Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpapar Virus, 1.000-an Ekor Ikan Koi Asal Jepang Dimusnahkan

Kompas.com - 19/05/2023, 10:31 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memusnahkan lebih dari 1.000 ekor ikan koi asal Jepang yang terinfeksi virus Carpedema virus disease (CEVD) atau biasa disebut koi sleepy disease (KSD).

"Virus ini dapat menyebabkan penyakit dan tingkat kematian yang tinggi," kata Kepala Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Jakarta I, Heri Yuwono dalam keterangan tertulis, Jumat (19/5/2023).

Heri mengatakan, ikan yang terserang virus CEVD menunjukkan hemoragik dengan pembengkakan (edema) pada jaringan di bawahnya atau menggantung tepat di bawah permukaan air.

Baca juga: 16 Jenis Ikan Koi Populer, Sudah Tahu?

Ia mengatakan, penggemar ikan koi menyebutkan bahwa virus tersebut membuat ikan yang terpapar berubah lesu dan tidak responsif.

"Virus ini bisa dengan mudah menyebar ke ikan-ikan lain yang sewadah atau sekolam dengan ikan yang sudah terinfeksi," ujarnya.

Heri mengatakan, BKIPM juga memusnahkan 83,3 kg ikan Hirame atau Paralichthys olivaceus asal Jepang. Ikan tersebut terinfeksi Viral haemorhagic septicemia Virus (VHSV). Penyakit ini termasuk dalam penyakit ikan karantina golongan I.

Baca juga: Dedi Mulyadi Mantap Tolak KJA, Susi Pudjiastuti: Hatur Nuhun Pak Gubernur

"Virus ini mampu menginfeksi ikan-ikan air laut dan air tawar, serta dapat menyebabkan kematian dengan tingkat kematian mencapai 90 persen," kata Heri.

Heri mengatakan, ikan yang terinfeksi VSHV umumnya menunjukkan adanya pendarahan pada kulit, dan otot daging khususnya bagian dorsal (punggung).

Selain itu, ditemukan luka pada bagian organ dalam yaitu ginjal berwarna merah gelap (phase akut), pembesaran pada limpa dan hati dan insang berwarna pucat.

Baca juga: Menteri KP Minta UMKM Ikan Hias Air Tawar Jadi Pemain Global

VHSV dapat bertahan pada jaringan ikan inang dan dapat kembali menjadi infectious, walaupun jaringan ikan disimpan dalam kondisi beku dalam waktu lama.

"Tentu sangat berbahaya untuk kelangsungan budidaya ikan air tawar dan laut di Indonesia seperti budidaya sidat, belut, betutu, maupun ikan kerapu," ucap dia.

Untuk diketahui, selain kedua komoditas asal Jepang, BKIPM Jakarta I sekaligus memusnahkan komoditas hasil pengungkapan Bea Cukai seperti cumi kering 20 kg, cumi beku 15 kg, daging gurita 10 kg, daging kerang 20 kg, ikan beku 60 kg, ikan kering 100 kg, kepiting China /Hairy Crab 10 kg. Kemudian labi-labi beku 2 ekor / 3 kg, mackarel fllet 3 box/ 60 kg, ikan hias Pleco & Corydoras 85 ekor, sea urchin/uni 40.5 kg, dan telur ikan tuna 5 kg.

Komoditas ini berasal dari berbagai negara seperti Turki, Abu Dhabi, China, Hongkong, Korea Selatan, Jepang, dan Thailand yang tidak dilengkapi dengan Health Certificate dari negara asal. Pemusnahan dengan cara dibakar ini dilakukan di Tempat Pemeriksaan Fisik BKIPM Jakarta I Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu 17 Mei 2023.

Baca juga: Menteri KKP: Penangkapan Ikan Terukur Cegah Penangkapan Ikan Ilegal

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Besok, Prabowo Sampaikan Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2026, Apa Saja Isinya?
Besok, Prabowo Sampaikan Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2026, Apa Saja Isinya?
Ekbis
Cara Cek Penerima BPNT Agustus 2025, Jadwal Pencairan Tahap 3
Cara Cek Penerima BPNT Agustus 2025, Jadwal Pencairan Tahap 3
Ekbis
Rahasia Orang Kaya Mengelola Uang: Diversifikasi hingga Pendapatan Pasif
Rahasia Orang Kaya Mengelola Uang: Diversifikasi hingga Pendapatan Pasif
Keuangan
Cara Cek Penerima Bansos PKH Agustus 2025 Tahap 3, Kapan Cair?
Cara Cek Penerima Bansos PKH Agustus 2025 Tahap 3, Kapan Cair?
Ekbis
Jadwal KA BIAS Agustus 2025: Solo–Madiun PP, Harga Tiket Mulai Rp 7.000
Jadwal KA BIAS Agustus 2025: Solo–Madiun PP, Harga Tiket Mulai Rp 7.000
Ekbis
Program 3 Juta Rumah Tak Tercapai di 2025, Fahri Hamzah: Anggaran Belum Mencukupi
Program 3 Juta Rumah Tak Tercapai di 2025, Fahri Hamzah: Anggaran Belum Mencukupi
Ekbis
Promo Merdeka KAI: Ada Diskon Tiket Kereta 20 Persen, Cek Syaratnya
Promo Merdeka KAI: Ada Diskon Tiket Kereta 20 Persen, Cek Syaratnya
Ekbis
Ekonomi Tumbuh 5 Persen, tapi Gaji Naik Kurang dari 2 Persen
Ekonomi Tumbuh 5 Persen, tapi Gaji Naik Kurang dari 2 Persen
Ekbis
Desak Suku Bunga Turun, Trump Ancam Gugat Ketua The Fed
Desak Suku Bunga Turun, Trump Ancam Gugat Ketua The Fed
Keuangan
[POPULER MONEY] Danantara Jadi Juru Selamat BUMN | Profil Wakil Dirut KAI Dody Budiawan
[POPULER MONEY] Danantara Jadi Juru Selamat BUMN | Profil Wakil Dirut KAI Dody Budiawan
Ekbis
Bantu Negosiasi Tarif, Luhut Bakal Temui Mendag AS
Bantu Negosiasi Tarif, Luhut Bakal Temui Mendag AS
Ekbis
Harga Bitcoin Sentuh 122.000 Dollar AS, Ethereum Intip Rekor Tertinggi
Harga Bitcoin Sentuh 122.000 Dollar AS, Ethereum Intip Rekor Tertinggi
Cuan
Pendapatan Naik, Rugi GoTo Turun 74 Persen Jadi Rp 742 Miliar di Semester I-2025
Pendapatan Naik, Rugi GoTo Turun 74 Persen Jadi Rp 742 Miliar di Semester I-2025
Cuan
Bantah Perombakan Direksi KAI Buntut Kecelakaan Kereta, Menhub: Hak dan Kewenangan Danantara
Bantah Perombakan Direksi KAI Buntut Kecelakaan Kereta, Menhub: Hak dan Kewenangan Danantara
Ekbis
Luhut dan Sri Mulyani Prediksi Anggaran MBG 2026 Bakal Tembus Rp 300 T
Luhut dan Sri Mulyani Prediksi Anggaran MBG 2026 Bakal Tembus Rp 300 T
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau