JAKARTA, KOMPAS.com - Polri membantah anggapan yang beredar di masyarakat bahwa lebih banyak terduga teroris ditembak mati daripada yang ditangkap dan diproses hukum.
"Dikatakan bahwa semua teroris ditembak mati Densus 88, boleh dibuktikan ya. Dalam kurun waktu 2001, Bom Bali, sampai sekarang, seribu lebih orang (terduga teroris) ditangkap dan ditahan," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/6/2017).
Sebagian besar dari mereka divonis bersalah oleh pengadilan dan dikenakan hukuman penjara.
Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelejen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto menjelaskan lebih rinci lagi soal hal itu. Sejak tahun 2001, jumlah terduga terorisme di tanah air yang meninggal dunia sekitar 85 orang. Sebanyak 37 di antaranya tewas atas kehendaknya sendiri alias karena melakukan bom bunuh diri.
"Selebihnya, (meninggal) karena melawan, ya ditembak (Densus 88)," ujar Wawan.
Artinya, aparat terpaksa melumpuhkan terduga teroris demi keselamatan orang-orang di sekitar termasuk keselamatan personel sendiri.
Setyo melanjutkan, pelaksanaan penindakan terduga teroris di lapangan tidak semudah yang dibayangkan orang. Banyak hal yang dijadikan pertimbangan, mulai dari perlindungan hak pelaku teror, keselamatan orang-orang di sekitar hingga keselamatan Polri sendiri.
"Ketika kami berhadapan dengan teroris, kami itu tak tahu apakah dia pegang senjata atau tidak. Kami kan tidak boleh under estimate, menganggap enteng," ujar Setyo.
"Pernah kejadian di Solo, Densus sudah menembak dan melumpuhkan, pelaku jatuh. Ternyata dia masih bawa senjata. Pas Densus datang, pelaku nembak dari bawah dan kena perut (polisi). Yang seperti ini mohon dipahami masyarakat, pelaksanaan lapangan tidak semudah membalikkan telapak tangan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.