Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Ir. Muhrizal Sarwani, M.Sc.
Analis Kebijakan Utama Kementan

Analis Kebijakan Utama Kementerian Pertanian

Sawah Kita yang Terus Menyusut

Kompas.com - 03/03/2023, 14:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HEBOH soal luas baku sawah terjadi pada 2018 yang lalu. Kementerian ATR/Ka BPN mengeluarkan data luas baku sawah yang besarnya 7,1 juta ha, mengoreksi data tahun 2013 sebesar 7,79 juta ha.

Kementan mengoreksi beberapa programnya, salah satunya jumlah bantuan pupuk subsidi bagi pemda yang luas baku sawahnya menurun. Demo para petani yang merasa kurang bantuan pupuk subsidi harus dihadapi oleh pemda.

Verifikasi kemudian dilakukan melibatkan ahli-ahli dari LAPAN (sekarang BRIN), BIG dan Balai Besar Sumber daya lahan Pertanian (BBSDLP), Kementan dan ATR/BPN menggunakan data spasial dari satelit dengan presisi tinggi.

Hasil kerja keras mereka, data sawah kita yang sudah dipetakan dengan presisi mencapai 7.463.987 ha melalui Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN No. 686/SK-PG.03.03/XII/2019.

Inilah data sawah kita yang terakhir digunakan semua lembaga dan pemerintah daerah di Indonesia.

Sawah kita dari masa ke masa

Berapa luas sawah kita pada pada masa kolonial? Kalau merunut informasi yang disampaikan Oudejans (1999) dalam disertasinya di Landbouw Universiteit Wageningen, Belanda, sawah yang ditanami padi pada masa kolonial kurang lebih 6 juta ha.

Luas sawah kita yang ditanami padi pada 1950-an yang tecatat di Jawa dan Madura berjumlah sekitar 3,5 juta, sementara di luar Jawa sekitar 2,4 juta ha (Oudejans, 1999).

Selama masa pendudukan Jepang 1942-1945, sawah kita masih seperti semula bahkan banyak yang terbengkalai dan menyebabkan produksi beras mengalami penurunan yang drastis karena tidak terpeliharanya fasilitas irigasi.

Penurunan hasil padi yang ditanam pada sawah kita mencapai 20 persen pada 1945 dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Pada tahun 1950-1960-an, tidak tercatat penambahan sawah kita, mungkin karena situasi politik dan ekonomi yang tidak stabil.

Dengan situasi pembangunan yang stagnan akibat situasi politik, pengurangan lahan sawah akibat alih fungsi lahan juga rasanya tidak terjadi.

Yang tercatat bahwa kita harus mengimpor banyak beras dan pupuk yang menguras devisa negara. Inflasi mencapai 500 persen yang menyebabkan chaos di beberapa wilayah Indonesia.

Setelah situasi stabil, sawah kita bertambah drastis pada masa tahun 1970-1980-an dengan dimulainya Pelita pada tahun 1969.

Pemerintah melakukan kerja fenomenal dan monumental dengan melakukan pencetakan sawah besar-besaran di lahan rawa pasang surut yang ada di Sumatera dan Kalimantan.

Target dari proyek besar ini adalah membuka lahan rawa seluas 5,25 ha untuk dijadikan sawah selama 15 tahun.

Kegiatan ini dilakukan melalui Proyek Pembukaan Persawahan Pasang Surut (P4S) dengan melibatkan perguruan tinggi di Jawa dan luar Jawa, utamanya IPB, UGM dan ITB untuk survei investigasi dan rancang bangun pengairannya dan demoplot tanaman.

Melalui proyek ini dan pencetakan sawah yang dilakukan oleh masyarakat lokal secara mandiri menambah luas sawah sekitar 2,6 juta ha.

Luas sawah kita yang tercatat pada tahun 1996 adalah 8,51 juta ha. Luas sawah kita pada tahun 2013 yang dikeluarkan ATR/BPN adalah 7,79 juta ha. Pada tahun 2019 luas baku sawah kita adalah 7.463.987 ha.

Dari luas baku sawah (2019), Jawa mendominasi (47 persen) disusul Sumatera (24 persen), lalu Sulawesi (13 persen), sementara Kalimantan (10 persen), Nusatenggara-Bali (6 persen), dan Maluku dan Papua (1 persen).

Jika berdasarkan kualitasnya, ada sekitar 2,9 jt ha lahan beririgasi; 3,040jt ha lahan tadah hujan, dan 1,523 jt ha lahan sawah rawa pasang surut/lebak.

Lahan yang beririgasi, sebagian besar berada di Jawa, memiliki kualitas lebih baik dibandingkan jenis sawah lainnya (tadah hujan dan pasang surut).

Intensitas tanam dapat dilakukan paling tidak 2x dalam setahun pada lahan beririgasi, sementara pada sawah tadah hujan maupun pasang surut umumnya ditanami 1 kali setahun.

Sawah kita dan tekanan konversi lahan

Sejak tahun 1998, sawah kita secara konstan mulai berkurang. Tekanan terhadap sawah kita semakin besar dan tidak tertahankan karena faktanya kita sudah kehilangan sawah kita sangat banyak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com