Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin Soroti Minimnya Alat Kesehatan di Dalam Negeri

Kompas.com - 16/03/2023, 21:45 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Negara Indonesia (WNI) kerap memilih berobat ke rumah sakit luar negeri dibandingkan di dalam negeri dengan berbagai pertimbangan.

Menurut Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang kesehatan Charles Honoris, harusnya industri rumah sakit di Tanah Air membenahi kualiatas pelayanan sehingga bisa menarik minat masyarakat.

"Kita tentunya berharap, ketika pandemi Covid-19 adalah kesempatan bagi rumah sakit-rumah sakit di Indonesia untuk bisa memperbaiki kualitas karena masyarakat terbatas mobilitasnya," ujarnya dalam Forum Industri RUU Kesehatan di Jakarta, Kamis (16/3/2023).

Baca juga: Kadin Menaruh Harapan pada RUU Kesehatan

"Tapi kita belum melihat itu terjadi sehingga ketika pintu bepergian kembali dibuka, kita melihat kembali wisata medis ke negara-negara tetangga," lanjut dia.

Charles mengungkapkan bahwa fasilitas dan alat kesehatan di Indonesia masih minim. Hal itu dibuktikan dengan terbatasnya alat CT scan serta peralatan operasi.

"Kalau dari sisi pasiennya kebanyakan mengeluh dari peralatan yang kurang. Di Indonesia saja alat pet ct scan cuma ada dua di Jakarta, cath lab saja hanya ada sekitar 50 (unit) untuk melayani 280 juta penduduk," ujarnya.

Baca juga: Bahaya Memakai Pakaian Bekas Impor bagi Kesehatan

Selain itu, keramahan petugas medis terhadap pasien pun dinilai masih kurang. Maka dari itu, dibutuhkan pembenahan dari segi sumber daya manusia (SDM).

"(Soal keramahan petugas medis) itu bagian yang harus instropeksi diri untuk memperbaiki kitanya sendiri termasuk dari sisi rumah sakit," ungkap Charles.

Selain itu, dia juga menilai perlunya ada penambahan tenaga kesehatan di rumah sakit. Charles berharap calon tenaga kesehatan yang mengemban pendidikan di luar negeri bisa mengabdi di Indonesia.

Baca juga: Soal Permenaker Pangkas Upah Pekerja, Kadin: Hindari Pengangguran dan PHK

"Ke depan tentu dengan adanya berbagai perbaikan yang dibuat di RUU Kesehatan ini baik itu di sumber daya manusia kesehatan, memperbanyak dokter-dokter, memperbanyak lagi tenaga kesehatan termasuk mengizinkan lagi diaspora untuk kembali berpraktik di Indonesia," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, sebanyak 2 juta warga Indonesia saat ini masih berobat ke luar negeri. Potensi devisa sebesar Rp 165 triliun pun hilang ke berbagai negara akibat kondisi tersebut.

"Hampir 2 juta. Kurang lebih 1 juta ke Malaysia, kurang lebih 750.000 ke Singapura. Dan sisanya ke Jepang, Amerika ke Jerman dan lain-lain," Jokowi saat mengunjungi RS Mayapada, Bandung pada Senin (6/3/2023) sebagaimana dilansir dari siaran pers.

Presiden menegaskan, kondisi itu tak bisa dibiarkan terus terjadi. Sebab ada aliran modal (capital outflow) yang keluar negeri terus-menerus.

Baca juga: Bahaya Memakai Pakaian Bekas Impor bagi Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
krn mafia idi ga diberantas


Terkini Lainnya
Chip AI Nvidia Kembali Mengarah ke China, Tunggu Lampu Hijau AS
Chip AI Nvidia Kembali Mengarah ke China, Tunggu Lampu Hijau AS
Ekbis
MA Larang Ekspor Pasir Laut, Menteri Kelautan: Tunggu Dulu Bapak Presiden...
MA Larang Ekspor Pasir Laut, Menteri Kelautan: Tunggu Dulu Bapak Presiden...
Ekbis
Akui Banyak Masalah, OJK Bakal Terbitkan Aturan Terkait Influencer Keuangan
Akui Banyak Masalah, OJK Bakal Terbitkan Aturan Terkait Influencer Keuangan
Ekbis
Kapan BSU Batch 4 Cair? Ini Tanda Lolos dan Cara Cek Pencairannya
Kapan BSU Batch 4 Cair? Ini Tanda Lolos dan Cara Cek Pencairannya
Ekbis
Bea Cukai Luncurkan Operasi Gurita, Strategi Baru Berantas Rokok Ilegal dari Hulu ke Hilir
Bea Cukai Luncurkan Operasi Gurita, Strategi Baru Berantas Rokok Ilegal dari Hulu ke Hilir
Ekbis
Saham Prajogo Pangestu Terbebas dari 'Karantina' MSCI, Tapi Masuk Indeks Masih Jalan Terjal
Saham Prajogo Pangestu Terbebas dari "Karantina" MSCI, Tapi Masuk Indeks Masih Jalan Terjal
Cuan
Libur Sekolah Usai, KAI Bukukan Lonjakan Penumpang hingga 126 Persen
Libur Sekolah Usai, KAI Bukukan Lonjakan Penumpang hingga 126 Persen
Ekbis
Terus Cetak ARA, Saham Chandra Daya Investasi (CDIA) Naik 144,14 Persen Sejak IPO
Terus Cetak ARA, Saham Chandra Daya Investasi (CDIA) Naik 144,14 Persen Sejak IPO
Cuan
BSU Tahap 4 2025 Kapan Cair? Ini Jadwal dan Cara Ceknya
BSU Tahap 4 2025 Kapan Cair? Ini Jadwal dan Cara Ceknya
Ekbis
Cek, Saham Prajogo Pangestu Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) Stock Split Hari Ini
Cek, Saham Prajogo Pangestu Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) Stock Split Hari Ini
Cuan
Peluang Besar di Abu Dhabi-Dubai buat Tenaga Kerja Terampil RI, 113 Perusahaan Menanti
Peluang Besar di Abu Dhabi-Dubai buat Tenaga Kerja Terampil RI, 113 Perusahaan Menanti
Karier
Marak Link Palsu Pencairan BSU 2025, Begini Tips Menghindarinya
Marak Link Palsu Pencairan BSU 2025, Begini Tips Menghindarinya
Ekbis
Simak Daftar Kurs Rupiah 5 Bank Besar di Indonesia
Simak Daftar Kurs Rupiah 5 Bank Besar di Indonesia
Keuangan
Aset Negara Tembus Rp 13.692 Triliun, Apa Manfaatnya untuk Rakyat?
Aset Negara Tembus Rp 13.692 Triliun, Apa Manfaatnya untuk Rakyat?
Ekbis
Alpha Southeast Asia Ganjar Bank Mandiri 3 Penghargaan untuk Solusi FX
Alpha Southeast Asia Ganjar Bank Mandiri 3 Penghargaan untuk Solusi FX
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau