Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkop Teten Sebut 56 Persen Pendapatan "E-commerce" Dinikmati Negara Asing

Kompas.com - 29/09/2023, 09:00 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

3

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengungkapkan sudah saatnya pemerintah mengatur ulang tata kelola transaksi penjualan secara daring.

Sebab menurut dia, penghasilan atau revenue transaksi online lebih dirasakan oleh negara asing. Dia mencontohkan seperti e-commerce, 56 persen revenuenya dinikmati negara asing.

"Saya sudah lihat, pemerintah sudah lihat data agregatnya di e-commerce itu 56 persen revenue sudah dinikmati asing, domestik itu hanya 44 persen. Ini trennya terus besar," ujar Menkop Teten kepada media di ICE BSD, Kamis (28/9/2023).

Baca juga: Menkop Teten: Pedagang Barang Impor di E-commerce Harus Punya Dokumen Importasi

Bahkan, lanjut Teten, produk yang banyak dijual di e-commerce bukanlah produk kebutuhan pokok melainkan produk atau barang habis pakai atau consumer good.

"Produk consumer good ini yang enggak mungkin bisa bersaing produk UMKM bahkan industri pun (tidak bisa bersaing) dengan produk ini," ungkap dia.

Padahal sejauh ini ada sebanyak kurang lebih 22 juta UMKM sudah go global namun tidak bisa bertahan karena adanya serbuan barang-barang impor lainnya.

Selain itu, Menkop Teten mengatakan, saat ini transformasi digital Indonesia belum terarah karena lebih pesat transformasi di hilir seperti di perdagangan sementara smart factorynya belum didorong ke arah sana.

"Sehingga transformasi digital kita enggak melahirkan ekonomi baru tapi membunuh yang lama," kata Menkop Teten.

Baca juga: Menkop Teten Minta TikTok Segera Tutup Sendiri Platform TikTok Shop

Menkop Teten membeberkan ada empat aspek yang menjadi ukuran bahwa suatu negara sudah mengalami transformasi digital yakni pertama adalah bagaimana perangkat lunak yang digunakan untuk menunjang industri digital.

Kedua adalah digitilasisasi industri dengan memanfaatkan smart factory agar bisa meningkatkan produktivitas.

"Di negara lain sudah masuk government digital, tata kelola digital pemerintahan digital, layanan lebih baik," jelas Menkop Teten.

Baca juga: Menteri Teten Pastikan Pemisahan TikTok Shop dengan TikTok Medsos Tak Rugikan Seller


Kemudian yang ketiga terkait data, negara disebutkan sudah melakukan tranformasi digital jika benar-benar perlindungan datanya aman, dan yang terkahir adalah penggunaan infrastruktur.

"Ini perlu didukung oleh talent-talent digital dunia, enggak mungkin kita bisa berkembang kalau kita tidak melahirkan talent yang bisa mendukung," kata Menkop Teten.

"Jadi plis berpikir tranformasi digital itu secara holistik jangan karena digitalisasi itu melatih UMKM cara berjualan di online, pret jangan begitu itu sempit sekali berpikinya jangan seperti itu kita lagi memikirkan Indonesia membangun menyiapkan strategi besar," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

3
Komentar
artinya orang asing lebih pintar dari wong dewek. jelas.


Terkini Lainnya
IHSG Tembus 7.400 di Awal Sesi, Nilai Tukar Rupiah Menguat
IHSG Tembus 7.400 di Awal Sesi, Nilai Tukar Rupiah Menguat
Ekbis
Trump Mengancam Independensi The Fed
Trump Mengancam Independensi The Fed
Ekbis
Kereta Stainless Steel New Generation: Daftar KA dan Rutenya per Juli 2025
Kereta Stainless Steel New Generation: Daftar KA dan Rutenya per Juli 2025
Ekbis
Suplai Baju Rajut untuk H&M, Pabrik Xinhai Knitting di Brebes Mulai Produksi Juli 2026
Suplai Baju Rajut untuk H&M, Pabrik Xinhai Knitting di Brebes Mulai Produksi Juli 2026
Ekbis
Cara Cek Bansos PKH dan BPNT 2025 Lewat Aplikasi Resmi Kemensos
Cara Cek Bansos PKH dan BPNT 2025 Lewat Aplikasi Resmi Kemensos
Ekbis
Payment ID Diluncurkan 17 Agustus 2025, Bisa Deteksi Riwayat Keuangan Warga
Payment ID Diluncurkan 17 Agustus 2025, Bisa Deteksi Riwayat Keuangan Warga
Ekbis
Vale Indonesia (INCO) Proyeksikan Investasi Smelter Bisa Balik Modal Kurang dari 10 Tahun
Vale Indonesia (INCO) Proyeksikan Investasi Smelter Bisa Balik Modal Kurang dari 10 Tahun
Ekbis
Bangun Pabrik Tekstil Rp 651,8 Miliar di Brebes, PT Xinhai Knitting Bakal Pasok Baju Rajut untuk H&M
Bangun Pabrik Tekstil Rp 651,8 Miliar di Brebes, PT Xinhai Knitting Bakal Pasok Baju Rajut untuk H&M
Ekbis
Produksi Sumur Rakyat Ditargetkan Dijual ke Pertamina Mulai Agustus 2025
Produksi Sumur Rakyat Ditargetkan Dijual ke Pertamina Mulai Agustus 2025
Ekbis
Indonesia Siap Terima Investasi Rp 1.600 Triliun untuk Hilirisasi pada November 2025
Indonesia Siap Terima Investasi Rp 1.600 Triliun untuk Hilirisasi pada November 2025
Ekbis
IHSG Hari Ini Bisa Tembus 7.400? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
IHSG Hari Ini Bisa Tembus 7.400? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
Ekbis
Bunga Tinggi, Korporasi Lebih Pilih Terbitkan Surat Utang Ketimbang Kredit Bank
Bunga Tinggi, Korporasi Lebih Pilih Terbitkan Surat Utang Ketimbang Kredit Bank
Ekbis
Menhub Minta KNKT Selidiki Kebakaran KM Barcelona VA
Menhub Minta KNKT Selidiki Kebakaran KM Barcelona VA
Ekbis
ICOR Tinggi, Produk RI Tetap Sulit Bersaing di Pasar AS Meski Tarif Rendah
ICOR Tinggi, Produk RI Tetap Sulit Bersaing di Pasar AS Meski Tarif Rendah
Ekbis
Ojol Demo Lagi, Grab Dukung Pemerintah Tinjau Naiknya Tarif
Ojol Demo Lagi, Grab Dukung Pemerintah Tinjau Naiknya Tarif
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau