Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Telur Ayam Tembus Rp 40.000 Per Kg, Wamendag: Ada Juga yang Rp 25.000

Kompas.com - 23/05/2023, 15:30 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga tak menampik harga telur naik, bahkan sempat menembus Rp 40.000 per kilogram (kg).

Namun ia mengatakan, berdasarkan penelusurannya di pasar-pasar, tidak semua daerah mengalami kenaikan harga telur ayam

"Saya itu kemarin dari Subang dari Solo, dari Lampung dan seterusnya. Kita keliling seluruh tempat semaksimal mungkin kita cek ke pasar. Betul ada yang naik, tetapi ada juga yang turun." Jerry di Kementerian Perdagangan, Selasa (23/5/2023).

"Yang turun teman-teman bisa melihat lah bahwa enggak selalu itu Rp 40.000 ada yang Rp 38.000 ada yang Rp 35.000, ada Rp 25.000. Jadi ini variatif harganya. Nah tentunya kita berharap ada keseimbangan," sambung dia.

Baca juga: Upaya Bapanas Jaga Keseimbangan Harga Telur di Tingkat Peternak, Pedagang, dan Konsumen

Adapun ihwal stok telur, Jerry memastikan dalam keadaan aman. Hal ini berdasarkan hasil dari laporan-laporan Pemerintah Daerah dan berdasarkan hasil tinjauan Kemendag langsung ke lapangan.

"Kami selalu melaporkan turun langsung ke lapangan. Kita tidak hanya menunggu laporan tetapi juga langsung pergi ke pasar-pasar bahkan juga melakukan operasi pasar kalau memang dibutuhkan intervensi dari kami," kata Jerry.

Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus berupaya menjaga harga telur yang wajar di tingkat peternak, pedagang, dan konsumen. Untuk itu, dinamika harga telur yang saat ini terjadi harus disikapi dan ditindaklanjuti secara komprehensif.

Baca juga: Bapanas: Penyaluran Bantuan Pangan Telur dan Daging Daging Ayam Capai 69 Persen

Kepala Bapanas mengatakan, dinamika harga telur ini harus dilihat dari berbagai sisi, karena tidak terlepas dari upaya menjaga keseimbangan dan harga yang wajar di tingkat peternak, pedagang, dan konsumen.

“Beberapa bulan terakhir usaha pemerintah memang untuk menyiapkan harga yang wajar di tingkat peternak, pedagang dan Konsumen. Hal Ini sesuai dengan konsen Presiden Joko Widodo agar harga pangan dijaga tetap wajar dan seimbang di petani/peternak, pedagang dan konsumen,” ujar Arief.

Arief menuturkan, upaya menjaga keseimbangan harga telur ini harus dimulai dari hulu karena secara sistematis turut membentuk harga di tingkat hilir.

Baca juga: Pedagang Pasar Ungkap Penyebab Harga Telur Tembus Rp 40.000 Per Kilogram

“Saat ini di tingkat hulu atau peternak terjadi perubahan biaya produksi, khususnya variabel biaya pakan. Untuk menjaga biaya produksi di tingkat peternak tidak semakin melonjak, kita prioritaskan untuk dilakukan langkah stabilisasi harga pakan,” katanya.

Adapun kondisi harga telur berdasarkan Panel Harga Pangan per 21 Mei 2023, secara rata-rata nasional berada di Rp 31.276 per kilogram.

Sementara itu, untuk harga per Kabupaten/Kota, kondisi harga telur terpantau beragam dan dinamis. Harga telur di bawah Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) Rp 27.000 per kilogram terdapat di 66 kabupaten/kota atau 14,44 persen.

Sedangkan harga telur yang terpaut sedikit di atas HAP atau di kisaran Rp 27.001 per kilogram sampai dengan Rp 29.999 per kilogram terdapat di 84 Kabupaten/kota.

Baca juga: Jurus Bapanas Jaga Keseimbangan Harga Telur dari Hulu hingga Hilir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Ditinjau Bahlil, Disebut Tak Bermasalah, Nasib Tambang PT Gag Kini Tunggu Evaluasi Final
Ditinjau Bahlil, Disebut Tak Bermasalah, Nasib Tambang PT Gag Kini Tunggu Evaluasi Final
Industri
[POPULER MONEY] Cara Cek Penerima BSU 2025 Secara Online | Diskon Tiket Kereta 30 Persen dari 5 Juni-31 Juli
[POPULER MONEY] Cara Cek Penerima BSU 2025 Secara Online | Diskon Tiket Kereta 30 Persen dari 5 Juni-31 Juli
Ekbis
Lihat Langsung Tambang PT Gag. Nikel, Temuan Bahlil: Sedimentasi Nihil, Reklamasi Jalan, Secara Umum Enggak Ada Masalah...
Lihat Langsung Tambang PT Gag. Nikel, Temuan Bahlil: Sedimentasi Nihil, Reklamasi Jalan, Secara Umum Enggak Ada Masalah...
Industri
Raja Ampat dan Tiga Wajah Pembangunan: Manusia, Alam, dan Keuntungan
Raja Ampat dan Tiga Wajah Pembangunan: Manusia, Alam, dan Keuntungan
Ekbis
Kementerian ESDM Sebut Kegiatan Tambang di Pulau Gag Tidak Bermasalah
Kementerian ESDM Sebut Kegiatan Tambang di Pulau Gag Tidak Bermasalah
Energi
Sudah Tahap Akhir, Ini Kesepakatan yang Dibahas dalam I-EU CEPA
Sudah Tahap Akhir, Ini Kesepakatan yang Dibahas dalam I-EU CEPA
Ekbis
ESDM: Izin Tambang yang Diberi Tak Akan Alami Perubahan
ESDM: Izin Tambang yang Diberi Tak Akan Alami Perubahan
Energi
Berunding Sejak 2016, Airlangga Sebut Posisi Indonesia Setara dengan Uni Eropa dalam I-EU CEPA
Berunding Sejak 2016, Airlangga Sebut Posisi Indonesia Setara dengan Uni Eropa dalam I-EU CEPA
Ekbis
2 Cara Cek Penerima BSU 2025 Pakai HP
2 Cara Cek Penerima BSU 2025 Pakai HP
Ekbis
Daftar 10 Tambang Nikel Terbesar di Dunia
Daftar 10 Tambang Nikel Terbesar di Dunia
Ekbis
Panduan Lengkap Memulai Investasi untuk Pemula
Panduan Lengkap Memulai Investasi untuk Pemula
Cuan
Cara Cek Penerima BSU 2025 Secara Online, Simak Langkah-langkahnya
Cara Cek Penerima BSU 2025 Secara Online, Simak Langkah-langkahnya
Ekbis
Ada 5 Tambang di Raja Ampat, Kenapa Bahlil Hanya Kunjungi PT Gag?
Ada 5 Tambang di Raja Ampat, Kenapa Bahlil Hanya Kunjungi PT Gag?
Energi
Petronas PHK 10 Persen Pegawai, Fokus Restrukturisasi dan Efisiensi
Petronas PHK 10 Persen Pegawai, Fokus Restrukturisasi dan Efisiensi
Ekbis
Perang Dagang Belum Usai, AS dan China Jadwalkan Negosiasi Ulang di London
Perang Dagang Belum Usai, AS dan China Jadwalkan Negosiasi Ulang di London
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau