU 2025, Bisa Online
Ekbis
IHSG Hari Ini Diproyeksikan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Kamis
IHSG Hari Ini Diproyeksikan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Kamis
Ekbis
Wall Street Ditutup Bervariasi, Saham Nvidia Melonjak Sentuh Rekor Tertinggi
Wall Street Ditutup Bervariasi, Saham Nvidia Melonjak Sentuh Rekor Tertinggi
Cuan
Cara Cek NIK Penerima BSU 2025, Klik bsu.kemnaker.go.id
Cara Cek NIK Penerima BSU 2025, Klik bsu.kemnaker.go.id
Ekbis
Harga Minyak Kembali Naik Usai Gencatan Senjata Iran-Israel Diprediksi Berjalan Stabil
Harga Minyak Kembali Naik Usai Gencatan Senjata Iran-Israel Diprediksi Berjalan Stabil
Energi
Mengapa Revisi Permendag 8/2024 Tak Kunjung Diumumkan Pemerintah ?
Mengapa Revisi Permendag 8/2024 Tak Kunjung Diumumkan Pemerintah ?
Ekbis
KPPU Temui Luhut Bahas Apa?
KPPU Temui Luhut Bahas Apa?
Ekbis
Koperasi Merah Putih Jangan Bermain di Bitcoin
Koperasi Merah Putih Jangan Bermain di Bitcoin
Ekbis
[POPULER MONEY] Bisnis Milik Ustaz Khalid Basalamah yang Membuatnya Dipanggil KPK | KAI soal Petugas KA Minta Balita Tak Punya Tiket Ditinggal
[POPULER MONEY] Bisnis Milik Ustaz Khalid Basalamah yang Membuatnya Dipanggil KPK | KAI soal Petugas KA Minta Balita Tak Punya Tiket Ditinggal
Ekbis
Intip Harga Sorgum, Pangan Alternatif yang Semakin Digemari Pecinta 'Healthy Lifestyle'
Intip Harga Sorgum, Pangan Alternatif yang Semakin Digemari Pecinta "Healthy Lifestyle"
Ekbis
Transaksi Digital BNI Tembus Rp 764 Triliun
Transaksi Digital BNI Tembus Rp 764 Triliun
Keuangan
Cara Perbarui Rekening BSU 2025 agar Bantuan Rp 600.000 Cair
Cara Perbarui Rekening BSU 2025 agar Bantuan Rp 600.000 Cair
Ekbis
Bandara Kertajati, Realita Pahit Proyek Triliunan
Bandara Kertajati, Realita Pahit Proyek Triliunan
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau