Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Polisi Hendak Periksa Petinggi HMI atas Ricuh 4 November

Kompas.com - 07/11/2016, 21:51 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Polda Metro Jaya punya alasan khusus memanggil Ketua Pengurus Besar HMI Pusat Mulyadi P Tamsir atas kericuhan di depan Istana Merdeka, 4 November 2016 lalu.

Penyidik melihat atribut organisasi mahasiswa itu ada pada saat kericuhan pasca-unjuk rasa damai tersebut.

"Kemarin ada keterangan dari Ditkrimum, ada atribut itu (HMI) di sana," ujar Kepala Polda Metro Jaya Irjen (Pol) M. Iriawan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (7/11/2016).

Penyidik memanggil Mulyadi, Senin ini. Namun, Mulyadi tidak memenuhinya atas alasan dirinya telat mengetahui surat panggilan.

Meski belum memenuhi panggilan, Iriawan mengaku telah mengetahui bahwa Mulyadi tidak berada dalam aksi unjuk rasa di depan Istana. Namun, hal itu bukan berarti dia lepas dari pemeriksaan.

"Dia tidak ada di situ. Tapi kan yang lain ada," ujar Iriawan.

Oleh sebab itu, polisi akan tetap memeriksa Mulyadi. Selain Mulyadi, ada sejumlah nama petinggi ormas itu yang hendak diperiksa. Namun, dia mengaku, tak hafal nama-nama yang dimaksud.

"Saya belum pasti nama-namanya. Tapi nanti akan saya sampaikan," ujar Iriawan.

(Baca juga: Massa FPI Redam Emosi Massa HMI yang Ricuh dengan Polisi di Depan Istana)

Iriawan mengaku tidak tahu saat ditanya apakah sepuluh orang demonstran yang sempat diamankan polisi atas ricuh kemarin adalah sosok-sosok yang tertangkap kamera sedang menyerang aparat.

"Saya belum mengumpulkan tim saya," ujar dia. (Baca:  10 Orang yang Diduga Pericuh di Depan Istana Tak Ada yang Ditahan, Mengapa?)

Sebelumnya, terdapat kericuhan usai aksi unjuk rasa menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam perkara dugaan penistaan agama di depan Istana, Jumat kemarin.

Tercatat, 21 kendaraan, baik milik TNI-Polri atau umum dirusak. Sebanyak tiga kendaraan di antaranya dibakar. Sementara itu, demonstran yang mengalami luka berjumlah 250 orang.

Sebanyak 100 orang di luar demonstran juga mengalami luka. Seratus orang itu terdiri dari 79 personel Polri (11 di antaranya dirawat inap), 15 masyarakat umum, 5 personel TNI dan 1 personel pemadam kebakaran.

Presiden pun Joko Widodo menuding ada aktor politik yang menunggangi aksi unjuk rasa itu. (Baca: Jokowi: Kerusuhan Usai Demo 4 November Ditunggangi Aktor Politik)

"Kita menyesalkan kejadian bada Isya yang harusnya sudah bubar tapi menjadi rusuh. Dan ini sudah ditunggangi aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi," kata Jokowi dalam jumpa pers usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (5/11/2016) pukul 00.10 WIB.

Kompas TV 10 Terduga Provokator Aksi 4 November Diamankan Petugas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Baca tentang


Terkini Lainnya
Hasto Sebut Eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan Diintimidasi KPK
Hasto Sebut Eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan Diintimidasi KPK
Nasional
Baca Pleidoi, Hasto Merasa Ditekan Usai Tolak Timnas Israel Ke Indonesia
Baca Pleidoi, Hasto Merasa Ditekan Usai Tolak Timnas Israel Ke Indonesia
Nasional
Kejagung Serahkan WN Rusia Alexander Vladimirovich untuk Diekstradisi ke Negara Asal
Kejagung Serahkan WN Rusia Alexander Vladimirovich untuk Diekstradisi ke Negara Asal
Nasional
Lebih dari 30 Persen Anak Putus Sekolah, Mensos Tegaskan Urgensi Sekolah Rakyat
Lebih dari 30 Persen Anak Putus Sekolah, Mensos Tegaskan Urgensi Sekolah Rakyat
Nasional
Cetak Biru Pembangunan Keagamaan Indonesia
Cetak Biru Pembangunan Keagamaan Indonesia
Nasional
Bacakan Pleidoi, Hasto: Di Sini Saya Berdiri dengan Semangat untuk Tak Tunduk pada Ketidakadilan
Bacakan Pleidoi, Hasto: Di Sini Saya Berdiri dengan Semangat untuk Tak Tunduk pada Ketidakadilan
Nasional
Legislator DPR Kritik Polisi dalam Penanganan Kasus Pemerkosaan di Karawang
Legislator DPR Kritik Polisi dalam Penanganan Kasus Pemerkosaan di Karawang
Nasional
173 Personel Pasukan Perdamaian TNI Kembali Ke Tanah Air Usai Bertugas di Kongo
173 Personel Pasukan Perdamaian TNI Kembali Ke Tanah Air Usai Bertugas di Kongo
Nasional
Johanis Tanak Marahi Pejabat Pemda yang Ngaku Gaji Tak Cukup: Berhenti Saja, Pak, Masih Banyak yang Mau
Johanis Tanak Marahi Pejabat Pemda yang Ngaku Gaji Tak Cukup: Berhenti Saja, Pak, Masih Banyak yang Mau
Nasional
Alasan Ketua KPK Tak Periksa Gubernur Khofifah di Jakarta terkait Dana Hibah
Alasan Ketua KPK Tak Periksa Gubernur Khofifah di Jakarta terkait Dana Hibah
Nasional
Perkuat Kerja Sama Perdagangan, Indonesia-AS Sepakat Lanjutkan Negosiasi Tarif Resiprokal
Perkuat Kerja Sama Perdagangan, Indonesia-AS Sepakat Lanjutkan Negosiasi Tarif Resiprokal
Nasional
Komnas Disabilitas Dukung Program Sekolah Rakyat
Komnas Disabilitas Dukung Program Sekolah Rakyat
Nasional
Pemerintah Tata Ulang Pendidikan Karakter, Mau Seperti Apa?
Pemerintah Tata Ulang Pendidikan Karakter, Mau Seperti Apa?
Nasional
Ganjar hingga Djarot Hadiri Sidang Pembacaan Pleidoi Hasto
Ganjar hingga Djarot Hadiri Sidang Pembacaan Pleidoi Hasto
Nasional
Penerima Bansos Terindikasi Main Judol, Puan Wanti-wanti Penyalahgunaan Data
Penerima Bansos Terindikasi Main Judol, Puan Wanti-wanti Penyalahgunaan Data
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau