JK: Penembakan Dokter PMI di Papua Langgar Hukum Internasional

Kompas.com - 05/08/2013, 14:52 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com â€” Aksi penembakan ambulans Palang Merah Indonesia (PMI) oleh orang tidak dikenal (OTK) yang terjadi di Puncak Senyum, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, pada Rabu, 31 Juli 2013, dinilai melanggar hukum internasional.

Ketua Umum PMI M Jusuf Kalla (JK) mengatakan, PMI masih mengusut kasus yang menewaskan seorang dokter PMI itu. Ia meminta kepolisian mengungkapnya. "Saya kira itu (dilakukan) gerilyawan atau milisi (gerakan separatis), dan itu termasuk pelanggaran hukum internasional," ujar JK di Kantor Dewan Masjid Indonesia, Senin (5/8/2013).

Dia menyesali penembakan itu. Pasalnya, PMI adalah pihak yang netral dalam setiap situasi konflik. Ia menegaskan, dalam menjalankan tugasnya, perjalanan ambulans tidak boleh dihadang.

"Ambulans tidak boleh dihadang, dia (ambulans) boleh ke mana saja, daerah musuh, dalam perang," ujar mantan Wakil Presiden RI itu.

Disampaikannya, relawan PMI ada di lapangan untuk menolong semua pihak yang berkonflik, termasuk milisi. Jadi, kata JK, PMI tidak berpihak ke mana pun, baik ke pemerintah maupun ke gerakan separatis.

Dia mengungkapkan, pihaknya sudah mengirim dua petugas PMI ke daerah Puncak Jaya untuk memastikan apa yang terjadi di balik penembakan itu. Sementara itu, ia baru akan memantau langsung ke lokasi usai Lebaran mendatang.

"Setelah Lebaran saya lihat. Tapi, orang PMI sudah di situ sekarang, dua orang dari Jakarta," ungkapnya.

Sebelumnya, aksi penembakan terjadi di Puncak Senyum, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, pada Rabu, 31 Juli 2013. Sasarannya adalah sebuah mobil ambulans yang sedang membawa orang sakit.

Seorang dokter berinisial AY dinyatakan tewas dalam insiden naas itu, sedangkan tiga lainnya luka-luka di bagian pipi, lengan, dan rusuk bagian kanan.

Kabid Humas Polda Papua Kombes I Gede Sumerta Jaya mengatakan, kejadian berawal dari tiga anggota keamanan yang mendatangi UGD Rumah Sakit Mulia untuk meminta bantuan medis, dan mobil ambulans untuk mengangkut orang sakit yang berada di Kampung Tinggi Nambut.

"Saat kembali dari Kampung Tinggi Nambut atau berjarak 100 meter dari pos TNI Puncak Senyum, mobil ambulans tersebut ditembaki OTK. Kejadiannya pukul 14.30 WIT sore tadi," kata Sumerta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya

Ketua KPU Jawab Isu Sewa Jet Privat untuk Persiapan Pemilu 2024

Ketua KPU Jawab Isu Sewa Jet Privat untuk Persiapan Pemilu 2024

Nasional
Indonesia Sampaikan 5 Kewajiban Israel terhadap Palestina di Sidang Pengadilan Internasional

Indonesia Sampaikan 5 Kewajiban Israel terhadap Palestina di Sidang Pengadilan Internasional

Nasional
DPR Soroti Kesejahteraan Prajurit di Hadapan Menhan dan Panglima TNI

DPR Soroti Kesejahteraan Prajurit di Hadapan Menhan dan Panglima TNI

Nasional
Di Pengadilan Internasional, Indonesia Sebut Israel Terus Melakukan Kejahatan di Palestina

Di Pengadilan Internasional, Indonesia Sebut Israel Terus Melakukan Kejahatan di Palestina

Nasional
Dua Anggota DPR Terancam Dijemput Paksa KPK jika Tak Kooperatif di Kasus Dana CSR BI

Dua Anggota DPR Terancam Dijemput Paksa KPK jika Tak Kooperatif di Kasus Dana CSR BI

Nasional
Mendikdasmen 'No Comment' soal Dedi Mulyadi Mau Sekolahkan Siswa 'Nakal' ke Barak Militer

Mendikdasmen "No Comment" soal Dedi Mulyadi Mau Sekolahkan Siswa "Nakal" ke Barak Militer

Nasional
13 Perwira Tinggi Polri Naik Pangkat, Ini Daftarnya

13 Perwira Tinggi Polri Naik Pangkat, Ini Daftarnya

Nasional
May Day di Monas, Polisi Pastikan Jalan Tak Ditutup dan Tol Gratis 1 Mei 2025

May Day di Monas, Polisi Pastikan Jalan Tak Ditutup dan Tol Gratis 1 Mei 2025

Nasional
KPK Bakal Minta Penjelasan Ridwan Kamil soal Royal Enfield dan Mercy yang Disita Dalam Kasus Bank BJB

KPK Bakal Minta Penjelasan Ridwan Kamil soal Royal Enfield dan Mercy yang Disita Dalam Kasus Bank BJB

Nasional
Ahmad Luthfi Curhat ke DPR, Dia Bukan Nabi Musa, sehingga Sulit Atasi Kemiskinan Jateng

Ahmad Luthfi Curhat ke DPR, Dia Bukan Nabi Musa, sehingga Sulit Atasi Kemiskinan Jateng

Nasional
Kejagung Periksa Nahkoda Kapal Ary Bakri, Dalami Kasus Vonis Bebas CPO

Kejagung Periksa Nahkoda Kapal Ary Bakri, Dalami Kasus Vonis Bebas CPO

Nasional
Jokowi Laporkan Tuduhan Ijazah Palsu ke Polisi, Roy Suryo: Sikap yang Tidak Elegan

Jokowi Laporkan Tuduhan Ijazah Palsu ke Polisi, Roy Suryo: Sikap yang Tidak Elegan

Nasional
Gibran Soal Hilirisasi: Laut Kita Tak Hanya Kaya, Tapi Penopang Kehidupan

Gibran Soal Hilirisasi: Laut Kita Tak Hanya Kaya, Tapi Penopang Kehidupan

Nasional
Kemenhan-TNI Diminta Bina Ormas agar Tak Ganggu Proyek Pembangunan

Kemenhan-TNI Diminta Bina Ormas agar Tak Ganggu Proyek Pembangunan

Nasional
Beralasan Kunker, Dua Anggota DPR Mangkir dari Panggilan KPK Terkait Kasus CSR BI

Beralasan Kunker, Dua Anggota DPR Mangkir dari Panggilan KPK Terkait Kasus CSR BI

Nasional
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau