Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SKK Migas: Peningkatan Produksi Migas Membutuhkan Investasi

Kompas.com - 13/09/2023, 16:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf mengatakan, peningkatan produksi minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi.

Sebab, investasi akan mendorong kegiatan operasional hulu migas yang lebih masif, sehingga kegiatan seperti workover, well service, pengeboran eksplorasi dan eksploitasi akan terus tertambah.

"Saat ini target pengeboran sumur pengembangan sebanyak 991 sumur dengan prognosa bisa diselesaikan 919 sumur. Jika investasi terus meningkat, maka suatu saat pengeboran sumur pengembangan bisa mencapai di atas seribu sumur, sehingga perlu disiapkan juga mengenai perizinan, lahan, lingkungan dan sosial masyarakat lainnya," ucapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Tahun ini, investasi di hulu migas ditargetkan mencapai 15,5 miliar dollar AS atau lebih tinggi 26 persen dibanding realisasi 2022. Target tersebut juga tercatat lebih tinggi dibanding pertumbuhan investasi global yang sebesar 6,5 persen.

Baca juga: Kelola 42 Blok Migas, Pertamina Hulu Energi Capai Produksi 1 Juta Barrel Setara Minyak Per Hari

Meski iklim investasi terus membaik, Indonesia masih harus bersaing dengan negara-negara lain dalam menarik investor.

Untuk itulah pihaknya menggelar The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG) yang akan berlangsung pada 20-22 September 2023, sebagai upaya meningkatkan investasi di sektor hulu migas.

"Hingga 2030 secara rata-rata dibutuhkan investasi sebesar 18 miliar dollar AS per tahun. Realisasi investasi dalam tiga tahun terakhir yang terus meningkat, menunjukkan saat ini iklim investasi hulu migas di Indonesia terus membaik. Namun harus terus diperbaiki dan ditingkatkan. Karena saat ini Indonesia masih menempati peringkat 9 dari 14 negara di Asia Pasifik dari segi daya tarik investasi karena," ujarnya.

Kedepannya, lanjut Nanang, butuh penguatan iklim investasi yang lebih memberikan kepastian sehingga payung hukum dalam bentuk Undang-Undang (UU) Migas tentu sangat diharapkan.

Sementara itu, Chairman of Organizing Committee ICIOG 2023, Mohammad Kemal memaparkan empat konsep yang diangkat dalam event tersebut, yakni Energy Security, Attracting Investment, Dynamic Market, serta Energy Transition.

Baca juga: DEN Minta Sektor Migas Saling Dukung untuk Kelangsungan Bisnis

Melalui ICIOG 2023, para pemangku kepentingan dan pelaku usaha di industri hulu migas diharapkan bisa mengoptimalkan peluang dari tren yang tengah berkembang di tingkat global.

"Target mencapai produksi di 2030 tidaklah mudah dan butuh cara-cara yang tidak biasa serta terus mendorong sinergi, kolaborasi dan dukungan dari para pemangku kepentingan. Oleh karena itu, SKK Migas menyelenggarakan acara ICIOG setiap tahun untuk mendapatkan dukungan dan masukan terkait dengan kondisi terkini di global, lokal, serta hal-hal lain yang mempengaruhi hulu migas," kata Kemal.

Menurut Kemal, ICIOG 2023 menargetkan kehadiran 1.500 peserta, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Acara ini juga akan diikuti peserta dari lembaga negara/pemerintah, para ahli, institusi keuangan, penyedia jasa, investor, serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Baca juga: Rusia Hengkang, SKK Migas Sebut Banyak Perusahaan yang Antre Garap Blok Tuna

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Kapan ETF Emas Diluncurkan? BEI Beberkan Target dan Keunggulannya
Kapan ETF Emas Diluncurkan? BEI Beberkan Target dan Keunggulannya
Ekbis
Termahal se-Indonesia, Orang Bekasi Habiskan Rp 1,9 Juta Per Bulan untuk Biaya Transportasi
Termahal se-Indonesia, Orang Bekasi Habiskan Rp 1,9 Juta Per Bulan untuk Biaya Transportasi
Ekbis
Aturan TKDN Diubah, Kemenperin: Bukan karena Kesepakatan Tarif Trump
Aturan TKDN Diubah, Kemenperin: Bukan karena Kesepakatan Tarif Trump
Industri
Hidup Dalam Bayang-bayang Mafia Beras
Hidup Dalam Bayang-bayang Mafia Beras
Ekbis
Kemenperin Sebut Apple Bukan Produk Amerika, Apa Alasannya?
Kemenperin Sebut Apple Bukan Produk Amerika, Apa Alasannya?
Ekbis
28 Juta Rekening Dormant yang Diblokir PPATK Sudah Dibuka, Cek Proses dan Syaratnya
28 Juta Rekening Dormant yang Diblokir PPATK Sudah Dibuka, Cek Proses dan Syaratnya
Ekbis
Penghapusan Klasifikasi Beras Dinilai Bisa Rugikan Petani dan Konsumen
Penghapusan Klasifikasi Beras Dinilai Bisa Rugikan Petani dan Konsumen
Ekbis
Kemenhub: Rata-rata Orang Jakarta Habiskan Rp 1,5 Juta Sebulan untuk Transportasi
Kemenhub: Rata-rata Orang Jakarta Habiskan Rp 1,5 Juta Sebulan untuk Transportasi
Ekbis
Genjot Suplai BBM di Jember, Pertamina Tambah Pasokan hingga Pakai Jalur Alternatif
Genjot Suplai BBM di Jember, Pertamina Tambah Pasokan hingga Pakai Jalur Alternatif
Energi
Ada Kesepakatan Tarif Impor, Kemenperin Pastikan Investasi Pabrik AirTag Apple Tetap Jalan
Ada Kesepakatan Tarif Impor, Kemenperin Pastikan Investasi Pabrik AirTag Apple Tetap Jalan
Ekbis
Laba Emiten Agrikultur Delta Giri Wacana (DGWG) Naik 64 Persen, Catat Penjualan Rp 1,65 Triliun
Laba Emiten Agrikultur Delta Giri Wacana (DGWG) Naik 64 Persen, Catat Penjualan Rp 1,65 Triliun
Ekbis
Manfaatkan Fasilitas Kawasan Berikat, Perusahaan Lokal Ini Mampu Ekspor Baja ke Kanada
Manfaatkan Fasilitas Kawasan Berikat, Perusahaan Lokal Ini Mampu Ekspor Baja ke Kanada
Ekbis
Kemenperin: Ada Perusahaan Amerika Minta Kebijakan TKDN Jangan Dihapus ...
Kemenperin: Ada Perusahaan Amerika Minta Kebijakan TKDN Jangan Dihapus ...
Ekbis
Kata BNI dan BCA Soal Rekening Dormant Diblokir PPATK
Kata BNI dan BCA Soal Rekening Dormant Diblokir PPATK
Keuangan
Menperin Siapkan Green Jobs, Generasi Muda Jadi Target Utama
Menperin Siapkan Green Jobs, Generasi Muda Jadi Target Utama
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau