Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus Rahardjo Sebut Polri Ajak KPK Join Investigasi Kasus Novel

Kompas.com - 19/06/2017, 17:37 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan tim penyidik memaparkan perkembangan pengusutan perkara serangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan kepada pimpinan KPK.

Dalam 2,5 jam pertemuan, dibahas juga soal kemungkinan KPK bergabung dalam tim investigasi Polri.

Ketua KPK Agus Raharjo mengatakan, tawaran tersebut diajukan langsung oleh Tito.

Baca juga: Cuti Bersama 18 Agustus 2025, Karyawan Swasta: Urusan Libur Saja Pilih-pilih

"Dalam rapat ditawarkan kalau KPK mau gabung untuk mempercepat, memperkuat penyidikan," ujar Agus di gedung KPK, Jakarta, Senin (19/6/2017).

Namun, kata Agus, KPK tidak bisa masuk ke dalam tim tersebut. Itu karena kasus Novel masuk ke ranah pidana umum, sementara KPK lembaga yang menangani korupsi.

(Baca: Kabareskrim Anggap Kasus Novel Tak Perlu Ditarik ke Mabes Polri)

Baca juga: Prabowo Anugerahkan Jenderal Kehormatan Bintang Empat kepada 5 Tokoh

"Tapi kami secara internal akan evaluasi, back up apa yang bisa kami berikan," kata Agus.

Agus mengatakan, peran KPK dalam penyidikan itu tidak mesti dengan bergabung dalam tim investigasi.

KPK akan membahas lebih jauh bantuan apa yang bisa diberikan kepada Polri dalam mengusut kasus Novel.

Baca juga: BI Siap Uji Coba Payment ID, Pantau Detail Transaksi Warga

Termasuk informasi soal dugaan kaitannya dengan kasus-kasus yang pernah ditangani Novel, maupun kasus yang pernah menjerat Novel.

"KPK dan Polri akan kerja sama, eksplor kasus apa yang ditangani, akan beri info juga ke Polri," kata Agus.

Tito mengatakan, sejauh ini, pihaknya telah memeriksa 56 saksi terkait kasus Novel.

Baca juga: Cuti Bersama 18 Agustus 2025, Antara Euforia Libur ASN dan Keluhan Pekerja Swasta

Ia menyadari bahwa perbedaan ranah pidana membuat KPK mustahil berada dalam tim penyidikan. Namun, Polri membutuhkan KPK di luar fungsi tersebut.

(Baca: Kapolri Minta Novel Sebut Nama Jenderal yang Diduga Terlibat Penyiraman Air Keras)

Misalnya, kata Tito, mengecek alibi saksi yang diperiksa. Begitu juga konfrontasi saksi yang dicurigai, kata Tito, bisa melibatkan KPK.

Baca juga: 18 Jurusan Kuliah yang Dibutuhkan di Masa Depan, Siswa Kelas 12 Cek

"Ada beberapa IT diperlukan bersama untuk analisis. Kita terbuka tim IT KPK sama-sama mempelajari," kata Tito.

"Sehingga apapun masukan Polri bisa dianalisis bersama, sharing. Polisi ingin kasus ini terungkap secepat mungkin."

Kompas TV Usut Pernyataan Novel, Kapolri Kirim Tim ke Singapura
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Prabowo Resmikan 6 Kodam Baru, Ini Sosok Panglima yang Memimpin
Prabowo Resmikan 6 Kodam Baru, Ini Sosok Panglima yang Memimpin
Nasional
Festival Ciliwung 2025, Komitmen Pertamina Dukung Percepat Pemulihan Ekosistem Sungai Ciliwung
Festival Ciliwung 2025, Komitmen Pertamina Dukung Percepat Pemulihan Ekosistem Sungai Ciliwung
Nasional
Wisatawan Diminta Waspadai Cuaca Ekstrem di Pantai Selatan Jawa dan Bali
Wisatawan Diminta Waspadai Cuaca Ekstrem di Pantai Selatan Jawa dan Bali
Nasional
Wamenkum: Kami Punya Catatan Rapi Masukan-masukan untuk RUU KUHAP
Wamenkum: Kami Punya Catatan Rapi Masukan-masukan untuk RUU KUHAP
Nasional
Cuaca Ekstrem Ancam Panen di Jabar, Jateng, dan Sumsel
Cuaca Ekstrem Ancam Panen di Jabar, Jateng, dan Sumsel
Nasional
Kasus Kematian Prada Lucky: 4 Prajurit TNI Tersangka, 16 Lainnya Diperiksa
Kasus Kematian Prada Lucky: 4 Prajurit TNI Tersangka, 16 Lainnya Diperiksa
Nasional
Dukung Prabowo Tambah Kodam Baru, Ketua DPD: Keamanan Nasional Dimulai dari Daerah
Dukung Prabowo Tambah Kodam Baru, Ketua DPD: Keamanan Nasional Dimulai dari Daerah
Nasional
Deretan Jabatan Baru di TNI yang Diresmikan Prabowo, Apa Tujuannya?
Deretan Jabatan Baru di TNI yang Diresmikan Prabowo, Apa Tujuannya?
Nasional
BMKG Prediksi Hujan Lebat Guyur Wilayah Jawa pada 11-13 Agustus 2025
BMKG Prediksi Hujan Lebat Guyur Wilayah Jawa pada 11-13 Agustus 2025
Nasional
Diduga Dikorupsi di 2023-2024, Apa Beda Haji Reguler dan Haji Khusus?
Diduga Dikorupsi di 2023-2024, Apa Beda Haji Reguler dan Haji Khusus?
Nasional
Ada Belatung pada MBG di Sorong, Dapur Umum Mengaku Sudah Jalankan Prosedur
Ada Belatung pada MBG di Sorong, Dapur Umum Mengaku Sudah Jalankan Prosedur
Nasional
Ada Belatung pada Menu MBG di Sorong, Badan Gizi Minta Maaf
Ada Belatung pada Menu MBG di Sorong, Badan Gizi Minta Maaf
Nasional
Menko Pangan Zulhas: Rakyat Tak Boleh Diajari Minta Sedekah Terus
Menko Pangan Zulhas: Rakyat Tak Boleh Diajari Minta Sedekah Terus
Nasional
Usai 25 Tahun Kosong, Jabatan Wakil Panglima TNI Diisi Lagi
Usai 25 Tahun Kosong, Jabatan Wakil Panglima TNI Diisi Lagi
Nasional
Wakil Panglima TNI Tandyo Budi Revita, Anak Guru yang Kini Jadi Jenderal
Wakil Panglima TNI Tandyo Budi Revita, Anak Guru yang Kini Jadi Jenderal
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau