Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pemerintah Kembali Tunjuk PT Garam untuk Impor Garam

Kompas.com - 01/08/2017, 20:04 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali menugaskan PT Garam untuk mengimpor bahan baku garam konsumsi. 

Kembali ditunjuknya PT Garam menimbulkan pertanyaan, karena lebih kurang sebulan lalu, mantan Direktur Utama PT Garam, Achmad Boediono, ditangkap setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penyalahgunaan izin importasi.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, alasan penunjukan PT Garam karena Kemendag mengikuti peraturan.  

"Karena memang ketentuannya untuk (impor garam) konsumsi harus PT Garam. Aturannya kan harus PT Garam," kata Enggartiasto, seusai menerima penghargaan dari UKP Pancasila, di Jakarta, Selasa (1/8/2017).

Baca: Atasi Kelangkaan, Pemerintah Akan Impor Garam

Menurut Enggartiasto, izin impor bahan baku garam konsumsi sebanyak 75.000 ton itu akan mencukupi kebutuhan pasar hingga masa panen tiba.

Dengan catatan, ada tambahan dari produksi garam dalam negeri.

Dia berharap produksi garam dalam negeri bisa meningkat di masa panen nanti.

Dihubungi terpisah, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya enggan menjelaskan detil mengenai izin importasi yang diberikan Kemendag, apakah untuk bahan baku garam konsumsi ataukah untuk garam konsumsi.

Menilik ketentuannya, yakni Permendag 125 tahun 2015, impor garam konsumsi hanya dapat dilakukan oleh BUMN yang bergerak di bidang usaha pergaraman setelah mendapatkan penugasan dari Menteri Perdagangan dan rekomendasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Baca juga: Jokowi Janji Selesaikan Persoalan Mahalnya Harga Garam

Dalam beleid itu, penugasan dan rekomendasi diberikan untuk impor garam konsumsi, bukan untuk impor bahan baku garam konsumsi.

"Dikonfirmasi ke Kemendag tentang perubahan ketentuan impor supaya lebih jelas," kata Agung.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan belum memberikan respons saat dikonfirmasi.  

Kompas TV Kelangkaan garam yang terjadi di sejumlah tempat di Pulau Jawa menyebabkan harga garam semakin mahal. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Hasto Divonis 3,5 Tahun Penjara, KPK Terus Buru Harun Masiku
Hasto Divonis 3,5 Tahun Penjara, KPK Terus Buru Harun Masiku
Nasional
Prabowo Sambut PM Anwar Ibrahim di Istana Merdeka, Siap Konsultasi Tahunan RI-Malaysia
Prabowo Sambut PM Anwar Ibrahim di Istana Merdeka, Siap Konsultasi Tahunan RI-Malaysia
Nasional
160 Guru Sekolah Rakyat Mundur, Mensos: Penggantinya Sudah Ada
160 Guru Sekolah Rakyat Mundur, Mensos: Penggantinya Sudah Ada
Nasional
Natalius Pigai Turunkan Tim Usut Perusakan Rumah Doa Siswa Kristen di Padang
Natalius Pigai Turunkan Tim Usut Perusakan Rumah Doa Siswa Kristen di Padang
Nasional
Bahlil Klaim Pemilihan Langsung Buat Rakyat Berkelahi, Usul Pilkada Dipilih DPRD
Bahlil Klaim Pemilihan Langsung Buat Rakyat Berkelahi, Usul Pilkada Dipilih DPRD
Nasional
Persahabatan Prabowo dan PM Anwar Ibrahim, Sudah 6 Kali Bertemu sejak Dilantik
Persahabatan Prabowo dan PM Anwar Ibrahim, Sudah 6 Kali Bertemu sejak Dilantik
Nasional
Langkah Pemerintah Jaga Korban PHK agar Tak Turun Kelas, Siapkan Sederet Program Bantuan
Langkah Pemerintah Jaga Korban PHK agar Tak Turun Kelas, Siapkan Sederet Program Bantuan
Nasional
Kenang Kwik Kian Gie, Ketua PP Muhammadiyah: Tokoh yang Tidak Gila Jabatan
Kenang Kwik Kian Gie, Ketua PP Muhammadiyah: Tokoh yang Tidak Gila Jabatan
Nasional
TNI AD Siap Bangun Rumah Sakit di Daerah Rawan Konflik
TNI AD Siap Bangun Rumah Sakit di Daerah Rawan Konflik
Nasional
Mahfud Kenang Mendiang Kwik Kian Gie: Orang yang Berani Kritik di Era Orde Baru
Mahfud Kenang Mendiang Kwik Kian Gie: Orang yang Berani Kritik di Era Orde Baru
Nasional
Kaesang Bela Jokowi: Bapak Tidak Ada Menuduh Partai Biru
Kaesang Bela Jokowi: Bapak Tidak Ada Menuduh Partai Biru
Nasional
Soal Bantu Produksi Obat Murah untuk Masyarakat, TNI AD Tunggu Koordinasi Kemenhan
Soal Bantu Produksi Obat Murah untuk Masyarakat, TNI AD Tunggu Koordinasi Kemenhan
Nasional
KPK Yakin Moge yang Disita dari Ridwan Kamil Terkait Korupsi Bank BJB
KPK Yakin Moge yang Disita dari Ridwan Kamil Terkait Korupsi Bank BJB
Nasional
Panti Asuhan Tak Berizin Siap-siap Ditutup
Panti Asuhan Tak Berizin Siap-siap Ditutup
Nasional
Prabowo Jamu PM Anwar Ibrahim Makan Malam Setibanya di Indonesia
Prabowo Jamu PM Anwar Ibrahim Makan Malam Setibanya di Indonesia
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau