Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti SAFE Net: Ada Tren Peningkatan Korban Persekusi

Kompas.com - 04/06/2017, 18:08 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Damar Juniarto, peneliti dari  Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFE Net) menyebutkan, ada sebanyak 59 orang yang diketahui mendapatkan tindakan persekusi oleh sekelompok organisasi massa. Korban-korban itu tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia.

"Berapa banyak orang yang diburu? Dari data Januari hingga Mei 2017, ada 59 orang," ujar Damar saat diskusi yang membahas terkait maraknya tindakan persekusi, di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/6/2017).

Damar mengatakan, ada tren peningkatan yang terjadi sejak Januari hingga Mei. Pada Januari, jumlah korban persekusi yang diketahui berjumlah 7 orang, Februari sebanyak 3 orang, Maret 2 orang, April 13 dan Mei sebanyak 34 orang.

Wilayah korban persekusi juga menjadi semakin luas. Jika sebelumnya ada di Jawa, korban atau tindakan persekusi akhirnya menyebar ke Sumatera seperti di Dumai.

"Terakhir ada kasus persekusi di Cianjur," ujar Damar.

Sebelumnya, rekaman video tindakan persekusi yang dilakukan oleh sejumlah warga yang mengaku dari sebuah ormas kepada seorang remaja berinisial M di Cipinang Muara tersebar di luas di media sosial.

Dalam video tersebut M dikerumuni oleh belasan orang yang diduga berasal dari ormas tertentu. Remaja berkacamata itu dituduh telah mengolok-olok salah satu ormas keagamaan beserta pimpinannya melalui postingan media sosialnya.

Baca juga: Jokowi: Kita Bisa Menjadi Negara Barbar kalau Persekusi Dibiarkan

Kompas TV Jokowi Perintahkan Kapolri Tindak tegas Pelaku Persekusi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Baca tentang


Terkini Lainnya
Cak Imin Bicara Kekerasan Seksual di Pesantren: Terbanyak di Jawa Barat
Cak Imin Bicara Kekerasan Seksual di Pesantren: Terbanyak di Jawa Barat
Nasional
Cak Imin Sebut Dosa Besar Pesantren: Bullying, Kekerasan Seks, Intolerensi
Cak Imin Sebut Dosa Besar Pesantren: Bullying, Kekerasan Seks, Intolerensi
Nasional
Kelakar Cak Imin: NU Sudah Agak Lupa dengan Lingkungan
Kelakar Cak Imin: NU Sudah Agak Lupa dengan Lingkungan
Nasional
Kepala BGN Tegaskan Tak Ada Kebijakan Beri Bahan Mentah di Makan Siang Gratis
Kepala BGN Tegaskan Tak Ada Kebijakan Beri Bahan Mentah di Makan Siang Gratis
Nasional
Cak Imin: Pesantren Harus Pimpin Perubahan, Tak Boleh Cuma Jadi Penonton
Cak Imin: Pesantren Harus Pimpin Perubahan, Tak Boleh Cuma Jadi Penonton
Nasional
Terus Dipertanyakan Fadli Zon, Begini Laporan soal Perkosaan Massal ’98
Terus Dipertanyakan Fadli Zon, Begini Laporan soal Perkosaan Massal ’98
Nasional
Anies Harap Hakim Kasus Tom Lembong Tak Ditekan Siapapun
Anies Harap Hakim Kasus Tom Lembong Tak Ditekan Siapapun
Nasional
ASN Boleh WFA, Komisi II: Ganggu Pelayanan Publik Enggak?
ASN Boleh WFA, Komisi II: Ganggu Pelayanan Publik Enggak?
Nasional
Di KPK, Greenpeace Paparkan Karut-marut Tata Kelola Tambang di Raja Ampat
Di KPK, Greenpeace Paparkan Karut-marut Tata Kelola Tambang di Raja Ampat
Nasional
Puan-Dasco Komunikasi dengan Prabowo Atasi Masalah Pulau Enggano
Puan-Dasco Komunikasi dengan Prabowo Atasi Masalah Pulau Enggano
Nasional
Konflik Iran-Israel, Lemhanas: Stabilitas Global Pengaruhi Indonesia
Konflik Iran-Israel, Lemhanas: Stabilitas Global Pengaruhi Indonesia
Nasional
Usai Temui Prabowo, Gus Yahya Ungkap PBNU Ditugaskan Kelola 1.000 Dapur MBG
Usai Temui Prabowo, Gus Yahya Ungkap PBNU Ditugaskan Kelola 1.000 Dapur MBG
Nasional
Istri Jadi Bupati Serang, Mendes Yandri Sebut Putusan MK Terbantahkan
Istri Jadi Bupati Serang, Mendes Yandri Sebut Putusan MK Terbantahkan
Nasional
KPK Selidiki Kuota Haji di Era Yaqut, Gus Yahya Emoh Menanggapi
KPK Selidiki Kuota Haji di Era Yaqut, Gus Yahya Emoh Menanggapi
Nasional
Jokowi di Mata 3 Caketum PSI: Siap Bersaing sampai Sebut sebagai Kiai
Jokowi di Mata 3 Caketum PSI: Siap Bersaing sampai Sebut sebagai Kiai
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau