Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Kecewa dan Maaf Jokowi soal Formasi Kabinet Indonesia Maju...

Kompas.com - 28/10/2019, 07:44 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo telah melantik 34 menteri, satu Jaksa Agung, dan tiga pejabat setingkat menteri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Presiden Jokowi membagi 34 menteri tersebut dari dua kalangan, yaitu kalangan profesional dan kalangan partai politik.

Namun, tak semua pihak terakomodasi dalam Kabinet Indonesia Maju. Beberapa pendukung Jokowi ketika Pilpres 2019 tak masuk dalam jajaran anggota kabinet.

Jokowi menyadari banyak pihak yang kecewa dengan susunan Kabinet Indonesia Maju.

Baca juga: Di Depan OSO, Jokowi Minta Maaf soal Susunan Kabinet

Ia menjelaskan, jumlah menteri hanya 34 anggota, sehingga tidak semua nama yang diusulkan bisa masuk ke dalam barisan kabinet.

Jokowi menyebut, ia menerima sampai 300 lebih nama untuk dipertimbangkan menjadi menteri.

"Oleh sebab itu, saya sadar mungkin yang senang dan gembira karena tewakili di kabinet itu hanya 34 orang yang dilantik. Yang kecewa berarti lebih dari 266 orang," kata Jokowi saat membuka Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila di Jakarta, Sabtu (26/10/2019).

"Artinya yang kecewa pasti lebih banyak dari yang senang," kata dia.

Jokowi mengungkapkan, penyusunan kabinet adalah tugas yang berat. Menurut Jokowi, ia harus melihat kapasitas calon menteri tersebut dan keterwakilan dari daerah.

"Semua proporsinya harus sesuai betul," kata dia.

Lantas siapa saja pihak yang kecewa dengan susunan Kabinet Indonesia Maju?

Hanura

Partai Hanura menyatakan, kecewa dengan penyusunan Kabinet Indonesia Maju. Sebab, sebagai partai pengusung pasangan Jokowi-Ma'ruf pada Pemilu 2019, sudah sewajarnya mendapatkan jatah kursi menteri.

"Wajar kalau dari beberapa daerah, beberapa kader kami ada kemarahan, ada kekecewaan bahwa tidak ada semacam penilaian yang khusus untuk Partai Hanura," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hanura Bona Simanjuntak dalam sebuah diskusi di Kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (26/10/2019).

Baca juga: Klaim Berdarah-darah di Pilpres, Hanura Kecewa Tak Dapat Kursi Menteri

Bona mengatakan, partainya cukup masif dalam mengampanyekan pasangan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Bahkan, sampai kehilangan kursi di DPR RI.

Halaman:
Komentar
keyword kelas berita kompas isinya hny #beritasampah: ujarnya,dinilai,menilai,disarankan,diingatkan,mengingatkan,diharapkan,diminta,dianggap,imbau,diimbau,menurut,menurut survey,menurut peneliti,menurut analis,menurut direktur,kata manager,kata pakar,kata survey,kata pemerhati,kata pengamat dst..


Terkini Lainnya
Istana Bersolek Menjelang 17 Agustus: Conblock Dicat, Merah Putih Hadir di Tiap Sudut
Istana Bersolek Menjelang 17 Agustus: Conblock Dicat, Merah Putih Hadir di Tiap Sudut
Nasional
Kader PDI-P di Solo Gabung PSI, Puan: Kalau Sudah Tak Ingin di Sini, Monggo
Kader PDI-P di Solo Gabung PSI, Puan: Kalau Sudah Tak Ingin di Sini, Monggo
Nasional
Berkas Perkara Hakim Djuyamto Cs Tiba di PN Jakpus
Berkas Perkara Hakim Djuyamto Cs Tiba di PN Jakpus
Nasional
Peru Undang Indonesia Investasi Logistik di Negaranya
Peru Undang Indonesia Investasi Logistik di Negaranya
Nasional
Didampingi Pimpinan Komisi, Puan Terima Kunjungan Presiden Peru di DPR
Didampingi Pimpinan Komisi, Puan Terima Kunjungan Presiden Peru di DPR
Nasional
Sri Mulyani Dinilai Tak Paham Konstitusi Usai Singgung Gaji Guru dan Dosen
Sri Mulyani Dinilai Tak Paham Konstitusi Usai Singgung Gaji Guru dan Dosen
Nasional
KPK Akan Gali Keterangan Tersangka dan Saksi Terkait Korupsi Dana CSR BI-OJK
KPK Akan Gali Keterangan Tersangka dan Saksi Terkait Korupsi Dana CSR BI-OJK
Nasional
Hubungan Baik Prabowo dan PM Malaysia Dinilai Jadi Modal Selesaikan Sengketa Ambalat
Hubungan Baik Prabowo dan PM Malaysia Dinilai Jadi Modal Selesaikan Sengketa Ambalat
Nasional
Menteri Hukum Inisiasi Protokol Jakarta untuk Transparansi Royalti Platform Global
Menteri Hukum Inisiasi Protokol Jakarta untuk Transparansi Royalti Platform Global
Nasional
Penambahan Berbagai Satuan di TNI Diharapkan Bukan untuk Pelemahan Demokrasi
Penambahan Berbagai Satuan di TNI Diharapkan Bukan untuk Pelemahan Demokrasi
Nasional
Lemhanas: Wakil Panglima TNI Posisi yang Sangat Dibutuhkan
Lemhanas: Wakil Panglima TNI Posisi yang Sangat Dibutuhkan
Nasional
Profil Cheryl Darmadi, Putri Surya Darmadi yang Jadi DPO Kasus TPPU PT Duta Palma Group
Profil Cheryl Darmadi, Putri Surya Darmadi yang Jadi DPO Kasus TPPU PT Duta Palma Group
Nasional
Lemhannas Minta Kementerian-Lembaga Sinergi Dukung Kinerja Danantara
Lemhannas Minta Kementerian-Lembaga Sinergi Dukung Kinerja Danantara
Nasional
Prabowo Diminta Modernisasi Doktrin dan Alutsista, Tak Hanya Tambah Satuan TNI
Prabowo Diminta Modernisasi Doktrin dan Alutsista, Tak Hanya Tambah Satuan TNI
Nasional
Vonis Kasus Timah Ditunda karena Adik Hendry Lie, Fandy Lingga Dilarikan ke Rumah Sakit
Vonis Kasus Timah Ditunda karena Adik Hendry Lie, Fandy Lingga Dilarikan ke Rumah Sakit
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau