Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hacker" LockBit Mengaku Sebar Data yang Dicuri di "Dark Web", BSI Klaim Data dan Dana Nasabah Aman

Kompas.com - 16/05/2023, 11:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

6

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI mengklaim data dan dana nasabah dalam kondisi aman usai terjadi error pada seluruh layanan BSI di pekan lalu.

Pernyataan itu menyusul adanya pengakuan dari kelompok hacker LockBit bahwa telah menyebarkan jutaan data nasabah BSI di dark web atau pasar gelap internet.

Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartoyo mengatakan, perseroan akan berkoordinasi dengan pihak otoritas terkait munculnya isu kebocoran data nasabah BSI yang diakibatkan oleh serangan siber dari pihak-pihak tidak bertanggungjawab.

"Kami memastikan data dan dana nasabah aman, serta aman dalam bertransaksi. Kami juga akan bekerjasama dengan otoritas terkait dengan isu kebocoran data,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (16/5/2023).

Baca juga: Hacker Ancam Bocorkan Data 15 Juta Nasabah dan Karyawan BSI yang Dicuri, Dirut: Keamanan Sistem IT Diperkuat

Ia menuturkan, pada dasarnya potensi serangan siber yang dapat menimpa siapa saja. BSI pun terus meningkatkan upaya pengamanan untuk memperkuat digitalisasi dan keamanan sistem perbankan dengan prioritas utama menjaga data dan dana nasabah.

Gunawan mengakui bahwa serangan siber merupakan ancaman di era digital, seiring dengan meningkatnya penggunaan IT pada proses bisnis. Serangan siber dapat terjadi di mana-mana dan bisa menyasar ke berbagai pihak.

“Ini merupakan keniscayaan dengan semakin banyaknya penggunaan IT pada bisnis," kata dia.

Baca juga: Gangguan Layanan BSI Mirip Serangan Ransomware, Ini Saran Pakar Keamanan Siber agar Hal Serupa Tak Terulang

BSI sendiri, lanjutnya, setelah menerima informasi tentang kemungkinan adanya serangan siber, terus melakukan pengecekan dan menindaklanjuti keseluruhan sistem, serta melakukan mitigasi jangka panjang.

Menurutnya, BSI terus melakukan langkah preventif penguatan sistem keamanan teknologi informasi terhadap potensi gangguan data, dengan peningkatan proteksi dan ketahanan sistem.

Secara paralel, BSI juga melakukan investigasi internal dan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, baik Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), serta instansi lainnya.

Baca juga: Wapres Minta BSI Benahi dan Perkuat Sistem Teknologi

 


Terkait isu serangan siber, Gunawan berharap berharap masyarakat tidak mudah percaya atas informasi yang berkembang dan selalu melakukan pengecekan ulang atas informasi yang beredar.

Ia menuturkan, setelah sempat terjadi gangguan pada sistem BSI di 8 Mei 2023, pemulihan pun sudah diatasi secara bertahap. Kendala sudah selesai dipulihkan, dan nasabah dapat kembali melakukan transaksi keuangan dan pembayaran yang dibutuhkan.

"Kami juga melakukan asesmen terhadap serangan, melakukan pemulihan, audit, dan mitigasi agar gangguan serupa tidak terulang,” tutur Gunawan.

Halaman:
6
Komentar
bisa saja alat penangkal hacker yang dipasang kurang canggih., saran kementrian bumn audit teknologi yg dipasang, kita tunggu saja kalau ada wartawan yg bisa baca data data nasabah di dark web, kalau ada berarti managemen bohong, semoga sih ndak ada


Terkini Lainnya
Berburu Pelaku Kejahatan Keuangan Sampai Luar Negeri, Apa Hambatan Red Notice?
Berburu Pelaku Kejahatan Keuangan Sampai Luar Negeri, Apa Hambatan Red Notice?
Ekbis
Promo 6.6, Blibli (BELI) Tebar 'Cashback' hingga Rp 660.000
Promo 6.6, Blibli (BELI) Tebar "Cashback" hingga Rp 660.000
Belanja
Pemerintah Buka Peluang Swasta Ekspor 24.000 Ton Beras ke Malaysia
Pemerintah Buka Peluang Swasta Ekspor 24.000 Ton Beras ke Malaysia
Ekbis
 Fahri Hamzah Usul Renovasi 2 Juta Rumah, Kemenkeu Setujui untuk 2026
Fahri Hamzah Usul Renovasi 2 Juta Rumah, Kemenkeu Setujui untuk 2026
Ekbis
Imbas Longsor Gunung Kuda Cirebon, Bahlil Kaji Izin Tambang Galian C Balik ke Pusat
Imbas Longsor Gunung Kuda Cirebon, Bahlil Kaji Izin Tambang Galian C Balik ke Pusat
Energi
Pelaksanaan Program Penjamin Polis Tinggal Tunggu PP, Bos LPS Ungkap Kendalanya
Pelaksanaan Program Penjamin Polis Tinggal Tunggu PP, Bos LPS Ungkap Kendalanya
Keuangan
Indonesia Dorong Regulasi Pekerja Digital di Konferensi Perburuhan Internasional
Indonesia Dorong Regulasi Pekerja Digital di Konferensi Perburuhan Internasional
Ekbis
IHSG Kembali DItutup Merah, Rupiah Melemah
IHSG Kembali DItutup Merah, Rupiah Melemah
Keuangan
Wamen PKP Bantah Rumah Subsidi Mengecil, Tetap 36-40 Meter Persegi
Wamen PKP Bantah Rumah Subsidi Mengecil, Tetap 36-40 Meter Persegi
Ekbis
Ekspor 24.000 Ton Beras ke Malaysia karena Beras Impor Bulog Numpuk? Ini Penjelasan Mentan
Ekspor 24.000 Ton Beras ke Malaysia karena Beras Impor Bulog Numpuk? Ini Penjelasan Mentan
Ekbis
Masuk 36 Entitas Belum Daftar Komdigi, Prudential Indonesia Buka Suara
Masuk 36 Entitas Belum Daftar Komdigi, Prudential Indonesia Buka Suara
Keuangan
HIPMI Usul Stimulus untuk Kelas Menengah: Dari Subsidi KPR hingga Voucher Pendidikan
HIPMI Usul Stimulus untuk Kelas Menengah: Dari Subsidi KPR hingga Voucher Pendidikan
Ekbis
Tabungan Masyarakat Terkontraksi karena Lebaran, Bos LPS Optimistis Juli-Agustus Tumbuh 6 Persen
Tabungan Masyarakat Terkontraksi karena Lebaran, Bos LPS Optimistis Juli-Agustus Tumbuh 6 Persen
Keuangan
Penghapusan Diskriminasi Usia Pencari Kerja
Penghapusan Diskriminasi Usia Pencari Kerja
Ekbis
Unilever (UNVR) Tebar Total Dividen Rp 3,35 Triliun, 99,7 Persen dari Total Laba Bersih
Unilever (UNVR) Tebar Total Dividen Rp 3,35 Triliun, 99,7 Persen dari Total Laba Bersih
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau