Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Fiera Lovita, Korban Persekusi yang Dituduh Menghina Tokoh Ormas

Kompas.com - 01/06/2017, 15:53 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fiera Lovita, seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Solok, Sumatera Barat, merasa tertekan setelah mengalami persekusi berupa teror dan intimidasi oleh sekelompok orang dari ormas tertentu.

Perempuan yang akrab disapa Dokter Lola itu mengaku tidak paham kenapa dirinya mengalami tindakan persekusi setelah menulis status di akun Facebook-nya yang bernada sindiran terhadap tokoh tertentu.

"Saya hanya mengemukakan pendapat saya seperti yang dilakukan oleh netizen lain," ujar Fiera saat memberikan keterangan pers di kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2017).

Pada 19-21 Mei 2017, Fiera membuat tiga status Facebook. Status tersebut dia buat setelah menyaksikan berita konferensi pers pihak kepolisian di televisi terkait tentang kebenaran barang bukti kasus chat WhatsApp Firza Husein dan Rizieq Shihab.

"Saya hanya menanggapi berita kaburnya seorang tokoh yang akan diminta keterangannya oleh polisi di Jakarta dalam kasus chat mesum dan kasus hukum lain yang menimpa tokoh tersebut," kata Fiera.

Rupanya, ada kelompok ormas yang tidak suka dengan kata-kata Fiera di status Facebooknya. Pada 22 Mei 2017, sekitar pukul 13.00 waktu setempat, beberapa orang mendatangi Fiera.

Saat itu, dia sedang berada di dalam mobil bersama anak-anaknya. Mereka mengetuk-ngetuk jendela mobil Fiera. Karena ketakutan, Fiera menghubungi Kanit intel polisi kota Solok bernama Ridwan. Ridwan sebelumnya telah meminta keterangan Fiera terkait status Facebooknya itu, tanpa menunjukkan surat tugas.

Baca: Heboh Persekusi di Media Sosial, Ini Kiat agar Tidak Jadi Korbannya

Setelah tiba, Ridwan berbicara dengan perwakilan dari orang-orang yang mengaku anggota salah satu ormas keagamaan. Saat itu, kata Fiera, anak-anaknya menangis karena ketakutan melihat keberadaan mereka. Mereka juga ketakutan karena melihat Ridwan membawa pistol kecil, diselipkan di pinggang belakangnya.

"Anggota ormas itu menyuruh saya minta maaf dan berjanji tidak akan berbuat seperti itu lagi. Kemudian meminta saya membuat surat pernyataan dengan tulisan tangan di atas kertas dan difoto. Mereka meminta saya untuk secepatnya mem-posting surat pernyataan permintaan maaf tersebut di akun Facebook milik saya," ucapnya.

Tindakan intimidasi ternyata tidak berhenti sampai di situ. Setelah mem-posting pernyataan maaf, Fiera menemukan foto-fotonya tersebar di media sosial dengan komentar provokatif dan tidak senonoh.

Pada Selasa, 23 Mei 2017, diadakan pertemuan dengan sejumlah petinggi ormas keagamaan bersama Kepala Polisi Kota Solok Kompol Darto, Kasat Intel Ridwan dan jajaran direksi RSUD Kabupaten Solok.

Dalam pertemuan tersebut, Fiera diminta menyampaikan permintaan maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Dia juga diminta membuat surat pernyataan maaf dan ditandatangani oleh Fiera serta beberapa orang yang hadir dalam pertemuan tersebut.

"Saya pikir dengan pertemuan tersebut semua masalah akan selesai, ternyata tidak sama sekali. Foto-foto pertemuan tersebut kembali menjadi viral di media sosial, mereka terus membicarakan dan menggunjingkan saya," tuturnya.

Pertemuan yang seharusnya menyelesaikan masalah dan membuat suasana menjadi damai, ternyata bagi ormas itu dianggap tidak cukup. Foto-foto pertemuan disebar melalui media sosial dengan kata-kata yang provokatif. Dia dituduh menghina ulama dan agama Islam.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Merdeka di 2025: Antara Kegelapan Bahasa dan Kecerahan Harapan
Merdeka di 2025: Antara Kegelapan Bahasa dan Kecerahan Harapan
Nasional
Menteri PPPA Usul Pendamping Haji Lansia Teken Perjanjian Tak Tinggalkan Jemaah
Menteri PPPA Usul Pendamping Haji Lansia Teken Perjanjian Tak Tinggalkan Jemaah
Nasional
Gempa M2,3 Guncang Cimahi, BMKG Ingatkan Bahaya Sesar Lembang
Gempa M2,3 Guncang Cimahi, BMKG Ingatkan Bahaya Sesar Lembang
Nasional
Menteri PPPA Minta Fasilitas untuk Jemaah Haji Perempuan Ditambah
Menteri PPPA Minta Fasilitas untuk Jemaah Haji Perempuan Ditambah
Nasional
Peringati HUT Ke-80 RI, Kemendagri Gelar Seminar Nasional Perkuat Kinerja
Peringati HUT Ke-80 RI, Kemendagri Gelar Seminar Nasional Perkuat Kinerja
Nasional
Wakil Ketua DPR: Haji-Umrah dari Dulu Ada Saja Masalahnya
Wakil Ketua DPR: Haji-Umrah dari Dulu Ada Saja Masalahnya
Nasional
Kans BP Haji Diubah Jadi Kementerian Menguat
Kans BP Haji Diubah Jadi Kementerian Menguat
Nasional
Gus Ipul Sebut 165 Sekolah Rakyat Siap Tampung 16.000 Siswa Tahun Ini
Gus Ipul Sebut 165 Sekolah Rakyat Siap Tampung 16.000 Siswa Tahun Ini
Nasional
Soal Roblox, Menko PMK Sorot 'Screen Time' Anak hingga Belasan Jam
Soal Roblox, Menko PMK Sorot "Screen Time" Anak hingga Belasan Jam
Nasional
BGN Ungkap Dua Risiko dalam Program MBG, Keracunan dan Penyalahgunaan Anggaran
BGN Ungkap Dua Risiko dalam Program MBG, Keracunan dan Penyalahgunaan Anggaran
Nasional
Curhat Kepala Sekolah Rakyat di Papua ke Gus Ipul, Ingin OAP Lebih Dilibatkan
Curhat Kepala Sekolah Rakyat di Papua ke Gus Ipul, Ingin OAP Lebih Dilibatkan
Nasional
Dorong Stabilisasi Harga Beras, Sekjen Kemendagri Minta Pemda Dukung Perum Bulog Realisasikan Program SPHP
Dorong Stabilisasi Harga Beras, Sekjen Kemendagri Minta Pemda Dukung Perum Bulog Realisasikan Program SPHP
Nasional
PN Jaksel Tidak Dapat Terima Praperadilan Purnawirawan Leonardi di Kasus Korupsi Satelit Kemhan
PN Jaksel Tidak Dapat Terima Praperadilan Purnawirawan Leonardi di Kasus Korupsi Satelit Kemhan
Nasional
Silfester Matutina Belum Dieksekusi, Sahroni: Tangkap, Penjarain!
Silfester Matutina Belum Dieksekusi, Sahroni: Tangkap, Penjarain!
Nasional
Demokrat Dukung Anggaran MBG Rp 335 Triliun, tetapi Beri Catatan Ini
Demokrat Dukung Anggaran MBG Rp 335 Triliun, tetapi Beri Catatan Ini
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau