Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Negara Menolak Kepulangan WNI Teroris Pelintas Batas dan Eks ISIS

Kompas.com - 12/02/2020, 06:18 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Simpang siur nasib 689 WNI teroris pelintas batas dan eks ISIS kini telah berakhir.

Pemerintah dengan tegas menolak memulangkan mereka ke Tanah Air lantaran dikhawatirkan menjadi teroris baru yang membahayakam nyawa 267 juta rakyat Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memastikan bahwa pemerintah tak akan memulangkan WNI terduga eks ISIS ke Indonesia.

"Pemerintah tidak ada rencana memulangkan teroris. Bahkan tidak akan memulangkan FTF (foreign terorist fighter) ke Indonesia," kata Mahfud seusai rapat tertutup bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020).

Baca juga: Imparsial Sarankan Pemerintah Kaji Ulang Keputusan Tak Pulangkan WNI Eks ISIS

Mahfud mengatakan, pemerintah lebih mementingkan keamanan 267 juta penduduk yang berdiam di Tanah Air.

Ia juga mengatakan, berdasarkan data dari Central Inteligence Agency (CIA), terdapat 689 WNI terduga eks ISIS yang tersebar di Turki, Suriah, dan beberapa negara lain.

Namun, pemerintah tetap membuka opsi memulangkan anak-anak dari WNI teroris pelintas batas (foreign terorist fighter) dan terduga eks ISIS ke Indonesia.

Pemerintah memberikan kelonggaran bagi anak-anak mereka yang sama sekali tak tersangkut-paut aksi terorisme orang tuanya.

Baca juga: Keputusan Pemerintah Tak Pulangkan WNI Eks ISIS Diharapkan Tak Jadi Polemik

Saat ditanya bagaimana jika anak-anak yang akan dipulangkan ternyata telah terpapar paham radikalisme dan terorisme, Mahfud menjawab, pemerintah akan mengkajinya lebih dalam.

"Anak-anak di bawah 10 tahun akan dipertimbangkan, tapi case by case. Ya lihat aja apakah ada ortunya atau tidak, yatim piatu (atau tidak)," ujar Mahfud seusai rapat membahas hal tersebut bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020).

Ketika ditanya jumlah anak-anak dari total rombongan para WNI teroris pelintas batas dan terduga eks ISIS, Mahfud mengatakan, pemerintah belum memiliki data secara detail.

Baca juga: Pemerintah Tak Pulangkan WNI Eks ISIS, Komnas HAM Pertanyakan Nasib Anak-anak

Ia menambahkan, pemerintah akan terus menelusuri jumlah terbaru dari WNI teroris pelintas batas dan terduga eks ISIS yang tersebar di Suriah dan beberapa negara lainnya.

"Pemerintah juga akan menghimpun data yang lebih valid tentang jumlah dan identitas tentang orang-orang yang dianggap terlibat bergabung dengan ISIS," ucap Mahfud.

Diminta kaji ulang

Menanggapi keputusan pemerintah tersebut, Wakil Direktur Imparsial Ghufron Mabruri menyarankan pemerintah untuk mengkaji ulang keputusan tidak memulangkan WNI yang diduga teroris lintas batas, terutama mantan anggota ISIS, ke Indonesia.

Halaman:
Komentar
menurut saya keputusan pemerintah menolak kepulangan isis eks wni adalah keputusan terbaik. karna pemerintah ingin melindungi rakyat dan negara indonesia. isis eks wni sudah bersumpah untk negara asing & mengkhianati negara indonesia. jdi lebih baik tidk dipulangkan agar tdk ada resiko besar terjadi


Terkini Lainnya
Ada yang Beda Saat Sidang Pleidoi Hasto, Polisi Sediakan 2 Unit X-Ray di PN Jakpus
Ada yang Beda Saat Sidang Pleidoi Hasto, Polisi Sediakan 2 Unit X-Ray di PN Jakpus
Nasional
LMKN Minta MK Tolak Uji Materi UU Hak Cipta yang Dilayangkan Ariel Dkk
LMKN Minta MK Tolak Uji Materi UU Hak Cipta yang Dilayangkan Ariel Dkk
Nasional
KPK Tahu Lokasi Harun Masiku, Hasto: Kenapa Tidak Ditangkap?
KPK Tahu Lokasi Harun Masiku, Hasto: Kenapa Tidak Ditangkap?
Nasional
Beberkan Rekayasa Hukum, Hasto: Surat Dakwaan dan Tuntutan Harus Batal demi Hukum
Beberkan Rekayasa Hukum, Hasto: Surat Dakwaan dan Tuntutan Harus Batal demi Hukum
Nasional
Lindungi Pemuda Kongo, TNI Bangun Lapangan Bola Standar Internasional
Lindungi Pemuda Kongo, TNI Bangun Lapangan Bola Standar Internasional
Nasional
Hasto: Semua Rencana Suap Dirancang Saeful Bahri, Donny, dan Didukung Harun Masiku
Hasto: Semua Rencana Suap Dirancang Saeful Bahri, Donny, dan Didukung Harun Masiku
Nasional
LMKN Sebut Konflik Penyanyi dan Pencipta Lagu karena Banyak EO Tak Mau Bayar Royalti
LMKN Sebut Konflik Penyanyi dan Pencipta Lagu karena Banyak EO Tak Mau Bayar Royalti
Nasional
Mensos: Jangan Sampai Ada Siswa Titipan Hasil KKN di Sekolah Rakyat
Mensos: Jangan Sampai Ada Siswa Titipan Hasil KKN di Sekolah Rakyat
Nasional
Kejagung Jadwalkan Ulang Pemeriksaan Nadiem Makarim
Kejagung Jadwalkan Ulang Pemeriksaan Nadiem Makarim
Nasional
Ada Panggilan Sayang dari Anak-anak Kongo untuk Prajurit TNI
Ada Panggilan Sayang dari Anak-anak Kongo untuk Prajurit TNI
Nasional
Kemendikdasmen Butuh Rp 183,4 Triliun untuk Gratiskan SD-SMP Seperti Putusan MK
Kemendikdasmen Butuh Rp 183,4 Triliun untuk Gratiskan SD-SMP Seperti Putusan MK
Nasional
Hasto Ungkit Kasus Gamma di Semarang, Sebut Ada Rekayasa Hukum dari Polisi
Hasto Ungkit Kasus Gamma di Semarang, Sebut Ada Rekayasa Hukum dari Polisi
Nasional
Hasto Singgung Rekayasa dan Akrobat Hukum dengan Dihadirkannya Penyidik KPK Jadi Saksi
Hasto Singgung Rekayasa dan Akrobat Hukum dengan Dihadirkannya Penyidik KPK Jadi Saksi
Nasional
Cerita Misi TNI di Kongo: Hubungkan Wilayah Terisolir hingga Gangguan Milisi
Cerita Misi TNI di Kongo: Hubungkan Wilayah Terisolir hingga Gangguan Milisi
Nasional
Zarof Ricar Kembali Jadi Tersangka, Terkait Pengurusan Perkara di PT DKI dan MA
Zarof Ricar Kembali Jadi Tersangka, Terkait Pengurusan Perkara di PT DKI dan MA
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau