Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Tak Stabil, Effendi Simbolon Anggap Jokowi Presiden Prematur

Kompas.com - 31/03/2015, 20:31 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI-Perjuangan Efendi Simbolon menilai, melemahnya nilai tukar rupiah dan tidak stabilnya harga bahan bakar minyak serta bahan pokok lainnya belakangan ini adalah murni kesalahan Presiden Joko Widodo. Menurut dia, Jokowi belum siap untuk menjadi Presiden.

"Beliau menjadi Presiden itu sudah suratan, maka saya mengatakan inilah kelahiran presiden prematur kita, yang belum cukup menguasai permasalahan nasional apalagi geopolitik intenasional," kata Effendi dalam sebuah diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/3/2015).

Effendi mencontohkan kebijakan Jokowi yang menyesuaikan harga BBM dengan harga pasar. Menurut dia, Jokowi hingga kini tidak mengerti bahwa kebijakannya tersebut telah melanggar ketentuan UUD 1945. (Baca: Kwik Kian Gie: Presiden Jokowi Langgar Konstitusi)

"Jadi saya melihat kalau kita urut beberapa UU yang sangat jelas ditabrak. Pertanyaan saya masih positive thinking saja kepada Jokowi, ini karena ketidaktahuan beliau," ujarnya.

Sayangnya, lanjut Effendi, ketidaktahuan Jokowi itu justru dimanfaatkan oleh orang-orang yang ada di lingkaran istana. Dia menuding, orang-orang yang ada di lingkaran istana sengaja ingin membuat ekonomi Indonesia berkiblat kepada Amerika Serikat.

"Beliau masih menjadi wali kota. Enggak ngerti, biasanya hanya mengurusi lima kecamatan, bagaimana mau ngurusin negara," ucap Effendi.

Soal kenaikan harga BBM, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, kebijakan ini dilakukan dengan tujuan untuk membangun infrastruktur menjadi lebih baik. Menurut dia, kenaikan harga BBM akan menyumbang lebih banyak uang ke kas negara. (Baca: Jusuf Kalla Sebut Kenaikan Harga BBM untuk Perbaikan Infrastruktur)

"Indonesia kan mau bikin jalan lebih panjang, sekolah lebih banyak. Kalau tidak ada uang negara yang cukup, bagaimana bisa membangun jalan, rumah sakit, dan sekolah?" ujar Kalla di Jakarta, Minggu (29/3/2015).

Kalla mengatakan, kenaikan harga BBM diselaraskan dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Subsidi yang ada pun bisa digunakan dengan tepat. "Itu risiko kebijakan yang diambil," kata Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya
Demokrat Ungkit Hubungan Baik SBY dan Jokowi, Tepis Isu Partai Biru Dalangi Tuduhan Ijazah Palsu
Demokrat Ungkit Hubungan Baik SBY dan Jokowi, Tepis Isu Partai Biru Dalangi Tuduhan Ijazah Palsu
Nasional
Masa Jabatan DPRD dan Kepala Daerah Diusulkan Diperpanjang hingga 2031
Masa Jabatan DPRD dan Kepala Daerah Diusulkan Diperpanjang hingga 2031
Nasional
Djarot PDIP Sampaikan Pesan Megawati: Kita Bukan Negara Kekuasaan
Djarot PDIP Sampaikan Pesan Megawati: Kita Bukan Negara Kekuasaan
Nasional
Teka-teki Sosok di Belakang Topan Ginting yang Beri Perintah Terima Suap
Teka-teki Sosok di Belakang Topan Ginting yang Beri Perintah Terima Suap
Nasional
Membaca Hasto dan Tom Lembong: Apakah Ini Politik?
Membaca Hasto dan Tom Lembong: Apakah Ini Politik?
Nasional
Pakar Ungkap 5 UU yang Harus Direvisi Imbas Pemilu Nasional-Daerah Dipisah
Pakar Ungkap 5 UU yang Harus Direvisi Imbas Pemilu Nasional-Daerah Dipisah
Nasional
Roy Suryo Bantah Ada Bohir di Balik Isu Ijazah Jokowi: Bohong, Kami Itu Peneliti!
Roy Suryo Bantah Ada Bohir di Balik Isu Ijazah Jokowi: Bohong, Kami Itu Peneliti!
Nasional
Narasi Reuni UGM Setting-an di Tengah Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ditanggapi Sinis Projo
Narasi Reuni UGM Setting-an di Tengah Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ditanggapi Sinis Projo
Nasional
Perspektif Baru Pemberantasan Korupsi
Perspektif Baru Pemberantasan Korupsi
Nasional
Demokrat: Roy Suryo yang Beropini Ijazah Palsu Jokowi Bukan Bagian Partai Kami
Demokrat: Roy Suryo yang Beropini Ijazah Palsu Jokowi Bukan Bagian Partai Kami
Nasional
Projo: Isu Ijazah Palsu Tak Akan Berhenti, Downgrade Jokowi agar Dianggap Beban Politik
Projo: Isu Ijazah Palsu Tak Akan Berhenti, Downgrade Jokowi agar Dianggap Beban Politik
Nasional
Demokrat Bantah Jadi Partai Biru Dalang Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ini Klarifikasinya
Demokrat Bantah Jadi Partai Biru Dalang Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ini Klarifikasinya
Nasional
Cak Imin: 210.000 Orang Telah Keluar dari Belenggu Kemiskinan, Kita Fokuskan Jadi Sejahtera
Cak Imin: 210.000 Orang Telah Keluar dari Belenggu Kemiskinan, Kita Fokuskan Jadi Sejahtera
Nasional
BGN Diminta Tak Segan Cabut Izin SPPG yang Lalai, Kualitas MBG Harus yang Utama
BGN Diminta Tak Segan Cabut Izin SPPG yang Lalai, Kualitas MBG Harus yang Utama
Nasional
Refleksi 66 Tahun Kementerian PANRB: Hadirkan Birokrasi yang Berpihak pada Rakyat
Refleksi 66 Tahun Kementerian PANRB: Hadirkan Birokrasi yang Berpihak pada Rakyat
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau