Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Beberkan Penyebab Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 15.600 Per Dollar AS

Kompas.com - 04/10/2023, 11:10 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tengah berada dalam tren pelemahan. Bahkan, mengacu data Bloomberg, mata uang Garuda tertekan hingga menembus level Rp 15.600 per dollar AS di pasar spot pada perdagangan Rabu (4/10/2023) pagi hari.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan, pelemahan nikali tukar rupiah selaras dengan kenaikan indeks dollar AS yang telah menembus level 107,14. Hal ini diikuti dengan kenaikan imbal hasil atau yield obligasi AS tenor 10 tahun yang mencapai kisaran 4,7 persen.

"Sehingga rupiah kita mulai tertekan," kata dia dalam Seminar Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial Insentif untuk Kredit/Pembiayaan Sektor Perumahan, di Jakarta, Rabu (4/10/2023).

Baca juga: Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Penguatan indeks dollar AS dan yield obligasi AS terjadi setelah bank sentral AS, The Federal Reserve, mengindikasikan tingkat suku bunga acuan yang tinggi akan berlangsung lama. Sikap hawkish itu diambil menyusul berbagai indikator perekonomian Negeri Paman Sam yang masih positif.

"Tambahan lagi November ada kenaikan Fed Fund Rate, bayangkan kalau naik lagi 25 basis point, FFR akan sama dengan BI Rate kita 5,75 persen. Gara-gara pernyataan itu semua heboh, panik," tutur Destry.

Dengan melihat hal tersebut, pelemahan nilai tukar rupiah diyakini disebabkan oleh sentimen eksternal. Pasalnya, kondisi perekonomian dalam negeri disebut masih terjaga.

Terjaganya kondisi perekonomian nasional terefleksikan dari data pertumbuhan ekonomi. Bank sentral memproyeksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,3 persen pada 2023.

Baca juga: IHSG Melemah, Rupiah Ikut Merosot ke Level Rp 15.625 Per Dollar AS

Selain itu, penyaluran kredit perbankan juga kembali mencatatkan pertumbuhan yang positif. Tercatat penyaluran kredit perbankan mencapai 9,06 persen pada September lalu, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 8,54 persen.

"Memang resiliensi ekonomi kita sejauh ini masih cukup baik, karena kita punya ekonomi domestik yang kuat," ucap Destry.

Sebagai informasi, mengacu data Bloomberg, pada pagi hari ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih tertekan. Pada pukul 10.48 WIB, nilai tukar rupiah melemah 0,31 persen ke Rp 15.628 per dollar AS.

Baca juga: TikTok Shop Diminta Segera Bereskan Kewajiban ke Seller, Affiliator, dan Konsumen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
emang tiap mau pilpres naik ko


Terkini Lainnya
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
Ekbis
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
Keuangan
Pajak Dukung Sepak Bola Indonesia Mendunia, Harap Timnas Bisa Tembus Piala Dunia 2026
Pajak Dukung Sepak Bola Indonesia Mendunia, Harap Timnas Bisa Tembus Piala Dunia 2026
Keuangan
Buntut Tambang Nikel di Raja Ampat, Menteri LH Ingatkan Putusan MK soal Larangan Pertambangan di Pulau Kecil
Buntut Tambang Nikel di Raja Ampat, Menteri LH Ingatkan Putusan MK soal Larangan Pertambangan di Pulau Kecil
Ekbis
Menteri LH Sebut Ada Pencemaran di Akibat Tambang Nikel Pulau Gag Raja Ampat, tapi ...
Menteri LH Sebut Ada Pencemaran di Akibat Tambang Nikel Pulau Gag Raja Ampat, tapi ...
Ekbis
Diskon Garuda Indonesia untuk Libur Sekolah, Harga Tiket Pesawat Domestik Turun 5 Persen
Diskon Garuda Indonesia untuk Libur Sekolah, Harga Tiket Pesawat Domestik Turun 5 Persen
Belanja
Usai Negosiasi I-EU CEPA Rampung, 80 Persen Ekspor RI ke Eropa Kena Tarif 0 Persen
Usai Negosiasi I-EU CEPA Rampung, 80 Persen Ekspor RI ke Eropa Kena Tarif 0 Persen
Ekbis
Dua Menteri Kompak Sebut PT Gag Boleh Menambang Nikel di Raja Ampat, Begini Penjelasannya
Dua Menteri Kompak Sebut PT Gag Boleh Menambang Nikel di Raja Ampat, Begini Penjelasannya
Ekbis
Dari Kapal ke Komunitas, Begini Cara ASDP Rayakan Idul Adha
Dari Kapal ke Komunitas, Begini Cara ASDP Rayakan Idul Adha
Ekbis
QRIS Bisa Digunakan di Jepang 17 Agustus 2025, Selanjutnya Meluas ke China, Arab Saudi, India, Korsel
QRIS Bisa Digunakan di Jepang 17 Agustus 2025, Selanjutnya Meluas ke China, Arab Saudi, India, Korsel
Keuangan
Diskon Tarif Listrik vs BSU 2025: Lebih Efektif Mana untuk Genjot Konsumsi Masyarakat?
Diskon Tarif Listrik vs BSU 2025: Lebih Efektif Mana untuk Genjot Konsumsi Masyarakat?
Belanja
Demi Piala Dunia 2026, Pemerintah Kucurkan Rp 277 Miliar dari APBN untuk Timnas Indonesia
Demi Piala Dunia 2026, Pemerintah Kucurkan Rp 277 Miliar dari APBN untuk Timnas Indonesia
Keuangan
Khawatir Dikuasasi Asing, Danantara Incar Saham GoTo di Tengah Kabar Merger dengan Grab Holdings
Khawatir Dikuasasi Asing, Danantara Incar Saham GoTo di Tengah Kabar Merger dengan Grab Holdings
Ekbis
Bitcoin Nyaris 105.000 Dollar AS, Sentimen Pasar Panas Gara-gara Trump vs The Fed
Bitcoin Nyaris 105.000 Dollar AS, Sentimen Pasar Panas Gara-gara Trump vs The Fed
Belanja
Sukses Berkarya Sebelum 30, Ini Cerita Sukses THENBLANK Menjadi Brand Fashion Urban Bersama Shopee
Sukses Berkarya Sebelum 30, Ini Cerita Sukses THENBLANK Menjadi Brand Fashion Urban Bersama Shopee
Smartpreneur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau