Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag Dalami Temuan 41 Masjid Lingkungan Pemerintah Terpapar Radikalisme

Kompas.com - 21/11/2018, 12:55 WIB
Ihsanuddin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memastikan pihaknya akan mendalami temuan terkait adanya 41 Masjid di lingkungan pemerintah yang terpapar paham radikalisme. Untuk saat ini, Lukman mengaku belum bisa mengomentari soal itu. Termasuk terkait adanya 50 penceramah di 41 masjid itu yang diduga kerap menyebarkan ajaran radikal.

"Saya harus dalami dulu, saya belum bisa komentar soal itu," kata Lukman saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (21/11/2018).

Juru Bicara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto mengungkapkan, temuan soal 41 masjid di lingkungan pemerintah yang terpapar radikalisme didapat dari hasil survei oleh Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Nahdlatul Ulama.

Baca juga: Penjelasan BIN soal 41 Masjid di Lingkungan Pemerintah Terpapar Radikalisme

Temuan tersebut diungkapkan Kasubdit di Direktorat 83 BIN, Arief Tugiman, dalam diskusi terkait peran ormas Islam dalam NKRI, di kantor Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Jakarta, beberapa waktu silam.

Wawan menuturkan, hasil survei tersebut kemudian didalami lebih lanjut oleh BIN.

"Survei dilakukan oleh P3M NU, yang hasilnya disampaikan kepada BIN sebagai early warning dan ditindaklanjuti dengan pendalaman dan penelitian lanjutan oleh BIN," kata Wawan, saat ditemui di Restoran Sate Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (20/11/2018).

Baca juga: BIN: 7 Perguruan Tinggi Negeri Terpapar Paham Radikal

Kategori radikalisme tersebut, lanjut dia, dilihat dari konten yang dibawakan penceramah di masjid tersebut.

Ia menuturkan, terdapat sekitar 50 penceramah dengan konten yang menjurus radikalisme.

"Jadi, konten ceramahnya yang kita utamakan, karena itu kan setahun sudah ada daftar penceramahnya, kalau masjidnya sih enggak ada yang radikal, tapi penceramahnya," terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Pemerintah Sudah Kantongi Beberapa Nama Calon Dubes RI di AS
Pemerintah Sudah Kantongi Beberapa Nama Calon Dubes RI di AS
Nasional
Hari Ketiga Retreat Kepala Daerah: Senam Tepat Waktu, Lebih Kompak
Hari Ketiga Retreat Kepala Daerah: Senam Tepat Waktu, Lebih Kompak
Nasional
Kenapa Jokowi Dinilai Perlu Jadi Saksi Sidang Tom Lembong?
Kenapa Jokowi Dinilai Perlu Jadi Saksi Sidang Tom Lembong?
Nasional
Menteri Hukum Harap Putusan Sidang Ekstradisi Paulus Tannos Keluar 25 Juni
Menteri Hukum Harap Putusan Sidang Ekstradisi Paulus Tannos Keluar 25 Juni
Nasional
Senyum Bupati Serang Akan Bertemu Mendes yang Juga Suaminya saat Retreat Kepala Daerah Gelombang II
Senyum Bupati Serang Akan Bertemu Mendes yang Juga Suaminya saat Retreat Kepala Daerah Gelombang II
Nasional
Prabowo Sebut RI Tak Mampu Wujudkan Kemandirian Pertahanan-Energi, Tanpa Dukungan SDM Unggul
Prabowo Sebut RI Tak Mampu Wujudkan Kemandirian Pertahanan-Energi, Tanpa Dukungan SDM Unggul
Nasional
Pemerintah Ungkap 9 Poin Penguatan di Dalam DIM RUU KUHAP
Pemerintah Ungkap 9 Poin Penguatan di Dalam DIM RUU KUHAP
Nasional
Jaksa Agung Sebut RUU KUHAP Sudah Sesuai Perkembangan Zaman
Jaksa Agung Sebut RUU KUHAP Sudah Sesuai Perkembangan Zaman
Nasional
Prabowo Matangkan Rencana Sekolah Rakyat yang Akan Dimulai Juli 2025
Prabowo Matangkan Rencana Sekolah Rakyat yang Akan Dimulai Juli 2025
Nasional
Uji Materi UU TNI: Kala Pemerintah Mempertanyakan Legal Standing Rakyatnya
Uji Materi UU TNI: Kala Pemerintah Mempertanyakan Legal Standing Rakyatnya
Nasional
Kejagung Ungkap Rapat Penting Kemendikbudristek yang Ubah Hasil Kajian Laptop Chromebook
Kejagung Ungkap Rapat Penting Kemendikbudristek yang Ubah Hasil Kajian Laptop Chromebook
Nasional
AS Ngegas ke Iran, Apa Dampaknya untuk Indonesia?
AS Ngegas ke Iran, Apa Dampaknya untuk Indonesia?
Nasional
Aparat Penegak Hukum Diminta Tak Saling Intervensi dalam Proses Revisi KUHAP
Aparat Penegak Hukum Diminta Tak Saling Intervensi dalam Proses Revisi KUHAP
Nasional
Bos Sritex Bantah Kredit Usaha Disalahgunakan untuk Beli Tanah
Bos Sritex Bantah Kredit Usaha Disalahgunakan untuk Beli Tanah
Nasional
Momen Nadiem Makarim Abaikan Pertanyaan Wartawan Usai Diperiksa Kejagung
Momen Nadiem Makarim Abaikan Pertanyaan Wartawan Usai Diperiksa Kejagung
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau