Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Ma'ruf Amin Sebut Sekolah Online Tak Optimal

Kompas.com - 08/06/2020, 20:22 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara online selama masa wabah virus corona (Covid-19) tidak optimal.

Sebab, banyak daerah di Indonesia yan tidak dapat melaksanakan pendidikan online karena infrastruktur yang belum memadai.

"Justru di sekolah itu memang pendidikan melalui online tidak maksimal. Banyak daerah tak melakukan pendidikan online, tidak ada mengajar, karena kesulitan komunikasi," kata Ma'ruf dalam konferensi pers melalui telekonferensi, Senin (8/6/2020).

Baca juga: Siapkah Indonesia Membuka Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah?

Akhirnya, banyak sekolah yang tidak melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan justru meliburkan peserta didiknya.

Oleh sebab itu, Wapres Ma'ruf Amin pun menilai, kegiatan belajar mengajar dengan tatap muka tetap harus dilaksanakan meskipun wabah virus corona masih terjadi.

Tapi, bukan berarti seluruh daerah mulai bisa melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka. Usul ini hanya ditujukan untuk sekolah yang berada di zona hijau.

Baca juga: Gaya Pidato Gibran di Hadapan TNI-Polri Peserta Pendidikan Lemhannas

"Daerah yang bisa melaksanakan sekolah itu daerah (yang statusnya) hijau," kata Wapres Ma'ruf Amin.

Pemerintah pun saat ini sedang mempersiapkan protokol kesehatan untuk dilaksanakan di sekolah.

Misalnya harus ada sanitasi cukup, air bersih, bisa diawasi, bahkan jumlah setiap kelas pun tidak boleh diisi kapasitas maksimal.

Baca juga: Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah Bakal Dimulai Juli, PGRI: Jangan Tergesa-gesa

Ia mengatakan, selain dilaksanakan di daerah yang aman, pelaksanaan sekolah di era new normal juga rencananya hanya diperuntukkan bagi SMP dan SMA.

"Ini masih digodok ya. Karena belajar online tidak optimal. Semua daerah kita juga belum hijau padahal yang disepakati yang paling aman untuk dibuka (sekolah) itu daerah hijau saja," ujar Wapres Ma'ruf Amin.

"Kalau yang (status) kuning dan oranye, apalagi merah itu tak dipertimbangkan dibuka," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
KPK Selidiki Dugaan Korupsi di Kemendikbudristek, Terkait Pengadaan Google Cloud
KPK Selidiki Dugaan Korupsi di Kemendikbudristek, Terkait Pengadaan Google Cloud
Nasional
TNI Bangga Kontingen RI Ditempatkan di Barisan Terdepan Bastille Day Perancis
TNI Bangga Kontingen RI Ditempatkan di Barisan Terdepan Bastille Day Perancis
Nasional
Imigrasi Umumkan Tunda Peluncuran Paspor Desain Merah Putih
Imigrasi Umumkan Tunda Peluncuran Paspor Desain Merah Putih
Nasional
Menimbang Ulang Jalan Papua: Antara Otonomi, Aspirasi, dan Rekonsiliasi Keadilan
Menimbang Ulang Jalan Papua: Antara Otonomi, Aspirasi, dan Rekonsiliasi Keadilan
Nasional
Kisah Arista, 5 Tahun Putus Sekolah dan Kini Bangkit Mengejar Mimpi di Sekolah Rakyat
Kisah Arista, 5 Tahun Putus Sekolah dan Kini Bangkit Mengejar Mimpi di Sekolah Rakyat
Nasional
Pemerintah Siapkan Perpres tentang AI
Pemerintah Siapkan Perpres tentang AI
Nasional
Cerita di Balik Aura Farming Pacu Jalur Satgas Patriot II di Bastille Day Perancis
Cerita di Balik Aura Farming Pacu Jalur Satgas Patriot II di Bastille Day Perancis
Nasional
KSAU Marsekal Tonny Uji Jet Tempur Rafale yang Akan Perkuat TNI AU
KSAU Marsekal Tonny Uji Jet Tempur Rafale yang Akan Perkuat TNI AU
Nasional
Hasto Jalani Sidang Duplik, Dihadiri Edy Rahmayadi hingga Oegroseno
Hasto Jalani Sidang Duplik, Dihadiri Edy Rahmayadi hingga Oegroseno
Nasional
Menkomdigi dan Singtel Bahas Kerja Sama Bangun Pusat Data Nasional
Menkomdigi dan Singtel Bahas Kerja Sama Bangun Pusat Data Nasional
Nasional
Hasto: Duplik Ada 48 Halaman, Esensi Pokok Atas Terjadinya Rekayasa Hukum
Hasto: Duplik Ada 48 Halaman, Esensi Pokok Atas Terjadinya Rekayasa Hukum
Nasional
Spesialnya Bobby Kertanegara: Bertemu Pemimpin Dunia hingga Dikawal Polisi
Spesialnya Bobby Kertanegara: Bertemu Pemimpin Dunia hingga Dikawal Polisi
Nasional
Upacara HUT ke-80 RI Bukan di IKN, Anggota DPR: Lebih Hemat
Upacara HUT ke-80 RI Bukan di IKN, Anggota DPR: Lebih Hemat
Nasional
Komdigi Akan Rampungkan Draf Roadmap AI pada Akhir Juli
Komdigi Akan Rampungkan Draf Roadmap AI pada Akhir Juli
Nasional
Satgas Patriot II Kembali dari Perancis, Panglima TNI Ucapkan Terima Kasih
Satgas Patriot II Kembali dari Perancis, Panglima TNI Ucapkan Terima Kasih
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kelompok Druze di Dataran Tinggi Golan Ingin Bersatu dengan Keluarganya di Suriah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau